Misca sudah tidak sabar menunggu Robet pulang. Misca ingin Robet ikut bertanya siapa ayah yang dikandung Inah. Saat Robet sudah pulang, Misca memanggil Inah.
"Inah, kemarilah... Jujurlah pada kami, siapa yang menghamilimu?" Tanya Misca.
Robet sangat terkejut mendengar Inah hamil. Inah hanya diam tidak mampu menjawab pertanyaan Misca.
"Apa?! Inah hamil? Siapa yang menghamilimu?" Tanya Robet.
Mendengar suara Robet, darah Inah berdesir menahan marah. Inah hanya menunduk tidak menjawab pertanyaan Robet dan Misca.
"Inah, jujurlah! Aku janji akan membantumu, katakan siapa yang menghamilimu?" Tanya Misca.
"Tidak disangka kamu sudah berjinah! Aku kira kamu perempuan baik-baik!" Umpat Robet.
Umpatan Robet membuat telinga Inah semakin panas. Inah tidak menyangka orang yang memperkosanya menghina di depan Misca.
"Inah? Jawablah! Kalau kamu tidak mau menjawab, aku akan melaporkanmu ke polisi!" Ancam Misca.
Misca pura-pura mengancam Inah agar mengaku. Tubuh Inah gemetar. Inah tidak mau masuk penjara dan membuat orangtuanya malu dan kesulitan.
"Tuan Robet yang menghamiliku, Nyonya! Dia sudah memperkosaku," jawab Inah.
Misca tersentak mendengar pengakuan Inah. Mata Misca melotot ke arah Robet.
"Rob! Benarkah itu?" Tanya Misca sinis.
"Itu tidak benar! Mana mungkin aku tidur dengan pembantu! Dia mengarang cerita, Misca!" Bantah Robet.
Misca mendekati Inah yang masih menunduk dan duduk di atas lantai. Jantung Misca berdegup kencang. Misca takut kalau yang dikatakan Inah adalah benar. Karena Misca tahu, tidak pernah melihat Inah dekat dengan pria.
"Inah, ceritakanlah kapan Robet memperkosamu? Kamu jangan takut, aku akan membelamu jika itu benar!" Bujuk Misca.
"Misca! Apa yang kamu lakukan? Kamu tidak percaya dengan suamimu sendiri?" Sela Robet.
"Diam, Rob! Aku ingin mendengar sendiri dari Inah," sanggah Misca.
Misca merangkul Inah dan memapahnya untuk duduk di kursi. "Jangan takut, katakan sejujurnya, Inah," bisik Misca.
"Seminggu sebelum Nyonya dan Tuan menikah, malam itu Tuan pulang malam dalam keadaan mabuk. Aku membukakan pintu untuk Tuan. Aku melihat Tuan berjalan sempoyongan. Aku membantunya masuk ke dalam kamar. Tuan mengira aku adalah Nyonya. Tuan menyalakan musik dan mematikan lampu. Tuan mengajakku berdansa dan terus menyebut nama Misca. Aku sudah berontak tapi Tuan terus memelukku. Lalu... Tuan memperkosaku." Kata Inah.
Misca terkejut mendengar pengakuan Inah. Misca percaya apa yang dikatakan Inah tidak bohong. Robet mengingat kembali kejadian malam itu saat mabuk. Robet menahan marah ketika mengingat pagi itu bangun tidur tidak memakai baju.
Begitu sulit untuk Misca menyalahkan Robet, karena saat memperkosa Inah dalam keadaan mabuk. Misca memahami Robet mengira Inah adalah Misca. Hati Misca sangat terkoyak. Misca menahan amarah dan merasakan perutnya mulai mulas.
"Kamu kenapa Misca? Kamu sakit? Jangan dengarkan Inah, aku lupa saat kejadian itu. Apa yang dikatakan Inah belum tentu benar," ucap Robet.
"Arrrggggh, perutku sakit sekali, Rob!" Keluh Misca.
"Ayo kita ke dokter!" Ajak Robet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Indigo (Misteri Mata Laura) PART 1
ParanormalSang Indigo, Misteri Mata Laura Part 1 Menjelang pernikahan Robet, musibah datang. Ayahnya Robet meninggal dunia. Robet mabuk berat dan tidak sadar meniduri pembantunya. Istri Robet mulai curiga melihat Inah perutnya semakin membesar. Inah...