5: Fucked Up With Relationship

305 2 0
                                    

Dua minggu terakhir jadwal kerja cukup padat bagi Alia dan Arya. Bahkan keduanya tak ada waktu untuk saling bertemu sejak pertemuan intim yang mereka habiskan.

Hari ini adalah hari yang penting bagi Alia. Pasalnya, ia harus mempresentasikan project baru yang akan dirancangnya lagi. Dalam acara meeting itu, terlihat sosok Arya yang rapi mengenakan jas. Ia duduk bersama para CEO-CEO lainnya dan berbincang. Tak lama kemudian, Ia berdiri dan pergi menghampiri Alia yang sedang melihat pemandangan kota Jakarta dari ruang meeting hotel lantai 15. Alia terlihat sangat menikmati hidangan yang disediakan.

"Hi, apa kabar?," Sapa Arya dengan senyum merekah di wajahnya.

"Oh hai, Arya! Aku baik. Sudah dua minggu nggak ketemu ya. Iya nih kerjaan padat. Kamu gimana kabarnya?," Jawab Alia yang kembali menanyakan kabar Arya.

"Aku baik. Oh iya, nanti jam makan siang ada acara?," Tanya Arya.

"Enggak. Kenapa? Mau ajak makan siang?," Jawab Alia yang kali ini jauh lebih ramah daripada saat pertama kali bertemu Arya.

"Iya. Kosong kan?," Tanya Arya mencoba memastikan.

"Iya nih kosong."

"Oke. Kalau gitu, see you after meeting!," Seru Arya sambil mengeluarkan senyum berkharismanya ke arah Alia. Ia lalu pergi meninggalkan Alia dan kembali ke posisinya.

Tanpa sadar pipi Alia memerah akibat aksi Arya. Ternyata kejadian tersebut disaksikan Della dan Cici. Namun keduanya tak berani menggoda bos mereka masing-masing. Keduanya hanya bertukar pandangan seolah mengerti apa yang terjadi.

Meeting pun dimulai. Satu persatu perwakilan perusahaan mulai mempresentasikan diri untuk menampilkan kontribusinya dalam project. Setelah 4 perwakilan perusahaan tampil, kini giliran Alia yang menyampaikan ide dan kontribusinya.

Saat Alia menyampaikan gagasannya di depan umum, Arya terus memperhatikan wajahnya. Ia lebih fokus memandang wajah Alia ketimbang apa yang ia presentasikan.

Sesi tanya jawab dimulai. Beberapa perwakilan perusahaan menanyakan poin-poin yang dipresentasikan oleh Alia. Setelah semua jelas dengan ide yang disampaikan Alia, ada salah satu pria perwakilan perusahaan lain menanyakan pendapat Arya yang dari tadi diam dan terus memandangnya.

"Pak Arya, bagaimana dengan ide Bu Alia?," Tanya pria tersebut.

Bukannya menjawab, Arya malah diam saja. Ia masih terus memandang wajah Alia.

"Halo, Pak Arya?," Tanya lagi pria tersebut namun tetap tak digubris.

"Halo, Pak Arya?," Seru Alia yang tahu dari tadi Arya memandangnya dengan intens.

"Oh iya! Iya? Ada apa?," Tanya Arya yang baru tersadar usai dipanggil oleh Alia.

"Bagaimana menurut bapak tentang presentasi Bu Alia tadi?," Tanya pria yang tadi memanggil Arya.

"Oh bagus bagus! Saya suka idenya.," Ujar Arya sejujurnya tidak begitu memperhatikan apa yang dipresentasikan Alia. Ia hanya memperhatikan Alia saja bukan presentasinya.

Setelah dua jam, meeting akhirnya selesai. Saat semua klien sudah mulai pergi, Arya berdiri dengan jas yang rapi menunggu Alia yang masih membereskan dokumen presentasi. Setelah selesai beres-beres, Alia menitipkan dokumen tersebut pada Della.

"Del, kamu ke kantor ya bawa mobil saya. Nanti taruh berkas ini di meja saya. Saya ada acara setelah ini," Perintah Alia pada asistennya.

"Baik, Miss.," Della mematuhi perintah atasannya. Ia sebenarnya sudah tau bahwa bosnya tersebut akan berkencan dengan Arya.

Setelah Della pergi, Arya kemudian mempersilahkan Alia memasuki mobilnya. Ia membukakan pintu mobil untuk Alia.

"Silahkan masuk, Queen!," Seru Arya dengan senyum manisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Two Pieces of Broken HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang