OY 09

3.4K 326 67
                                    

          Carel berada tak jauh dari posisi Syden, meski tak ikut membantu tapi Carel memutuskan duduk dikursi meja makan mengawasinya,

Dia memainkan ponsel dengan mata tetap awas, takut takut Syden terpeleset atau apapun, saat dia memasak didapur tanpa bantuan Amah.

'Ahhh'

Syd tak sengaja mengiris jari telunjuk nya, dia refleks memasukannya kedalam mulut, guna menghindari pendarahan, namun Carel datang tergesa, dia tarik jari itu dari dalam mulut Syd, kemudian dimasukan kedalam mulut nya.

"Lu telen ?" Tanya Syd.

Carel tak menjawab, dia bawa Syden kearah wastafel untuk mencuci lukanya, karna darah terus mengalir dari sana, Carel berganti menghisap nya kembali, sampe pendarahan benar benar berhenti.

"Jangan ceroboh coba,--"

"Sini, duduk."

Syd menelan ludah kasar, dari nada bicaranya, dia bisa menebak kalau Carel sedikit marah. "Gak sengaja, lagian cuma keiris dikit,"

"Sekecil apapun luka, kalau infeksi bahaya."

Carel ambil kotak p3k, pelan pelan dia bersihkan luka menganga dijari kecil Syd, memberinya setetes betadine, lalu terakhir membungkusnya dengan kassa steril.

"Lu sadar gak ? kalau lu dapet luka, gue juga. Ngerti ?"

"Iya maaf, nanti gue lebih hati hati."

"Jangan nanti nanti terus, udah dibilang gak usah masak, ada bi Amah."

"Baru kali ini gue masak, gue kan mau bikin masakan buat lu."

Carel pandangi lama wajah Syden, dia menggaruk halisnya jengah. "Dulu waktu digroup kan, lu sering masakin gue.--"

"Gak papa kalau lu mau masak, tapi jangan ngeyel gak mau dibantuin.--"

"Emm.."

"Awas lu diem diem masak sendiri, gue ngambek." Kata Carel merajuk.

Syden diam, takut salah bicara. "Masih inget gak apa kata gue."

"Luka bagi gue, adalah saat lu terluka.." Jawab Syd,

Pertengahan pernikahan mereka taun lalu, Carel pernah menangis tersedu, saat Syd jatuh dari atas motor karna nekad pergi ke minimarket sendirian mengunakan vesva miliknya, Syden inget betul, hari itu, 1 hari sebelum Carel ulang taun, dia dengan penuh semangat ingin memberkan kejutan. tiba tiba harus mengabari Carel, jika dia ada diklinik, tidak ada luka serius, hanya goresan kecil dilengan, cuma karna saat itu pula Syd lagi hamil, kemarahan Carel berkali kali lipat lebih meledak, saking tak bisa terkontrolnya emosi dia, seorang perawat harus turun tangan menenangkan Carel, yang dipisahkan diruang berbeda, disana dia terisak pilu.

Syden datang meminta maaf, bayi nya masih selamat, jadi Carel tak perlu khawatir,

Namun apa kalian tau, Carel nyaris menyelakai dirinya sendiri, dengan menabrakan motornya, agar dia punya luka yang sama dengan Syd, beruntung, kejadian itu bisa digagal kan.

Bayangan mengerikan itu slalu menakutkan, bahkan tadi, Syd siap siaga, jika Carel berniat mengiris jarinya.

"Jangan ada luka yang lainnya."

"Udah minta maaf ihh, stop liatin gue pake tatapan itu, serem tau."

Carel hela nafas panjang, dia geser kursinya lebih dekat, menggenggam jemari manis pria kecilnya. "Lu bisa nilai sesayang apa gue sama lu ?"

"Lu suruh gue pindahin monas ke bali, gue jabanin.--"

"Ya udah pindahin sana."

"Lah malah nantangin."

Only You | ChansooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang