"Kau pulang Chan?" Chanyeol datang dengan wajah lesu dan lelahnya, Kyungsoo mengambil jas dan juga tas kerjanya meletakannya di meja.
"Buatkan aku makanan aku lapar" ucap Chanyeol sambil melonggarkan dasinya.
"Aku sudah siapkan air panas, kau mandi aku akan menyiapkan makanan" tanpa menjawab Chanyeol melangkah masuk kedalam Kamar mandi.
Sebelum berkutat dengan dapur, Kyungsoo mengirim pesan pada Sehun bahwa Chanyeol sudah pulang. Dan ia harus menyiapkan makanan. Untuk saat ini biarkan dirinya bahagia meski sejenak.
Chanyeol keluar dengan pakaian yang lebih santai dan rambut basah duduk di kursi meja makan. Melihat makanan yang sudah di siapkan oleh Kyungsoo. Lelah berdebat, ia menyuapkan sendok demi sendok makan malamnya.
"Belanjalah besok, aku ingin makan daging besok" ucapnya datar, Kyungsoo mengangguk sambil menuangkan air ke gelas Chanyeol
"Kau tidak makan?" Kyungsoo kaget mendengar pertanyaan Chanyeol, baru kali ini pria yang berstatus sebagai suaminya itu menanyai soal makan.
"Aku akan makan setelah kau makan" Chanyeol hanya mengedikan bahunya.
.
.
.Besok paginya Chanyeol berangkat seperti biasanya meninggalkan Kyungsoo sendirian. Tak lama setelah itu Sehun muncul dengan mobil miliknya, Kyungsoo memintanya untuk mengantar berbelanja.
"Dia lagi, eoh wah laki-laki brengsek itu" ucap pria di ujung jalan yang tak sengaja melihat pemandangan langka yaitu Sehun yang berjalan sambil merangkul tubuh mungil seorang pria. Pria itu melirik apartemen yang menjulang tinggi, ah jadi selama ini kau bermain di belakangnya.
"Sialan tau begitu aku tak akan merelakannya demi pria bodoh seperti mu Oh Sehun"Pria itu mengendarai mobilnya menuju cafe Jongin.
.
.
"Hyung kau tidak apa-apa?" Tanya Taeil, Jongin tak bergeming. Ia hanya memandang suasana luar tanpa tujuan, fikirannya kosong."Hyung!!!" Jongin tergelonjak kaget
"Kau mengagetkanku Taeil" Taeil merengut mendengarnya
"Ish Hyung bengong"
"Ah aku yang salah ya" Jongin tertawa canggung
"Ada yang kau fikirkan Hyung?" Tanya Taeil
"Tidak aku baik-baik saja" Jongin tersenyun sambil menepuk-nepuk lengan atas Taeil.
"Ah... aku akan belanja nanti, titip cafe eoh" Taeil mengangguk.
"Uhu.. ada yang ku lewatkan?" Tanya Kris yang tiba-tiba saja muncul
"Hyung kau seperti hantu tiba-tiba datang" Kris hanya tersenyum,
"Bisa kita bicara My Bear?" Jongin melirik sebentar Taeil dan memintanya membuatkan secangkir americano dan secangkir latte untuknya.
Keduanya memilih duduk di dekat jendela yang agak jauh dari pelanggan yang lain. Kris memandang pria manis di hadapannya ini dengan sendu
"Minumanmu Hyung" Taeil meletakan cangkir kopinya lalu pamit kembali ke konter.
"Kau dan Sehun baik-baik saja?" Jongin mengalihkan pandangan dari luar ke arah Kris
"Apa maksudmu Hyung?" Jongin memainkan jarinya di bawah meja
"Kau sedang memikirkannya kah? Heum?" Jongin menunduk
"Ingat kau tidak bisa membohongiku Jongin, aku tau kau seperti apa" tiba-tiba air matanya jatuh, Jongin tak sanggup lagi menahan gejolak emosi dalam hatinya. Terus menerus memikirkan perubahan sikap Sehun terhadapnya.
"Kau bisa bercerita padaku Jongin, kau sendiri yang bilang jika kau menganggapku sebagai kakakmu" terdengar isakan yang begitu pilu, Kris mengubah posisi duduknya, pria tinggi itu memeluk beruang kesayangannya.
"Tidak apa-apa jika kau siap, kau bisa bercerita padaku. Sekarang menangislah selagi air matamu masih ada" Jongin semakin banyak mengeluarkan liquid berharganya. Selama ini ia jarang merasakan sesakit ini, ia sudah di kelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Kris, Mingyu, Taeil, Luhan, Sehun meski untuk yang terakhir ia meragukannya.
Setelah puas menangis dan membasahi jas milik Kris, Jongin meminum latte yang sudah tidak hangat lagi.
"Wajahmu jelek sekali Jongin" Kris tertawa melihat bagaimana bentuk rupa Jongin saat ini.
"Hyuungggg jahat sekali" Jongin memukul pelan lengan atasnya.
"Hyung, bisakah kau mengantarku belanja bahan makananku habis" Kris tersenyum
"Tentu sayang" jawabnya gemas sambil mengusak kepala beruang bulatnya. Meski Kris memiliki perasaan lebih padanya, Kris memilih diam dan terus berperan sebagai kakaknya. Pria beruang ini sudah terlalu sering sakit, jadi ia berusaha untuk membahagiakannya bagaimanapun caranya meski akan membuat diri sendiri sakit.
"Aku akan mengambil ponsel dan dompetku dulu" Jongin berlari menuju ruangannya mengambil barang yang ia butuhkan.
"Mampir ke kantor Sehun dulu ya Hyung dia lupa membawa berkasnya, aku melihatnya tadi pagi dan mencoba menghubunginya tidak bisa" Kris mengangguk sambil mengemudikan mobilnya menuju kantor Sehun.
.
.
."Hai Seulgi... apa Sehun ada?"karyawan Sehun hampir semua tau siapa Jongin jadi Jongin tidak perlu berpura-pura di hadapan mereka
"Presidir sudah 1 minggu ini tidak masuk kantor tuan, menurut sekretarisnya beliau mengambil cuti dadakan"Jongin tidak ingin menerka-nerka tentang intuisi dan fikiran negativenya.
"Ah baiklah kalau begitu, terima kasih Seulgi" gadis cantik itu tersenyum sambil membungkuk hormat. Jongin mencoba mengubungi Sehun tapi lagi-lagi ponsel itu tidak aktif. Membuat semua intuisi dan fikiran-fikiran itu mendominasi di kepalanya.
"Sudah?" Tanya Kris saat Jongin masuk ke dalam mobilnya.
"Heum, ayo Hyung" ajak Jongin menuju supermarket, pria itu ingin membeli beberapa bahan dapur. Ingin masak itu ini untuk kekasihnya atau mungkin pada akhirnya hanya Taeil dan Mingyu yang memakannya.
.
."Biar aku yang mendorongnya" Jongin mengangguk, memori tentang Sehun kembali mengisi otak. Biasanya Sehun lah yang akan menemaninya membeli sesuatu, pria pale itu dengan barbar memasukan banyak sekali camilan dan berakhir Jongin yang memarahinya. Apa Jongin bisa bilang semua baik-baik saja di saat hatinya tidak tenang, di saat fikirannya menerawang jauh.
"Kau melamun lagi" ucap Kris dengan kedua tangan di lipat pada dadanya.
"Maaf Hyung ayo aku ingin membeli sayuran" Kris mengekor langkah Jongin menuju section sayuran.
Kris sangat suka saat pria beruangnya memilah-milah buah atau sayuran tampak manis dan keibuan.
"Hyung jangan menatapku seperti itu aku malu" Jongin menutup wajahnya dari samping dengan telapak tangan sambil satu tangan yang lain memilah sayuran.
"Kau menggemaskan my bear"
"Ya ya ya terserah" Jongin memasukan sayuran dan beberapa buah-buahan.
"Sudah tinggal minyak goreng ayo Hyung" Jongin jalan lebih dulu dengan Kris yang mengekor, sampai pandangan Kris melihat 2 sosok yang membuatnya kesal dan tak ingin Jongin melihatnya.
"Lewat sini"Tangan Kris mendorong tubuh Jongin untuk berbelok
"Ah Hyung minyak gorengnya di sebelah sana" ucap Jongin berusaha untuk kembali ke jalur utama
"Tidak sudah pindah, aku melihatnya semalam saat belanja bulanan"
"Ah benarkah oke" Jongin dapat melihat sosok itu dari ekor matanya. Jongin juga sadar yang dilakukan Kris adalah agar ia tak terluka. Ia menangis dalam diam ia menangis dalam hati, inikah akhir dari segalanya? Pada akhirnya dirinya lah yang tidak akan bahagia?.
.
.
TebeceHai hai hai .. msh ada yg baca?
Aku bingung buat bikin scenen pertemuan pertama Sehun Jongin.. ada ide?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT HURT
Fanfictionkenyataan bahwa ada orang lain yang lebih ia prioritaskan adalah sebuah kenyataan yang memilukan "Sehun mari kita akhiri ini!" Kim Jong In "Apa tidak ada kesempatan untukku lagi?" OH Sehun HUNKAI, CHANSOO, KRISS,MINGYU, LUHAN AND OTHER