33 Semakin Hancur

9.7K 2.7K 103
                                    

Pdf sekar original redy hanya bisa di beli di wa ‪+62 895‑2600‑4971‬ atau di kbm app dan KARYAKARSA

****

Penyesalan itu menggerogotinya...
Mencabik cabik jiwanya yang semakin hancur.

....

Suara riuh pengunjung club remang remang malam saat menyaksikan perkelahian dua lelaki yang saling berduel dengan tangan kosong. Beberapa penjaga club segera mengamankan salah satunya yang di anggap pemicu pertama perkelahian tersebut.

Lelaki itu di seret paksa saat ia terus mengumpat karena pengaruh alkohol yang terlalu banyak di konsumsinya. Sampai di luar club barulah mereka melepaskan lelaki itu yang menatap tajam pada mereka.

"Ini perlakukan kalian padaku. Aku bisa saja menutup club ini, sialan.," Umpatnya murka dengan wajah memerah.

"Juragan muda Samudra. Maafkan kami telah lancang menyeret juragan keluar dari club tapi ini demi juragan juga. Kami ndhak ingin di club ini terjadi keributan." Kata salah satunya mewakili untuk menenangkan emosi Samudra.

Bukan malah mereda emosi Samudra semakin tersulut. Ia menerjang ingin masuk ke dalam lagi. Ia masih dendam pada lawan duelnya yang berhasil meninjunya di wajah hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Juragan tolong mengertilah!" Ucap mereka kembali menahan Samudra yang terus brontak.

Samudra di dorong hingga terjengkang ke lantai. Ia meringis berusaha bangkit namun rasa pusing semakin menjadi menyerang kepalanya.

Dari kejauhan Haris yang baru memakirkan mobilnya mengernyitkan keningnya. Ia lantas keluar menghampiri keributan terjadi. Benar ia tidak salah lihat Samudra lah yang sedang tersungkur di lantai.

"Ada apa ini?" Tanya Haris.

"Beliau sepertinya mabuk berat dan terlibat perkelahian di dalam, kami hanya berusaha melerai tapi beliau bersikeras ingin masuk kembali." Jawab penjaga club.

Haris berdecak. Ia meminta maaf pada penjaga club dan bergegas menarik Samudra kasar untuk berdiri. Samudra kali ini tidak melawan karena rasa pusingnya semakin menjadi. Haris menyeret Samudra ke dalam mobilnya.

Samudra duduk bersandar di dalam mobil yang pintunya sudah di tutup Haris. Kemudian Haris menyusul duduk memperhatikan Samudra dengan kening yang mengerut dalam.

"Kenapa kamu semakin gila seperti ini Samudra, seharusnya saat ini kamu bersama Lisa bukan membuat keonarkan di club malam!" Kata Haris.

"Diam kamu, aku tidak butuh ceramahmu." Gerutu Samudra.

Haris hanya bisa menghela nafasnya, entahlah kalau ia tidak kebetulan ke club bagaimana kelakuan Samudra yang merusuh di club bisa saja Samudra di laporkan ke polisi.

Niat Haris datang ke sini karena rekan bisnisnya baru saja menelpon namun sepertinya pertemuan ini akan tertunda.

"Kemana aku harus mengantarmu?" Tanya Haris.

Samudra dengan malas memberitahu alamatnya setelahnya lelaki itu hanya menatap keluar jendela dengan iris mata memerah.

Haris menyetir mobilnya, ia tidak banyak bertanya lagi karena Samudra tidak akan bisa menjawabnya. Sahabatnya sudah di pengaruhi alkohol yang terlalu banyak.

Haris sebenarnya miris melihat Samudra seperti ini. Bukan semakin bangkit tapi Samudra semakin terpuruk. Haris yakin semua pasti ada sangkut pautnya dengan perempuan itu, bernama Sekar.

Sampai di kediaman Samudra. Haris keluar lebih dulu kemudian ia memapah Samudra yang berjalan terhuyung.

Lisa yang belum bisa tidur mengerutkan keningnya saat mendengar pintu di ketuk. Ia menatap jam dinding yang menunjukan pukul 2 dini hari. Lisa bergegas keluar dari kamar menuju pintu utama ia membuka dan menatap Haris dan Samudra.

SekarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang