OY 04

3.5K 335 65
                                    

Yaka berjalan keluar ruang latihan, perasaan mendadak tak enak semenjak Syd menelepon, dan dia baru tau kalau Carel pergi bersama Bima.

Mencurigakan, pikirnya sarkas.

Baru saja menuruni tangga, Yaka melihat Bima berjalan berlawanan arah.

"Bim, lu dari mana ?" Tanya Yaka terdengar jutek, kehadirannya refleks menghentikan langkah Bima, namun dia memilih melongos, lantas pergi dengan bahu terangkat acuh.

Yaka berdecak menatap Bima, ketika dia berbalik lagi, matanya bertemu dengan Carel.

Berjalan santai meski wajah berantakan, memasukan kedua tangan ke dalam saku celana. Yaka menahan tangannya.

"Lu dari mana Bang ?"

Carel mendongak bingung, perasaan dia udah ngirim pesan kalau bakalan telat, ini Yaka masang wajah masam karna dia telat atau apa ?

"Sorry." Kata Carel mengabaikan.

"Bisa diem dulu gak bang." Badannya ditahan lagi, memaksa Carel berhenti dipijakan tangga yang sama.

"Syd nelpon gue tadi."

Mata Carel membulat begitu Syd disebut, maniknya mengintimidasi, melontarkan segala pertanyaan dibalik rasa khawatir.

"Syd ?"

"Ngapain ?"

"Dia nanyain lu. Katanya lu gak angkat telpon."

Sepasang alisnya mengerut, dia meraba semua saku dibajunya, dan menyadari benda pipih itu tidak ada padanya. "Ketinggalan dimobil kayanya."

Kegugupan Carel tak lepas dari pengawasan Yaka, menangkap bahwa ada sesuatu yang baru terjadi. "Ponselnya lu matiin."

"Kaga, tapi kalau mati sendiri karna kehabisan baterai, bisa jadi."

Yaka mengangguk paham. "Lu coba hubungi balik deh, atau mending cek dulu kerumah. Gue khawatir."

Saran itu disetujui Carel, dia bergegas putar arah. "Lu bisa bilangin Satria kan."

"Iye gampang, pergi aja dulu."

"Makasih Ka."

•••••

Sepasang sepatu Nike Carel berlari menelusuri lorong rumah sakit bersama ketakutannya, dia tampak tergesa menanyakan dimana ruang rawat Syd, melupakan dirinya sebagai seorang idol kala membentak staf yang dia anggap lamban dalam memberikan informasi, padahal tau hal itu penting baginya.

Saking tak sabarnya, dia beberapa kali menabrak orang.

Waktu pertama kali membaca pesan singkat Syd, tanpa pikir panjang Carel mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, mengecek panggilan masuk, dan bukan hanya Syd yang mencoba menghubunginya, tapi Adin juga.

Tangan beruratnya sampai didaun pintu, namun saat Adin menghampirinya dari ujung lorong, Carel mau tidak mau mengurungkan niat, membaca kode dari Adin agar dia lebih dulu mengikutinya.

Adin melemparkan tatapan tajam, keduanya sudah berada didalam ruangan pribadi, meski gestur tubuhnya terlihat tak tenang, Carel tetap mendengarkan segala petuah yang Adin katakan.

"Tau gak lu, perasaan gue waktu Syd dateng sendiri." Adin berdiri dibalik meja, tak sedikitpun melepaskan Carel dari amarahnya.

"Maaf bang " Hanya itu yang bisa Carel ucapkan.

Only You | ChansooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang