Luka akibat jatuh dari tangga membuat Robet lumpuh dan lupa ingatan. Robet menuai perbuatanya karena pernah menyakiti Inah dan Ririn. Laura tidak tega melihat keadaan ayahnya. Jolly neneknya Laura membawa Robet ke Singapura untuk mendapatkan perawatan yang lebih lengkap. Laura tidak bisa ikut ke Singapura karena akan menghadapi ujian sekolah.
"Laura, sebaiknya cari pembantu lagi. Kalau bisa cari pembantu dari kota asal Inah. Biasanya pembantu dari kampung lebih rajin." Ucap Jolly.
"Aku tidak tahu alamat Bi Inah, Nek!" Ucap Laura.
"Cobalah kamu cari di kamar Inah. Siapa tahu masih ada surat Inah dari kampung. Dulu Inah selalu mengirim surat ke kampung."
"Baiklah, aku coba mencari alamat Bi Inah." Jawab Laura.
Laura menuju kamar Inah. Jantung Laura berdegup kencang. Laura tidak pernah masuk ke kamar pembantu. Laura melihat tempat tidur yang sudah berdebu. Laura melihat poto Ririn dan ibunya di meja rias. "Jadi ini Ririn saat usia 10 tahun? Kamu cantik Rin... " Gumam Laura. Semua laci dibuka Laura. Akhirnya Laura menemukan alamat dan nomer telepon ayahnya Inah. "Apakah nomer ini masih bisa digunakan? Atau aku kirim surat saja? Aku coba telepon dulu saja," gumam Laura.
Laura mencoba menghubungi nomer telepon. Harapan Laura tidak sia-sia, telepon langsung diangkat seseorang.
"Halo? Siapa ini?"
"Aku Laura... "
"Ya, ada apa? Mau bicara dengan siapa?"
"Aku... Aku... Begini dulu Bi Inah bekerja di sini. Setelah Bi Inah tidak ada kami belum memiliki pembantu baru. Aku sedang mencari pembantu barang kali saudaranya Bi Inah ada yang mau bekerja di sini," jawab Laura.
"Wah, kebetulan sekali aku sedang butuh pekerjaan. Aku bisa kok kerja jadi pembantu,"
"Ini dengan siapa?" Tanya Laura.
"Aku Ita, adiknya Mbak Inah," jawab Ita.
"Kalau begitu Mbak Ita boleh ke sini. Alamatnya catat saja ya?" Ucap Laura.
"Ya, besok aku akan ke sana. Aku masih menyimpan alamatnya kok," jawab Ita.
Selesai ngobrol Laura menutup gagang telepon. Laura mengingat kembali suara Ita yang mirip dengan suara Inah. Laura membantu Jolly menyiapkan baju dan perlengkapan ayahnya. Laura sangat sedih akan berpisah dengan Robet.
Laura mengantarkan Jolly dan Robet sampai ke Bandara. Air mata Laura terus mengalir melepas kepergian ayahnya. Laura memeluk ayahnya. Robet tidak merespon dan tidak ingat kalau Laura adalah putrinya. Laura terus melangkah pergi setelah melepas ayahnya pergi.
"Hey... Kalau jalan jangan bengong. Nanti nabrak orang loh!" Sindir Alvin.
"Alvin?! Kok kamu tahu aku ada di sini?"
"Aku dari tadi mengikutimu. Aku tadi ke rumahmu. Melihat kamu pergi, aku ikuti saja. Aku kira kamu akan pergi jauh meninggalkan aku."
"Ayahku akan berobat di Singapura. Semoga ayah bisa sembuh."
"Ayo aku antar pulang!" Ajak Alvin.
Sepanjang jalan Alvin teringat kembali perdebatan Ririn dan ayahnya. Alvin ingin menanyakan pada Laura tapi tidak tega. "Apa Laura sudah tahu ya, kalau Ririn itu anaknya pembantu dengan ayahnya?" Gumam Alvin dalam hati.
"Ra, boleh aku tanya?"
"Ya, mau tanya apa?"
"Ririn itu siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Indigo (Misteri Mata Laura) PART 1
ParanormalSang Indigo, Misteri Mata Laura Part 1 Menjelang pernikahan Robet, musibah datang. Ayahnya Robet meninggal dunia. Robet mabuk berat dan tidak sadar meniduri pembantunya. Istri Robet mulai curiga melihat Inah perutnya semakin membesar. Inah...