Tidak ada yang bisa dilakukan Inah selain menangis disisi Robet yang tertidur di atas ranjang. Inah langsung memakai baju dan lari ke kamarnya. Inah terus menangis, tidak pernah menyangka anak majikannya akan memperkosa Inah.Inah mulai berpikir akan keluar dari pekerjaannya. Dalam sedihnya Inah sangat bimbang. Inah sangat takut jika harus keluar dari pekerjaannya. Ayahnya Inah sedang sakit keras dan membutuhkan uang yang banyak untuk pengobatannya. Inah tidak tega jika ibunya harus menanggung biaya pengobatan ayahnya sendirian.
Inah berusaha melupakan kejadian kalau Robet sudah memperkosanya. Saat Inah diperintah ibunya Robet untuk membangunkan Robet dari tidurnya, tubuh Inah gemetar.
"Inah? Kenapa berdiri saja? Cepat bangunkan Robet!"
"Iya, Nyonya!"
Inah masuk dengan langkah yang sangat pelan. Rasa jijik dan muak ditahan Inah melihat Robet.
"Tuan... Bangun Tuan... " Panggil Inah.
Robet menggeliat, matanya mencari sesuatu di sekitar kamar.
"Misca mana?" Tanya Robet.
"Misca tidak ada Tuan!" Jawab Inah ketus.
"Semalam dia datang, dia membukakan pintu dan tidur bersamaku. Apa dia sudah pulang?" Tanya Robet.
"Yang membukakan pintu semalam itu saya, Tuan! Tuan semalam mabuk, saya yang mengantarkan Tuan ke kamar," jawab Inah masih ketus.
Inah berharap Robet mengingat semua perbuatannya dan meminta maaf pada Inah. Robet justru bingung dan terus mengingat kejadian semalam.
"Kamu yang mengantarkan aku ke kamar? Aku masih ingat saat memeluk Misca! Kamu tidak bohong 'kan?" Tanya Robet penasaran.
"Tuan sedang mabuk, Tuan mengira saya adalah Misca," jawab Inah.
Robet tercengang mendengar ucapan Inah. Robet membuka selimut dan terkejut tubuhnya telanjang tanpa sehelai benang. Robet bangun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi.
"Apa yang aku lakukan semalam? Aku hanya ingat Misca, tidak mungkin aku bercumbu dengan pembantu!" Gerutu Robet.
Inah keluar dari kamar. Inah kembali menangis setiap mengingat kejadian dirinya diperkosa Robet.
Seminggu berlalu, Robet dan Misca akhirnya menikah. Robet membawa Misca ke rumahnya. Inah tidak pernah membahas perbuatan Robet pada orangtuanya dan orangtua Robet. Inah lebih memilih mengubur semua kejadian yang pahit karena tidak ingin menyakiti Misca.
Satu bulan menikah Misca sudah dinyatakan hamil. Robet sangat bahagia akan memiliki seorang anak.
Pada kehamilan Misca yang memasuki tiga bulan, Inah mulai resah. Inah belum mendapatkan haid. Inah sering mual dan tidak nafsu makan.
Inah selalu menghindari Robet dan tidak ingin melihat wajahnya. Robet tidak pernah menyadari kalau Inah sedang hamil.
Misca diam-diam memperhatikan Inah. Misca merasa heran melihat Inah selalu memakai baju dengan ukuran besar. Saat memasuki usia kehamilan delapan bulan, Misca curiga kalau Inah sedang hamil. Misca melihat perutnya Inah membesar.
"Inah, antarkan aku ke dokter kandungan, ya?" Pinta Misca.
"Iya, Nyonya," jawab Inah.
Misca sengaja mengajak Inah ke dokter kandungan agar bisa memeriksakan perut Inah. Misca curiga Inah hamil di luar nikah. Misca tidak curiga kalau yang menghamili Inah adalah Robet.
Inah tidak curiga sedikitpun rencana Misca. Sepanjang perjalanan Inah hanya diam.
"Inah, apakah kamu sudah punya calon suami?" Tanya Misca.
"Belum Nyonya," jawab Inah.
"Kalau kekasih, apakah kamu sudah punya kekasih?" Tanya Misca.
"Belum Nyonya, aku belum punya kekasih," jawab Inah.
Misca merasa aneh mendengar pengakuan Inah. Misca tahu Inah belum pernah pulang ke kampung halamannya selama Misca ada di rumah Robet.
Sampai di rumah sakit, Misca bertemu dokter kandungan. Misca juga meminta dokter kandungan untuk memeriksa perut Inah.
Misca menggandeng tangan Inah menuju tempat tidur untuk diperiksa. "Kamu juga harus periksa perutmu, ya? Aku melihat perutmu membesar," bisik Misca.
Inah terkejut dan tidak bisa menolak. Inah pasrah saat dokter mulai memeriksa tensi darah Inah dan meraba perutnya.
"Kandungannya sehat, mungkin usianya sama dengan kandungan Misca," ucap dokter.
Tubuh Inah gemetar, ada rasa takut dan bahagia mendengar kondisi kandungannya. Inah mulai menangis dan tidak berkata sepatah katapun.
Misca terkejut mendengar Inah sedang hamil. Misca berusaha tenang di depan dokter. Sepanjang jalan arah pulang, Misca hanya diam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Indigo (Misteri Mata Laura) PART 1
ParanormalSang Indigo, Misteri Mata Laura Part 1 Menjelang pernikahan Robet, musibah datang. Ayahnya Robet meninggal dunia. Robet mabuk berat dan tidak sadar meniduri pembantunya. Istri Robet mulai curiga melihat Inah perutnya semakin membesar. Inah...