"Lepasin tangan gue!," Ujar Alia yang mencoba melepaskan cengkeraman tangan Arya.
Arya lalu membuka pintu apartemennya. Ia lalu memasukkan Alia ke dalam apartemennya, meletakkan perempuan itu diatas sofanya, dan menutup pintu apartemen.
"Bajingan loe, Arya! Loe buat gue nggak berharga! Bajingan! You made me feel I wasn't enough with myself," Ujar Alia yang masih dibawa kontrol alkohol. Di meja dekat sofanya ada piring yang berisi buah apel, jeruk, anggur, dan pisau buah. Melihat ada pisau, Alia langsung mengambil pisau dan mengarahkan ke lengan tangannya. Melihat Alia akan melukai tangannya sendiri, Arya langsung menindih tubuh Alia. Ia mencoba mengambil alih pisau yang dipegang Alia.
"Al, loe udah gila ya! Kasih pisaunya ke gue!," Bentak Arya yang masih menindih tubuh Alia. Mereka berebut pisau hingga jas mahal yang dikenakan Arya sobek, gaun Alia bagian bawah tersingkap, dan tatanan rambut Alia rusak. Namun tetap, keduanya masih merebut pisau. Arya dapat melihat banyak bekas sayatan di balik lengan tangan Alia.
Arya akhirnya menyerah. Ia mengangkat tubuhnya dan mencoba membujuk Alia dengan cara lain.
"Okay! Alia, stop please! Kenapa kamu mengarahkan pisau itu ke tanganmu? Kamu mau bunuh diri? Kamu lagi mabuk, Al!," Ujar Arya mengingatkan Alia kali ini dengan nada lembut sambil melepaskan jasnya yang sobek.
"Buat apa aku hidup? Tidak ada yang menginginkan aku hidup! Papaku, mamaku, kamu, dan orang-orang diluar sana sama aja! Bangsat!," Ujar Alia sambil menangis dalam kondisi mabuk. Ia lalu mendekatkan pisau itu ke pergelangan tangannya. Ya, akibat ulah Arya dulu yang berselingkuh dengan sahabatnya, Alia trauma hingga melakukan self harm.
Dengan sigap, Arya secara tiba-tiba menindih tubuh Alia di sofa dan mencium bibirnya. Merasakan Arya mencium bibirnya, tubuh Alia sejenak kaku. Ia tak menolak ciuman itu dan tak membalasnya. Sambil mencium bibir Alia untuk mengalih perhatiannya, Arya perlahan melepaskan pisau yang berada di tangan Alia. Arya lalu melepaskan ciumannya dan menatap mata Alia dengan intens.
"Aku menginginkan kamu hidup.," Ujar Arya sambil mengelus rambut Alia.
Mendapat perlakuan seperti itu dari Arya, Alia langsung mencium mantan kekasihnya itu dengan agresif. Mendapatkan ciuman dari Alia, Arya membalas ciuman itu. Semakin lama ciuman itu semakin memanas. Ciuman itu kini berubah menjadi ciuman yang menuntut.
Sambil mencium, Arya perlahan-lahan menelusuri setiap inci tubuh Alia dengan tangannya. Alia juga melakukan hal yang sama. Ia membuka kancing kemeja Arya satu persatu. Arya juga mencoba menanggalkan gaun yang dikenakan Alia.
Tanpa sadar jantung keduanya berdetak. Keduanya juga bingung mengartikan perasaan tersebut. Namun rasa mendamba dan menginginkan membuat keduanya tak peduli dengan perasaan yang ada.
Meski dalam keadaan mabuk, Alia tak memungkiri bahwa ia mendambakan rasa seperti ini setelah sekian lama tak pernah merasakan usai putus dari Arya 7 tahun yang lalu.
Arya juga merasakan hal yang sama. Ia kembali menyentuh kulit mulus dan mencium bau wangi khas tubuh wanita yang 7 tahun lalu kerap mengisi hari-harinya.
Malam ini, menjadi malam yang intim bagi mereka berdua. Tanpa sehelai benang di tubuhnya, Arya menggendong Alia dan membawanya ke kamar tanpa melepaskan ciuman panas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Pieces of Broken Hearts
RomantikWARNING! 21+! TIDAK DIPERUNTUKKAN UNTUK DIBAWAH UMUR! Siapa yang tahu soal takdir? Tidak ada. Hal itu juga yang dirasakan Alia dan Arya. Keduanya bertemu kembali usai 7 tahun yang lalu hubungan mereka berakhir. Jika sebelumnya keduanya dipertemukan...