Jantung Kota

74 3 0
                                    


Tulisan-tulisanmu itu seperti jantung kota. Yang kukunjungi bila sedang ingin belanja kata. Aku ingin mencari kata ganti cinta. Tapi yang ada hanya hidup. Terus berdegup di-frasa dan alasan puisi ini.

Aku ingin berjalan di sana. Melihat bagaimana rindu di dadaku berkerja. Tapi itu bukan aku. Di jalan setapak di dalam matamu.

Aku lantas sadar sedang dibatas. Antara inginku dan sebuah puisi aku buang tadi pagi. Beserta rencana liburan ke kotamu akhir tahun ini.

Mungkin aku salah menyimpan sebuah malam kau tersenyum ke dalam pikiranku. Mata bulan yang tinggal di matamu, bukanlah suar yang pasti pulang ke dalam gelapku.

Di bawah lampu taman kota di dalam pikiranku hari ini, kulihat dua orang asing melukis sepi. Padahal di dalam pikiran keduanya, sunyi sudah abadi.

Aku kemudian ingin tenggelam di satu baitmu yang paling muram. Pada kata dasar yang hilang atau pulang. Ke dalam inginku, ke larik akhir puisimu.

Aku ingin berjalan di sana. Di jalan setapak di dalam matamu. Bertelanjang rasa dan rahasia. Memuisikan kau yang rumit. Di balik tulisan-tulisanmu. Di jantung kota, pagi ini.

Jantung KotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang