Bagian 4

466K 3.8K 30
                                    

''Apa-apaan kamu ini! rupanya kamu membohongi ku dengan berpura-pura sakit!."

"Maaf hanya itu yang bisa aku lakukan agar mendapatkan hasrat darimu."

"Chii wanita macam apa kamu ini, tidak tau malu! di mana harga dirimu sebagai wanita ha!?''

"Aku tau itu, aku memang wanita yang berasal dari kalangan rendahan, tapi aku mohon bisakah kamu puaskan aku sekarang." Tara merasa seperti sedang meminum obat peransang padahal ia tidak pernah meminum obat itu sama sekali. entah kenapa ia begitu merasa tergila-gila dengan ketampanan yang Kheno miliki.

Kheno tidak memperdulikan Tara yang memintanya untuk mempuaskan nafsunya, bagaimapun juga ia pria sejati dan tidak akan pernah bermain dengan wanita rendahan. Kheno beranjak ingin pulang, tapi sebelum ia menggapai knop pintu ternyata Tara lebih dulu berada di depan pintu.

Tara berdiri di depan pintu sembari membuka seluru bajunya, dan pada akhirnya ia neked tanpai sehelai benang pun. Kheno meremas kepalanya ketika melihat gadis itu neked tanpa sehelai benang pun. berkali-kali ia mengumpat kasar.

"Dasar wanita rendahan!!..tidak mempunyai malu,.!!"

Tidak cara lain hanya itu yang bisa Tara lakukan, dia tidak pernah menggoda pria lain dengan cara seperti ini. ia tau ini sungguh memalukan.

"Dokter aku rela memberikan mahkota ku ini kepadamu, asal kamu puaskan aku. dan setelah itu aku berjanji aku tidak akan pernah menganggu mu lagi."

"Wanita gila!"

Sebenarnya saat melihat tubuh neked itu tidak tau kenapa sepertinya sisi kejantanannya beraksih. Tara mengetahui hal itu perlahan memajukan langkahnya.

''Dokter aku tau kamu menginginkan hal ini, percayalah padaku aku berjanji tidak akan pernah lagi muncul ke dalam kehidupanmu.''

Sekuat tenaga Kheno berusaha agar tidak tergoda namun pertahanannya roboh, wangi tubuh gadis itu seakan menambah suasana malam yang dingin ini, wangi tubuhnya bahkan sangat nyaman untuk di hirup, terlebih gadis ini sudah merangkulkan kedua tangannya di leher jenjangnya. apalagi kini sebuah benda kenyal yang begitu Manis telah menempel sempurnah di bibir tipisnya.

Tanpa sadar Kheno membalas lumatan itu seperti menuntut. dan terjadilah pada malam ini juga Tara berhasil memberikan hal yang paling berharga dalam hidupnya kepada seorang pria yang baru beberapa hari di kenalnya.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Pagi ini Sekujur tubuh Tara serasa sakit dan ia juga merasakan nyeri pada bagian itu. ia mengingat betul bagaimana adegan panasnya di mulai bersama dokter kheno. Lagi-lagi ia berpikir bahwa dia telah menang dari rencananya yang kini telah berhasil. Ia melihat kesamping ranjangnya berharap dokter kheno masih berada di kamar nya. Tapi ia lupa bahwa dokter kheno langsung pergi begitu saja tanpa membangunkan nya yang sedang tertidur. Tara tersenyum kikuk membayangkan hal itu.
*
*
*
*
*
"Selamat pagi darling ".sapa Tara sambil mengecup wajah Clarisa yang sedang sibuk menyalin berkas.

Clarisa mendengus kesal, Lalu menghapus bekas kecupan dari tara.
''apa yang kamu lakukan,  kamu tau kan hanya James lah yang boleh mengecup wajah ku''

Tara terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu. Kemudian Tara duduk di samping Clarisa sambil mengibas kan rambut ke belakang dan memperlihatkan lehernya itu.

''wauuu tanda biru kehitaman''.seruh Clarisa pada Tara.

"Aku semalam habis bercinta dengan dokter itu dan dia lah yang menaru bekas kepemilikannya di leher ku, kamu juga tau aku berhasil menyerah kan mahkota ku untuknya"

"Astaga Tara apa kamu berkata benar, sungguh aku tidak percaya ini, dokter itu berhasil mengambil mahkotamu,''

"Tentu saja kamu percaya kan dengan omongan ku, aku tidak pernah bohong dalam berkata"

"bagaimana kamu bisa bermain dengannya? lalu apa kamu jadi memberikan makanan kepadanya?''

"Aku tidak berhasil pada hari itu makanan yang aku bawa untuk dokter Kheno hancur Karena aku sempat menolong ibu-ibu yang ingin tertabrak mobil. Tapi beruntungnya aku ternyata ibu itu adalah ibunya Kheno, maka dari situ aku mulai bermain dengannya''

"itu namanya keberuntungan mu, Lalu bagaimana seterusnya apa kamu masih ingin bermain dengan dia lagi"?

''Tidak sepertinya cukup sekali saja. Aku sudah berjanji tidak akan pernah mengusik hidupnya setelah aku memintanya untuk mengambil mahkotaku,''

"kamu sempat mengucapkan janji seperti itu! Oh tuhan kenapa kamu begitu bodoh Tara''

''Aku tidak bisa melakukan hal itu lagi Ris, karena aku telah terpikat janji''

"Kamu sudah memberikan mahkota mu begitu saja tanpa memikirkan kehidupan mu. huuh enak di dia tapi tidak enak di kamu."

''Yah terus aku harus bagaimana."

"siang ini pergi lah kerumah sakit dan temuin dia dengan membawa makan siang untuknya aku yakin dia tidak akan menolak''

''Tapi bagaimana aku bisa melakukan nya di saat jam kerja''

"Kan ada aku, aku bisa mengatur semuanya yang terpenting kamu temui saja dulu dia."

"hmm ok, aku mengerti."

Sentuh Aku DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang