Laura kecewa acara kemping dibatalkan. Di dalam bus Laura memilih diam dan tidak mau banyak bicara dengan Alvin. Melihat Laura acuh, Alvin memilih mengalah dan tidak mau mengganggu Laura yang duduknya menjauh dari Alvin.
Sampai di rumah Laura, Robet terkejut Laura sudah pulang lebih awal. Robet melihat Laura dengan wajah lusuh dan tidak mau menyapanya.
"Laura? Kenapa cepat sekali pulangnya? Bukankah dua hari lagi kamu baru pulang dari kemping?" Tanya Robet.
"Temanku banyak yang kerasukan Ayah. Aku sendiri heran kenapa mereka bisa kerasukan." Jawab Laura kesal.
"Kerasukan? Tidak masuk akal! Mungkin mereka hanya kelelahan dan kedinginan saja," ucap Robet.
"Menurut Alvin, mereka kerasukan setan. Apakah Ayah tahu apa itu setan?" Tanya Laura.
"Ah, itu tidak benar! Setan hanya ada dalam cerita saja. Mana mungkin setan bisa merasuki manusia." Jawab Robet tegas.
Saat Robet mengucapkan tidak mungkin ada setan, tiba-tiba dari ruang tengah terdengar suara gelas jatuh ke lantai. Laura dan Robet bergegas menghampiri suara gelas yang jatuh.
"Ayah, siapa yang menjatuhkan gelas ini sampai pecah? Apa ada orang di sini?" Tanya Laura.
"Tidak ada, Ayah sendirian di rumah," jawab Robet.
Mata Laura dan mata Robet saling bertatapan. Jantung Robet berdegup kencang melihat mata Laura. Ririn dengan sekejap merasuki tubuh Laura. Tiba-tiba Laura mengerang.
"Kamu pembunuh! Kamu sudah membunuh ibuku, kamu sudah membuat aku tersiksa dan mati!" Teriak Laura.
Laura mengambil gelas yang sudah pecah. Laura menggenggam pecahan gelas sampai telapak tangannya berdarah. Laura tidak menyadari karena sedang dirasuki Ririn.
"Laura, kamu kenapa? Lepaskan pecahan gelas itu! Lihatlah tanganmu berdarah," pekik Robet.
"Kamu masih peduli dengan Laura? Bagaimana kalau Laura nasibnya sama denganku? Mati berdarah... " ucap Laura dengan suara Ririn.
"Ririn? Kamu... Maafkan aku, tolong lepaskan Laura... Kamu menyayangi Laura, bukan?" Pinta Robet.
Ririn tidak main-main dengan ancamannya. Ririn terus mendekati Robet yang berusaha menghindarinya. Ririn mengacungkan pecahan gelas dan siap menghunus dada Robet.
"Jangan... Jangan... " teriak Robet sambil berlari.
Ririn berhasil menancapkan pecahan gelas kearah pundak Robet. Ririn terus menyerang sambil tertawa. "Hahahahaha".
Robet berusaha bangun dan terus berlari. Darah segar mengucur dari punggung Robet. Saat berlari kaki Robet tersandung kursi dan jatuh di atas meja. Saat Ririn akan menancapkan pecahan gelas di dada Robet, Ririn merasa kesakitan dan kepanasan melihat kitab suci Al quran yang diletakkan Laura di atas meja. Ririn keluar dari tubuh Laura dan langsung pergi dari hadapan Robet.
Robet melirik ke arah samping dan melihat kitab kecil di atas meja sambil meringis kesakitan. Laura terkejut melihat ayahnya ada di atas meja dan bajunya berdarah.
"Ayah, Ayah kenapa berdarah?" Teriak Laura.
Saat Laura akan menolong ayahnya, Laura terkejut tangannya terluka dan penuh darah. Laura histeris dan berteriak, "Arrrrrrrgggggghhhhhhhh,"
"Laura... Apa kamu sudah sadar... " rintih Robet.
Laura menatap Robet. Laura melihat kejadian saat dirinya menyerang ayahnya. Napas Laura naik turun dan tidak mempercayai kalau dirinya yang melukai ayahnya.
"Tidak! Tidak mungkin aku melukai Ayah, ada apa ini Ayah?" Jerit Laura.
"Cepat tinggalkan tempat ini, kita harus segera ke rumah sakit," ajak Robet.
Robet berusaha bangun dan tangannya menyentuh kitab. Robet berpikir keras kenapa Ririn ketakutan saat melihat kitab. Robet membawa kitab dan mengajak Laura ke rumah sakit.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/191029044-288-k683686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Indigo (Misteri Mata Laura) PART 1
ParanormalSang Indigo, Misteri Mata Laura Part 1 Menjelang pernikahan Robet, musibah datang. Ayahnya Robet meninggal dunia. Robet mabuk berat dan tidak sadar meniduri pembantunya. Istri Robet mulai curiga melihat Inah perutnya semakin membesar. Inah...