Sudah seminggu setelah kepergian Jongin, Sehun benar-benar kacau. Pria pale itu hanya mengisi hari-harinya dengan tangis dan minuman beralkohol. Sudah seminggu ini pula Sehun benar-benar tidak makan dan hanya sibuk dengan minuman dan mengenang Jongin.
"Jonginna..." kini Sehun benar-benar mabuk dan meracau tidak jelas sambil melihat cincin milik Jongin.
"Arghhhhhhhhhh" Sehun kesal ia menghacurkan barang-barang yang ada didekatnya, vas bunga pajangan-pajangan kecil yang tertata rapih di nakas berjatuhan semua. Sehun terdiam saat sebuah buku terjatuh setelah ia menghancurkan isi kamarnya.
"Heum apa ini" dengan sempoyongan ia mengambil sebuah buku berwarna cream.
Dont open without permission
Sehun mengernyit melihat tulisan tangan pada halaman pertama. Ia dengan lancangnya membuka halaman berikutnya penuh dengan robekan disana, mungkinkan seseorang merobeknya dengan seangaja?. Sehun melirik ke halaman yang masih utuh, terlihat tulisan tangan yang begitu cantik terukir disana.
"Ini adalah kali pertamaku menulis lagi, terakhir kali aku menulis saat aku merasa sendirian di dunia ini, aku berhenti menulis ketika aku bertemu dengan Sehun. Pria pale dengan segala pesonanya yang mampu menggetarkan hatiku dengan hanya melihatnya berdiri dan bernafas. Pria itu kini menjadi kekasihku, beberapa waktu yang lalu aku dilamar olehnya. Senang memang tetapi saat ini mungkinkah rasanya hilang begitu saja?
Aku tidak mengerti kenapa ia berubah? Apa tidak ada cinta untukku lagi? Aku melihatnya tersenyum pada pria itu. Rasanya sakit, rasanya seakan ribuan anak panah menghujam jantungku. Meski demikian aku masih bertahan, karena aku mencintainya ia adalah sumber kebahagianku. Tapi jika ia tidak bahagia denganku aku akan merelakannya dengan yang lain.
Sehun.. apa kau masih mencintaiku?
Satu tetes air mata terjatuh begitu saja, tangan bergetarnya membuka halaman berikutnya
Untuk kesekian kalinya ia melewatkan sarapan pagi, bahkan berkali-kali aku harus membawa makanan yang tak tersentuh olehnya untuk di makan oleh mingyu dan taeil.
Huh buang-buang bahan makanan saja
Sehun apa kau masih mencintaiku?
Lagi Sehun semakin meneteskan airmatanya, ia mencoba membuka lembaran berikutnya
Ia marah saat aku menerima telepon dari pria itu. Rasanya menyakitkan, mengapa kau berubah Sehun... janji yang kau buat dulu seakan menjadi angin lalu bagimu. Aku memberikan segalanya untukmu tapi kau bahkan tak menggunakan cincin yang kau buat untuk kita.
Apa kau akan membatalkan pertunangan kita? Aku rasa iya, kau tampak lebih bahagia dengannya.
Sehun apa kau masih mencintaiku?
"Jongin..."suara sendu itu begitu memilukan dadanya seakan di remas kuat, seakan luka yang begitu dalam lalu di siram dengan air garam. Perih sekali, apa ini yang Jongin rasakan?
Aku lelah, kau bahkan tak kembali. Dan aku menemukanmu menciumnya, apa kau bahagia dengannya Sehun? Baiklah kita akhiri semua ini
Selamat tinggal Sehun..
Aku mencintaimu......
Sehun menutup kembali buku itu menekannya pada dada, ia berjongkok sambil memeluk erat dan menangis begitu pilu.
"Maafkan aku Jongin maafkan aku...... aku mencintaimu Jongin maafkan Aku" terus saja Sehun meracau tidak jelas meminta maaf pada Jongin meski pria tan itu tak ada didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT HURT
ספרות חובביםkenyataan bahwa ada orang lain yang lebih ia prioritaskan adalah sebuah kenyataan yang memilukan "Sehun mari kita akhiri ini!" Kim Jong In "Apa tidak ada kesempatan untukku lagi?" OH Sehun HUNKAI, CHANSOO, KRISS,MINGYU, LUHAN AND OTHER