Setelah perkenalan singkat mereka, Chanyeol memaksa Jongin untuk ikut makan di sebuah restoran seafood dekat pantai Jeju. Jongin awalnya menolak tapi pria tan itu tau sebagaimana keras kepalanya Chanyeol.
Kini ketiganya duduk di meja dekat jendela yang langsung menjurus menuju lautan lepas. Chanyeol sibuk dengan menu, Jongin hanya membuka buku menu tanpa memilihnya. Sesekali ia akan memperhatikan Kyungsoo, wajah Sehun sedang menciumnya terus saja terngiang dalam memori miliknya.
"Maaf aku tinggal dulu" Chanyeol tampak melirik ponselnya, sepertinya pria tinggi itu mendapatkan telepon penting. Kini tinggalah 2 orang di meja menunggu pesanan, keduanya tampak canggung tapi Jongin berusaha setenang mungkin meski dalam hatinya sudah ingin memaki pria polos di depannya.
"Chanyeol bercerita padaku, terima kasih Jongin" Jongin tersenyum kecil dalam tunduknya, lalu ia menatap begitu arogan pria di depannya.
"Ah benarkah Hyung?, aku hanya memberinya sedikit nasehat untuknya ah untukku juga sepertinya" Kyungsoo menatap tak mengerti raut wajah Jongin
"Jangan tinggalkan dia Hyung, jangan buat dia sakit! Dia sangat mencintaimu, kau adalah satu-satunya yang ia miliki" Jongin beranjak berdiri
"Bilang pada Chan-hyung aku duluan, aku baru ingat harus memasak makan malam di panti" Jongin tak kuat lama-lama berada di dekat pria yang sudah menghancurkan harapannya itu, terlalu sakit.
Kyungsoo menatap bingung pada punggung Jongin yang semakin lama semakin menghilang
"Loh Jongin mana?" Tanya Chanyeol yang baru saja selesai menerima telepon
"Dia bilang dia harus memasak makan malam untuk anak panti" Chanyeol menatap bingung Kyungsoo
"Ah apa dia disini merawat anak panti?" Tanya Chanyeol, si kecil hanya mengedik bahunya.
.
.
.
.
"Heummm" pergerakan pertama kali dari Sehun setelah ia pingsan hampir seharian."Kau sudah bangun Sehun?" Tanya Luhan langsung menatap Sehun iba, wajahnya pucat sekali.
"Jongin..." Luhan merasa hatinya tersayat saat mendengar suara ringkih Sehun menyebut nama Jongin, apa ia setega itu pada sang adik. Membiarkannya perlahan mati karena rasa bersalahnya?.
"Sehun..." Luhan dapat menangkap tetes air mata yang keluar dari mata Sehun.
"Hyung.. Jongin dimana Hyung.. aku ingin minta maaf padanya hiks" Luhan memeluk tubuh lemah adiknya, menenangkan tangis tangis yang pecah karena rasa bersalahnya.
"Kau harus sembuh dulu baru menemui Jongin oke?" Sehun menggeleng
"Beritahu aku Hyung, kumohon" Luhan tak tega melihat Sehun seperti ini, ia tak pernah seperti ini. Bahkan saat dirinya patah hati dengan Kyungsoo, dia tak semenyesal ini.
"Baik.. janji padaku untuk tidak menyakitinya lagi, ia sedang berusaha untuk menata hatinya lagi Sehun" pria pale itu mengangguk setuju
"Kau tau panti asuhan yang ada di jeju" Sehun mengangguk lemah
"Ia berada di sana, tapi jika kau melukainya lagi habis kau olehku"
"Aku... hanya ingin minta maaf Hyung, jika akhirnya ia tak memaafkanku.. aku akan berusaha untuk mendapatkannya kembali" Luhan tersenyum kecut
"Halah, lagipula apa yang kau fikirkan hingga berselingkuh di belakangnya dasar bodoh" Luhan beranjak dari tempatnya duduk, lalu pergi meninggalkan Sehun yang menatap kosong suasana kamar.
.
.
.Jongin berjalan menyusuri pantai setelah berbelanja, ia ingin sedikit menenangkan hatinya. Sepanjang jalan ia berfikir kenapa dunia begitu kejam padanya, ia fikir ia akan bahagia sedikit lagi menuju pernikahan. Tak cukupkan ia hidup tanpa sosok ayah dan ibu dan saat ini ia akan hidup tanpa sosok yang ia cintai.
"Apa kau bahagia?" Kedua tangan Jongin masuk kedalam coat mencoba mencari sesuatu yang hangat.
Tubuhnya menegang saat seseorang memeluk tubuh Jongin, dengan coat yang tebal membungkusnya.
"Apa kau tidak kedinginan?" Jongin menoleh, melihat Baekhyun lah yang memeluknya.
'Ini terlalu dekat' gumam Jongin dalam hati, tubuhnya bahkan menempel pada dada bidang Baekhyun. Detak jantungnya terdengar begitu keras seakan jantungnya seperti gendang yang di mainkan.
"Hyung" gumam Jongin, wajahnya sudah memerah karena perlakuan Baekhyun
"Diamlah nikmati pemandangan pantai" tubuhnya menegang saat Baekhyun menelusupkan kedua tangan di pinggang Jongin, melihat pantai menikmati deburan ombaknya. Meski Jongin lebih tinggi beberapa cm dari Baekhyun, tapi sialnya Baekhyun justru lebih manly dibandingkan dengan dirinya.
"Kau tau, aku begitu terpesona padamu ketika aku pertama melihatmu. Setiap malam bahkan aku memimpikan bisa bersanding bersamamu. Aku tau ini terlalu cepat, aku juga tak meminta kau menjawabnya! Cukup dengan ku tetap berada di sampingmu dan kau tak melarangnya sudah memberikan kebahagian untukku" Baekhyun membalik tubuh Jongin, coat yang di pakai Baekhyun terhuyung karena angin laut.
"Kim Jongin aku mencintaimu" ucap Baekhyun, kedua bola mata Jongin dapat melihat kesungguhan dari dokter di hadapannya, hatinya juga membuncah saat berdekatan dengan pria bersurai pink ini. Tapi Sehun selalu menghapus keinginannya untuk mencintai pria lain.
Baekhyun tak melihat pergerakan yang dapat ia simpulkan dengan penolakan, ia tersenyum. Satu tangannya menelusup ke belakang tengkuk si tan membelainya lembut. Baekhyun tersenyum sebelum akhirnya kedua bibir mereka bersatu, menyalurkan perasaan yang begitu mendalam.
Baekhyun tersenyum dalam hatinya, ia mendapat sambutan dari Jongin meski ia tau Jongin belum menerimanya. Bibirnya terus memagut bibir pulm Jongin dengan lembut.
"Aku akan menunggu, meski dalam proses itu akhirnya kau tak bisa menerimaku" ucap Baekhyun berbicara di depan wajah Jongin yang memerah.
Di jalanan pantai, pria dengan wajah pucat pale menatap sendu interaksi dua pria di dekat pantai. Satu tangannya menekan kuat dada kirinya, sakit sekali.
"Jongin-a..." Sehun-pria pale itu kabur dari rumah sakit saat mengetahui bahwa Jongin berada di Jeju. Ia terus saja merintih kesakitan di dada kirinya menekannya dengan kuat. Apa ini yang di rasakan pria tan itu.
.
.
Sore yang sejuk di panti membuat Jongin memilih bermain dengan anak-anak panti. Setelah kejadian Tadi di pantai Jongin di antar Baekhyun kembali, dan pria bersurai pink itu kembali ke klinik."Hua.... hiksss" Jongin menoleh pada sumber suara, terlihat bocah cilik yang terjatuh di taman panti. Jongin berlari menghampiri, melihat apa ada luka yang parah.
"Hyung...."Jongin tersenyum tak ada luka beratti hanya ada luka kecil di lututnya
"Sudah ya jangan menangis, jagoan Jongin-hyung tidak boleh menangis" Jongin mengusap luka kecil pada dengkul si kecil.
"Jongin-a" Jongin menoleh,matanya membulat saat mendapati pria yang ia cintai berada tepat di hadapannya. Jongin spontan berdiri menatap sendu wajah pucat Sehun.
Tebece
Abaikan typo yang merajalela
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT HURT
Fanfictionkenyataan bahwa ada orang lain yang lebih ia prioritaskan adalah sebuah kenyataan yang memilukan "Sehun mari kita akhiri ini!" Kim Jong In "Apa tidak ada kesempatan untukku lagi?" OH Sehun HUNKAI, CHANSOO, KRISS,MINGYU, LUHAN AND OTHER