"Hah? Buat nebus es krim doang dia mau colab sama lo yang prepare nya sampe dua minggu itu?"
Gue menyesap ocean blue gue sebelum mengangguk yakin.
Longue bar, di sebuah rooftop ibu kota, gue dan Titan.
No alcohol. No Brian.
We are here karena Titan bilang smoke beefnya enak banget dan kebetulan kita udah janjian mau makan malam bareng, sedangkan Brian, karena cowo itu harus jaga caffe, did i tell you? Brian dan temennya punya coffe shop yang udah mereka rintis dari semester 3 kuliah. Ya, he fucking did that. Brian did that.
"sebenernya, gue kan juga colab di channel dia, jadi semacam.. impas?" imbuh gue supaya bola mata Titan yang mendelik itu bisa agak dikondisikan.
But, still
"yaudah si, lagian prepare nya udah kelar, kita tinggal rekaman"
Titan meraih pisau di deket piringnya lalu memotong lembut daging sapi yang tinggal separuh itu tanpa banyak usaha. "ngrepotin orang tau nggak sih lo"
"dih? Dianya aja nggak papa" kata gue sewot. "Lagian tan, lo nya aja sibuk terus, mana berani gue ganggu"
"Ya kan gue lagi ujian jef minggu kemarennn" katanya, ngasih penekanan berlebih di akhir kalimat "Couldnt you wait for that?"
"gapapa lah tan, viewers gue juga bosen kalo liatnya lo mulu lo mulu" bola mata perempuan di depan gue ini memutar beberapa saat sebelum akhirnya dia melahap daging sapi yang udah dia potong tadi.
"Demen ya lo sama dia? Ati ati Jef, udah ada pawangnya"
Gue mengaduk minuman gue menggunakan sedotan lalu berdecih singkat "ch, nggak lah, gila kali lo. We are just.. friend. You know, like you and I. You and Brian"
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Titan nggak merespon, gue menoleh ketika menemukan dia Cuma memandang kosong ke arah gue. Lah? Kesambet ni anak?
"Hello?? Anybody home..?" kata gue sembari mengayunkan telapak tangan gue kedepan muka dia. "Back on earth"
"Eh... sori sori"
"You okay?"
"ya.. ya obiosuly, just... friend.. right?"
"Kenapa deh? Ya kan gue bener, we are just friend, like you and i, you and brian.. wait. Iya kan bener kaya lo sama Brian? Atau.. jangan jangan lo sama brian bukan temen?HELL NAH! Kalian saling demen ya?!" tebak gue bersemangat, kurang dari 5 detik, tebakan gue langsung dibalas gelagak tawa oleh Titan. bikin gue mendadak jadi bingung kaya bintang tamu belum di briefing.
"Gue? Brian?? HAHAHAHHAHA. Gila kali ya lo? Enggak lah. Ya, you right, we are just friend too. Like you and Ghea"
Nggak lama, hp Titan yang ditaruh diatas meja menyala. Memunculkan satu pop up notif line dari Brian yang secara otomatis membuat kami berdua menoleh dan membaca notif itu.
Brian Brisik
Pulang sama siapa? Kalo sampe malem bgt tar gue nyusul sekalian pulang sama gue
"just friend... right? Titan?" Titan yang semua lagi memandangi hp nya langsung beralih demi untuk menatap cengiran gue yang gue bikin sengeselin mungkin.
"He just... care, gausah berlebihan deh?? Bukannya kita bertiga udah begini dari dulu? Arent you would do that too"
Gue menggeleng pelan dengan senyuman yang nggak kunjung pudar "kalo lo perginya sama Brian ya gue nggak akan nanya nanti pulang sama siapa. Karena gue percaya Brian bakal nganter lo pulang. Lah ini? Jelas brian tau lo pergi sama gue, of course lo bakal pulang sama gue, so what the hack was that?" asik tau godain mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
About 2:00 AM
أدب الهواةbut the truth is, no one can describe 'love'. you, creat your own definition