Favorite Notification

49 6 0
                                    

Jam menunjukkan hampir pukul dua dini hari ketika gue beres memarkirkan motor gue di garasi dan masuk ke dalam rumah. Hari udah cukup larut buat sebagian orang, tapi masih belum bisa disebut larut buat penghuni rumah ini. Gue masih harus mandi, lalu nulis satu sampai dua paragraf sebelum tidur, sedangkan kakak gue Juli, masih di depan laptop juga jam segini.

Oh iya, kalian belum pernah ketemu Juli ya? dia kakak perempuan gue, one and only. Kita Cuma beda dua tahun by the way. Gue dan Juli tinggal terpisah dari nyokap dan bokap, nggak jauh jauh amat sih, Cuma bogor-jakarta selatan, tapi traffic yang nggak menentu tiap harinya membuat gue lebih memilih buat numpang aja dirumah kakak gue ini. Sebenernya gue sempet memilih buat tinggal di Apartemen karena gue juga sudah berpenghasilan jadi rada malu kalo harus numpang mulu. Tapi penghasilan gue belum stabil, maka atas petuah dan tawaran dari Juli, gue balik lagi kerumah ini, rumah yang sudah sah jadi milik Juli semenjak 2 tahun yang lalu, ya, dua tahun lalu usia Juli sama dengan usia gue yang sekarang, tapi dia udah berhasil deal dengan tuan tanah dan megang kunci mobil serta rumah sendiri. Sedangkan gue? Baru mampu nglunasin cicilan motor. Kakak gue yang satu ini emang hard worker banget. Pekerjaan utama dia adalah Amdal, gue ngga ngerti deh ya tuh kerjanya apa yang jelas dia Sarjana Biologi. Sejak kuliah semester awal, dia udah buka online shop kecil kecilan yang sekarang tentunya nggak kecil lagi. di semester ke 4 atau 5, dia buka usaha Coffee shop sama dua orang temennya, dan sekarang total dia punya 3 pekerjaan. Ya walaupun punya karyawan buat online shop dan coffee shop, dia masih suka checking sebelum tidur. so thats what she doing right now.

Beres mandi, gue menuang dua gelas susu yang kemudian gue bawa ke meja makan, ketempat dimana kakak gue lagi pacaran sama laptopnya.

"Udah makan belum?" tanya Juli ketika gue baru aja meletakan pantat di kursi dan bersiap membuka laptop.

"Udah tadi, dikasih makan sama mamanya Wira, lo?"

"Udah, tadi gue pulang kerumah sebentar"

rumah

Bola mata gue beralih dari yang semula fokus ke layar laptop jadi menatap objek di depan gue yang fokus dengan layar terang di hadapannya.

"Tumben pulang?" kata gue.

"Tadi gue ada survei lokasi di bogor, sekalian aja mampir. lo balik sana, udah berapa bulan nggak nengokin rumah?" katanya sambil meneguk susu dari gelasnya.

Kalo diinget inget lagi, gue terakhir pulang emang waktu natal sih, pas banget nggak ada manggung tanggal itu, jadinya gue dan Juli memutuskan buat pulang kerumah, sekarang udah Februari, lama juga ya.

"Males, tar ditanyain kapan kawin" jawab gue asal. Walaupun sebenernya nggak sih, pertama nyokap dan bokap gue bukan tipe yang mendesak anaknya untuk segera menikah, apalagi papa bukan orang Indo, mindsetnya beda sama orang tua pribumi kebanyakan. Kedua, Juli aja belum nikah? Mana mungkin mereka nyuruh gue nglangkahin Juli.

Cuma beberapa menit kita fokus sama kegiatan masing masing ketika Juli malah menutup laptopnya dan menatap serius ke arah gue. Dia terus natap gue untuk beberapa waktu sampai fokus gue jadi buyar dan akhirnya gue putuskan untuk nanya.

"Kenapa?"

"Jef, menurut lo aneh nggak sih ngliat gue belum punya pacar? Menurut lo kenapa gue belum punya pacar?"

Kan, bener kan.

"Siapa yang nanya ke lo?"

"nggak ada"

"Jul" gue tahu kakak gue bukan tipe orang yang mikirin hal kaya gini banget, kecuali kalo ada yang menyinggung dia dengan kalimat kapan nikah? baru dia akan terdistraksi dengan kesendiriannya.

About 2:00 AMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang