OY 05

3.3K 340 46
                                    

            Syden selonjorkan kaki diujung tangga, sementara Carel duduk bersila didepan, menghabiskan waktu memijat sepasang kaki Syden setelah dia mengeluh cape.

Untungnya, selain luas tangga yang  lebar, tak banyak orang yang melintas juga, jadi mereka bisa beristirahat lebih lama disitu, walau tetap ada beberapa orang yang mencuri kesempatan memperhatikan.

Bagi Carel itu hal wajar, toh keduanya lagi ada dipusat perbelanjaan.

Tawa renyah Syd mengalun, Carel iseng mengerjainya dengan gelitikan kuat dibawah telapak kaki, keharmonisan yang juga disaksikan orang orang yang tak sengaja lewat, ada yang diam diam mengembang senyum memuji, ada juga yang menatap jutek tidak suka. Dalam hidup, akan slalu ada 2 hal berbeda, maka tak salah sebagai manusia, kita membiasakan diri menerima keduanya.

"Sadar gak lu, banyak yang ngeliatin ?"

"Pura pra gak liat aja. lagian namanya artis terkenal pasti diperhatiin lah." Jawab Carel mengangkat alis, pandangan matanya hanya tertuju pada orang didepannya, dibanding mengikuti kemana arah Syden menelusuri keramaian.

"Lu risih ? mau cari tempat lain gak ?"

"Gak usah, bentar lagi juga pergi. gue cuma belum biasa."

"Padahal dulu paling banyak dapet perhatian."

"Gue vakum hampir 2 taun, udah gitu dulu kan gue sendiri, eh sekarang muncul muncul bersuami, bunting lagi."

Carel terkekeh, dia mencondongkan badan kedepan, mencapai perut Syd dan mengelus singkat. "Ntar mah kita jalan bertiga ye, gak berdua lagi."

"Kayanya tetep berdua, gue sama si bocil. Lu bakalan sering sibuk manggung."

"Lu tuh jelek mulu pikirannya, dikira gue bukan suami siaga gitu."

"Bercanda." Dibanding dia, semenjak kehamilannya, Carel lebih sering mengalami perubahan mood, karakter dia yang udah manja karna anak bungsu, ditambah dikasih istri macem Syd yang tiap Carel bertingkah kaya anak kecil, dia tanggapin, jadi si bayi boros ini makin leluasa nunjukin sifat kekanakannya.

Rambut berponi Carel dia acak, agak memalukan bujuk dia ditempat rame, gak kebayang udah lahiran nanti, momong 2 bayi jadinya.

"Ice cream nya dimakan sekarang aja, keburu cair."

1 cup ice cream dikeluarkan dari dalam tas belanja, Carel membuka penutupnya, warna biru keunguan dari buah blueberry dicampur warna putih vanilla, sangat menggiurkan, ditambah udara didalam mall semakin terasa panas, tenggorokan kering menuntun Syden ingin segera mencicipi.

"Mau." Jawab Syden antusias, tangan kanannya ribut ingin mengambil alih, tapi Carel tidak membiarkan Syden menyentuh.

"Gue suapin."

"Ah elah, malu. Banyak orang, gue aja."

"Malu mah tukang bangunan, alesan lu. bilang aja, biar lu biasa kuasain ini ice cream kan."

"Ya tuhan, sama istri aja lu mikir gitu.----" Syd awalnya masang wajah kesal, tapi kemudian cengiran khasnya muncul tak berselang lama, "Tapi iya sih." Susulnya, membenarkan terkaan Carel.

"Cihh, sipaling gak mau tertuduh, nyatanya serakah."

Tenang, hidup bersama lumayan lama, membuat keduanya terlampau paham sifat masing masing, termasuk sebuah aib atau kekurangan yang baru mereka temukan semenjak menikah, percakapan mereka sesekali terdengar tidak ramah, namun semua hal itu sudah lulus sensor diantara keduanya, gurauan yang tak perlu dianggap serius, Syden bukan tipe serakah seperti yang Carel bilang, dia hanya menghabiskan jatahnya sedikit lebih banyak.

Only You | ChansooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang