Hentakan demi hentakan di berikan untuk membuat jantungnya tetap berdetak. Harapan demi harapan menjadi doa yang di rapalkan terus menerus, Sehun sadarlah semua orang menunggumu.
Hentakan yang dahsyat menghentak jantungnya hingga mata itu terbuka dengan sempurna seakan Sehun baru saja terbangun dari mimpi buruknya. Para dokter bernafas lega melihat pasiennya keluar dari masa kritisnya. Mereka sesegera mungkin memeriksa kondisi Sehun.
Setelah 30 menit memeriksa kondisi Sehun, akhirnya para dokter selesai. Luhan langsung bangkit ketika melihat sang dokter keluar dari ruangan
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Luhan
"Syukurlah, pasien sudah melewati masa kritisnya. Ia sudah sadar, kami akan memindahkan ke ruang inap. Kalian bisa menemuinya ketika suster sudah memindahkannya" Luhan menangis bahagia mendengarnya
"Syukurlah" Kris merangkul Luhan menenangkan tangisnya. Jongin hanya diam mematung di depan ruangan sambil menunggu Sehun di bawa oleh para suster. Jongin menahan nafasnya saat melihat siluet kasur yang di dorong suster membawa Sehun keluar dari ruang ICU. Kasur itu melewati Jongin, dan Jongin dan Sehun menatap satu sama lain. Tapi yang Jongin lihat hanya sebuah tatapan kosong di sana, tak ada lagi raut wajah sakit atau bahagia yang Jongin Lihat hanya sorot mata yang kosong tanpa tujuan.
Setelah Sehun di pindahkan dari ruang ICU, Luhan Kris dan Juga Jongij mengunjungi kamar Sehun. Luhan memeluk sang adik dengan lembut menyalurkan rasa syukur yang teramat dalam.
"Syukurlah kau bisa sadar Sehun" ucap Luhan di barengi isakan
"Aku sudah lebih baik Hyung" Jongin hanya diam melihat interaksi keduanya bersama Kris, ia juga ingin memeluk Sehun dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Mengatakan bahwa semua sudah berakhir dan ia memaafkannya. Tapi melihat kondisi Sehun, ia enggan untuk sekedar mengucapkan syukur krena pria pale itu akhirnya sadar setelah melewati tidur panjangnya.
"Jongin kemari sayang, kau tak ingin memeluknya?" Jongin menarik nafasnya, lalu berjalan mendekat.
"Hai Sehun, syukurlah kau jauh lebih baik dari sebelumnya" Jongin memeluk Sehun, pria pale itu hanya diam tak ikut memeluknya.
"Hyung..." panggil Sehun setelah Jongin melepaskan pelukannya.
"Dia siapa?" Nafas Jongin tercekat mendengarnya, apa Sehun tak mengenalnya apa hanya pura-pura karena ia marah padanya
"Apa maksudmu Sehun dia Jongin Ke-..
"Tidak Hyung tak apa" Jongin menyela ucapan Luhan saat ia ingin mengenalkan Jongin. Luhan tak mengerti dengan Sehun, ada apa dengannya.
"Apa kita saling mengenal?" Tanyanya melihat wajahn Jongin
"Istirahatlah, tak perlu di fikirkan" Jongin pergi keluar meninggalkan Sehun Luhan dan juga Kris.
"Sehun jangan bercanda"
"Apa maksudmu Hyung, apa yang bisa kubuat bercanda... aku tak mengenalnya Hyung" rengek Sehun
"Aku tanya kau ingat dia?" Luhan menunjuk ke arah Kris, sang adik mengangguk
"Dia Kris Hyung kolega kita, teman kuliahmu kan Hyung" Luhan menepuk jidatnya.
"Aku akan ke dokter menanyakan keadaan otak udangmu itu" Sehun merengut mendengarnya
"Aku sedang sakit, kau tetap saja mengolokku" Luhan mengabaikannya memilih untuk pergi ke ruang dokter.
"Kris Hyung... aku boleh bertanya?" Kris tersenyum menanggapi
"Apa yang terjadi denganku?" Tanya Sehun
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT HURT
Fanfictionkenyataan bahwa ada orang lain yang lebih ia prioritaskan adalah sebuah kenyataan yang memilukan "Sehun mari kita akhiri ini!" Kim Jong In "Apa tidak ada kesempatan untukku lagi?" OH Sehun HUNKAI, CHANSOO, KRISS,MINGYU, LUHAN AND OTHER