Bagian 5

263K 3.8K 41
                                    


Mobil sport warna merah memarkir tepat di halaman rumah sakit lalu keluarnya seorang gadis cantik berpakaian sexy . Gadis itu segera turun lalu memeluk erat seseorang yang telah lama ia rindukan.

Pria itu berdiri tepat di depan rumah sakit pria itu tersenyum bahagia sambil membalas pelukan sang gadis.

''aku merindukan mu sayang".ucap sang gadis begitu senang.

''aku juga sangat merindukan mu sayang" jawab Kheno bahagia.

"Bagaimana keadaan mu sayang apa kamu tidak merindukan aku saat di amerika?''

''jelas aku sangat merindukan mu, menetap lah di sini dan menikah dengan ku serta memiliki seorang anak" pinta kheno.

''kenapa kamu membicarakan hal ini di tempat ini''

''Kenapa tidak boleh. Bukan kah rumah sakit ini milik ku, hahaha baiklah ayo kita masuk kedalam''ajak kheno.

yah benar dia adalah dokter kheno dan yang saat ini sedang memeluk pacarnya. dia adalah Putri pacarnya yang telah 2 tahun saat menetap di amerika.

Seorang gadis tenga berdiri tidak jauh dari halaman rumah sakit tersebut. Dengan posisi tangan yang masih memegang toples kaca berisi coklat.

Ia menatap tak percaya dengan kejadian yang ada di depannya.
Ternyata dokter kheno telah memiliki pacar yang lebih cantik darinya ia juga kembali berpikir.

''ternyata dia telah memiliki pacar, tapi kenapa ia tidak bilang ke pada ku tentang hal itu. Aku benar-benar bodoh terlalu terobsesi dengan ketampanannya sehingga aku rela memberikan mahkota ku untuknya "

Ada suatu hal yang terpenting dalam hidup Tara. Gadis itu paling tidak suka mengganggu hubungan dengan seseorang pria yang tenga memiliki pacar. Tapi bagaimana ia kini telah melanggar aturannya sendiri. entah sampai kapan ada aturan seperti itu dalam kehidupannya.

''baiklah mungkin ini adalah karma untuk ku. Aku tidak dapat menyesalinya karena nasi telah menjadi bubur''

Tapi anehnya ada perasaan sakit saat dirinya melihat kheno memeluk gadis itu. Entah perasaan apa itu. gadis itu tak perlu memikirkan nya lagi dan lebih memilih meniggalkan rumah sakit itu sambil menundukan kepalanya.

Sebuah mobil tanpa sengaja hampir menabrak Tara karena jalan sambil menunduk. Tara pun terjatuh demi menghidar yang membuat sikutnya terluka sedikit. Coklat yang Tara bawa pun kini pecah yang membuat coklat nya berhamburan.

''coklat ku''

Pemilik mobil itu pun keluar dan langsung membantu Tara untuk berdiri.

"Maaf mba saya tidak sengaja.
Apa mba baik-baik saja?" Ucap pemuda bersetalan seperti dokter itu sopan ke pada Tara mari saya bantu berdiri.

Tara kemudian cepat menolak.
"aku baik-baik saja"

''Tapi seperti nya sikumu berdarah. Itu harus segera di obati sebelum terinfeksi''

''Terimakasih aku bisa mengobati luka ini sendiri"

"jangan menolak kamu tidak perlu bayar, karena saya adalah seorang dokter di rumah sakit ini. Jadi tidak perlu khawatir."

Jika masuk kesana berarti aku akan bertemu kheno.. Hmm tapi sudahlah lagi pula aku akan melupakannya dan anggap saja hal itu menjadi sebuah pembelajaran untuk ku. Selain tampan dokter ini juga baik. Sebaiknya aku jangan tolak keinginannya.

Kini Tara telah berada di ruangan milik dokter yang sudah di ketahui nama nya lewat bag nama nya. Dr. Irvan.

''Siapa nama mu?" tanya dokter irvan kepada Tara.

"Hmm nama ku Tara Viola tapi Dokter bisa memanggilku Tara saja."

''Nama yang cantik, seperti orang nya''.

Tara tersenyum simpul. Bukan berarti Tara akan kegeeran ketika di puji cantik. Tara membalas
''kamu juga terlihat cantik dokter "

Dokter Irvan terkekeh. Mungkin dia berpikir Tara akan mengucap kan terimakasih tetapi untuk gadis ini tidak.

''hey aku tidak cantik tapi aku tampan. "

Seseorang masuk begitu saja ke ruangan dokter irvan dia adalah kheno, melihat keberadaan dokter kheno yang semakin dekat dengan nya membuat Tara sedikit terusik lalu ia menutupi wajahnya menggunakan rambut.

"Hey Van, Kenapa baru masuk di jam segini?"

"Seharus nya kamu ketuk pintu dulu sebelum masuk''.

"Haha kenapa tidak boleh bukankah hal ini telah biasa aku lakukan, Oh rupanya kamu sedang mengobati pasien,"

Tunggu kheno nampak tidak asing dengan seorang gadis yang saat ini sibuk menutupi bagian wajahnya dengan rambut dan tangannya.

"sudah selesai. Tara... Taraa''

Tara serentak ketika tangan Irvan memegang pundaknya. Hingga ia begitu kaget pada akhirnya matanya dan mata Kheno bertemu.

"Ada apa dengan mu, kenapa kamu menutupi wajah mu?" Tanya dokter Irvan namun tidak di hiraukan Tara.

Anehnya lagi jantung Tara kini berdetak tak karuan di saat melihat kheno.

Untuk menghindari ini akhirnya Tara memutuskan untuk segera pergi.

''Teterimakasih dok aku, kalau gitu aku pamit pulang dulu''

Tara melewati kheno lalu berlari cepat menuju luar rumah sakit.

"Kenapa ia buru-buru pergi'' Ucap irvan bingung.

*Kheno pov*

Aku sudah menduga bahwa dia adalah Tara, tapi kenapa ia begitu takut dan seakan-akan menghindari ku. sedangkan aku biasa saja saat melihatnya.

*Kheno pov end*

Sentuh Aku DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang