45. Joshua

3.2K 281 7
                                    

Haiii gimana kabar kalian?

Pada kangen gak sama ff bonus ini karna seminggu ini gak ada update?

Tenang, hari ini aku double update kok :)

Bagi yang nanya sequel ini dimana, aku udah pernah bikin sequel part 45 di book yang sama di part 55. Coba kalian check lagi part 55, okay?

Jadi cerita kali ini mungkin akan jadi lanjutan dari part 45 yang dilanjut di part 55.

Bingung?

Sama, aku juga.

Happy reading aja lah ya^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kau baru saja terbangun dari tidur nyenyakmu. Berbicara mengenai tidur, kau teringat akan mimpi buruk panjang yang terasa nyata beberapa hari lalu.

Masih teringat jelas dalam benakmu di mimpi itu bagaimana penghianatan seorang Hong Jisoo. Meski hanya mimpi, tapi hal itu benar-benar terasa nyata. Bahkan sampai membuatmu menaruh kecurigaan penuh terhadap suamimu sendiri.

"Ngghh, kau sudah bangun?" Tanya Jisoo yang masih berusaha membuka matanya.

"Hm... kau mau sarapan apa? Biar aku buatkan" balasmu

"Tidak usah, sayang. Lebih baik kau lanjutkan tidurmu dan biarkan suami mu ini yang memasak. Okay?" Balasnya yang kemudian beranjak dari tempat tidur.

"Tidak bisa. Memasak adalah pekerjaanku, jadi biarkan aku-"

Jisoo menatapmu tajam. Akhir-akhir ini kau merasa ia sangat sensitive dan tak suka perkataannya diganggu gugat oleh rengekanmu.

Kau yang melihat itu hanya bisa mengunci bibirmu rapat. Gerakanmu juga kalah cepat darinya mengingat perutmu yang semakin besar.

Jisoo lantas mendekatimu dan mengarahkan wajahnya ke arah perutmu

"Tolong suruh ibumu untuk diam ya, pangeran kecil. Ibumu butuh istirahat yang lebih banyak tapi ia tak bisa mengerti kondisi tubuhnya saat ini" jelas Jisoo sebelum ia mengusap perutmu.

Seakan mengerti perkataan ayahnya, bayi dalam kandunganmu pun memberikan jawaban dengan menendang perutmu dari dalam.

"Aw!" Pekikmu lantaran tendangannya kali ini benar-benar sangat keras.

"Lihat? Bahkan anak kita saja mengerti bahwa kau harus istirahat." Jelas Jisoo

Kau hanya menganggukan kepalamu pasrah. Sejak awal mengandung hingga sudah sebesar ini, bayi dalam kandunganmu memang sangat memihak Jisoo.

"Dasar anak ayah" gerutumu sebelum tersenyum dan mengelus perutmu untuk membuatnya sedikit lebih tenang.

"(Y/n)" panggil Jisoo

"Ya?"

Laki-laki itu tersenyum kemudian mulai menghadiahimu kecupan lembut di dahi.

"Jangan khawatirkan apapun. Everythings will be alright, got it?" Ucapnya

Kau tersenyum kemudian menganggukan kepalamu pelan.

"Got it, daddy"

Ia terkekeh mendengar jawabmu. Sebelum pergi lagi-lagi ia menyempatkan diri untuk mencuri ciuman di bibirmu.


Hari ini kau memutuskan untuk pergi jalan-jalan bersama sepupu dan keponakanmu. Jisoo tidak dapat menemanimu karena ia harus menghadiri rapat penting dewan direksi di perusahaannya. Sebagai seorang suami dan seorang calon ayah, kau tak bisa menuntutnya untuk terus menerus berada di dekatmu. Jadi kau cukup mengerti dengan kesibukannya.

SVT IMAGINE [BONUS] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang