e l e v e n ㅡ them and us

101 27 0
                                    

yuna kini berada di depan ruangan dohyon sambil sesekali mengintip kedalam. sejak 4 hari koma, dohyon baru sadar kemarin subuh. yuna berencana ingin melihat keadaan dohyon siang ini tapi ternyata rencana nya bersamaan dengan teman teman dohyon yang sekarang juga sedang berada di dalam ruangan dohyon. maka dari itu yuna saat ini hanya bisa melihat dohyon dari luar.

yuna malu kalo harus masuk sekarang dan muncul di depan banyak teman dohyon. padahal yuna ingin sekali bertemu dengan dohyon.

sampai hangyul datang dan melihat yuna yang hanya berdiri di depan ruangan dohyon. hangyul sebenernya gapernah ngobrol juga sama yuna, dia cuma tau yuna dari cerita dohyon doang. kemudian hangyul menghampiri yuna.






"umm, hai? yuna ya?", sapa hangyul. yuna sedikit terkejut dan mundur satu langkah kebelakang.

"oh... i-iya! kak hangyul?"

"ahahah iya. kenapa diluar aja? ngga masuk?", tanya hangyul.

"ngga apa apa kak... hehehe", jawab yuna sambil menundukka kepalanya. kemudian hangyul mengintip ruangan dohyon yang ternyata memang sedang penuh dengan teman teman kelas dohyon. ada mungkin sekitar 7 sampai 10 orang.

ah, hangyul ngerti kenapa yuna gamau masuk. mungkin yuna takut ngerasa canggung sama temen temen nya dohyon.

"ayo masuk bareng aku, yuna", ajak hangyul pada yuna. hangyul sudah memegang kenop pintu kamar dohyon sekarang sambil menatap ke arah yuna.

yuna ragu, namun pada akhirnya ia menganggukan kepalanya setuju dan tersenyum pada hangyul. hangyul pun membuka pintu kamar dohyon.

"permisiii", kata hangyul. otomatis teman teman dohyon langsung menengok ke arah sumber suara, tidak terkecuali dohyon tentunya. tapi pas liat yang buka pintu hangyul, ekspresi dohyon tetep datar. temen temen nya dohyon sih langsung sibuk nyapa hangyul.





terus yuna muncul dari belakang punggung hangyul sambil nyeret infusannya. disitu dohyon baru senyum excited kaya seneng banget.

"oh iya, ini yuna temennya dohyon juga. tega lo dek, yuna dari tadi nungguin diluar tau", kata hangyul ke dohyon dan temen temennya.

"hah? iya?", dohyon mengonfirmasi perkataan hangyul barusan ke yuna. yuna bingung harus menjawab seperti apa.

"iya... tapi gapapa kok! hehehe", ujar yuna riang.

"padahal masuk aja tau", kata dohyon.



"temen lo do?", tanya wonyoung. iya, wonyoung juga kebetulan ikut menjenguk dohyon.

"iya", jawab dohyon.

"anak mana?", tanya temen cewe dohyon yang lain, nerusin pertanyaan dari wonyoung. dohyon mengalihkan pandangan ke yuna pas temen nya ngomong gitu. sementara yuna menunduk malu. hangyul juga sadar keadaan menjadi sedikit awkward sekarang setelah teman dohyon bertanya seperti itu.

"ehm, nih abang bawain cemilan buat dohyon sama temen temen", hangyul memberikan kresek besar yang daritadi ia bawa dengan isian makanan ringan. emang sengaja beli buat ngemil dohyon.

"tumbenan bang", kata dohyon. hangyul menjawab perkataan dohyon barusan hanya dengan seulas senyuman tulus yang dohyon sadari.

sebelumnya hangyul gapernah kaya gitu, seinget dohyon. hangyul pamit mau keluar dulu katanya. padahal sama aja dia juga gabisa langsung akrab gitu aja sama temen temennya dohyon.

"eh yuna sini duduk bareng!", ajak temen temen cewe dohyon. yuna mengangguk sopan sebelum akhirnya menghampiri mereka dan duduk bersama di sofa yang cukup panjang. temen temen cowo dohyon pada ngalah duduk di lantai atau ada yang milih berdiri juga.

atau duduk di kasur dohyon.

yuna pun ikut nimbrung ngobrol sama temen temen nya dohyon sekarang. yuna senang melihat dohyon yang dikelilingi teman temannya saat ini. sebuah keadaan yang gamungkin yuna alamin, tapi dengan ngeliat dohyon kaya gini rasanya udah cukup.






"yuna, kok bisa kenal dohyon sih?", tanya salah satu temen cowo dohyon.

"iya kenal dimana? cerita dong ceritaaa. dohyon mana ada pernah cerita", sekarang temen cewe dohyon yang disebelah yuna yang bicara.

"aku baru kenal dohyon beberapa bulan yang lalu disini kok...", jawab yuna.

baik dohyon maupun yuna sama sama merasa kalau cerita perkenalan mereka bukanlah suatu cerita yang indah untuk diceritakan. yuna dan dohyon tau fakta bahwa mereka dipertemukan karena sama sama mengidap suatu penyakit kronis. ironi yang ada.

"kepo lu semua", kata dohyon sambil berpura pura memusatkan perhatian nya pada console game yang sedang ia pegang.

"yeeeee nyebelin banget sih lu!", temen cowo dohyon yang tadi duduk dikasur langsung ngerebut console game dohyon. dohyon mendengus.

"bukan urusan kalian kalian lah gue mau kenal yuna gimana juga", dohyon agak terbawa emosi dan semua orang disitu cukup kaget. mereka gatau dan gangerti kenapa bisa dohyon se tersinggung itu.

dan suasana jadi semakin canggung. dohyon juga ngerasa bersalah, ga maksud ida bikin suasana kayak gini.





satu persatu temen temen dohyon mulai pulang, sampe tersisa yuna sendirian disana.

"dohyon kondisi nya sekarang udah enakan?", tanya yuna. dohyon ga berani liat yuna karena dia malu gara gara kejadian tadi.

"kaya biasa aja sih"

"oooh, okay", yuna menganggukan kepalanya.

"eh yuna-"

"ya?"

"maaf ya soal tadi, maaf kalo kamu tersinggung sama temen temen aku barusan, sama maaf juga aku kebawa emosi", ujar dohyon.

"soal yang temen kamu tanya aku anak mana?", tanya yuna, dohyon mengangguk.

"sama yang gimana kita bisa kenal", tambah dohyon.

"ngga apa apa kok, ga masalah", jawab yuna sambil tersenyum. dohyon pun membalas senyuman yuna.



it is an unfortunate fate being this sick, but somehow i found a gift between this miserable life i've been living. 

and that gift is you.

---

heuheu nulis apa akuㅠㅠ

reminiscence ─ ndh; syn✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang