Sudah Tamat di aplikasi Karyakarsa
Tersedia juga versi Cetak
***I'm over you and I don't need your lies no more
'Cause the truth is, without you, boy, I'm stronger
And I know it's sad that I changed, have a cold heart
But it was your game that left scars
Ooh, I'm over you
~ Don't Call Me Up - Mabel ~
***Helga mendengus nafasnya kasar kala mendengar peraturan yang baru saja Armann utarakan. Dia bilang apa? Mencium bibirnya dihadapan kedua keluarga besar? Ya Tuhan, dirinya tidak sudi!
Sembari menenangkan hati dan juga pikirannya Helga meminum Cappuccino miliknya yang sudah terasa dingin. Untung saja Caffeine mempunyai efek menenangkan, karena kalau tidak, dirinya pasti sudah menumpahkan cairan coklat yang baru saja diminumnya ke kepala pria dengan otak kadal dihadapannya ini.
"Armann, can I ask you one thing?" Helga berkata dengan wajah datarnya. Armann menaikkan satu alisnya, namun pria itu mengangguk.
"Please." Jawabnya.
"Pertama, kamu keberatan mengenai perjodohan ini kan?" Kedua alis Helga naik dan Armann mengangguk sebagai balasannya.
"Kedua, kamu tidak ingin pernikahan kita diketahui oleh publik. Lalu ketiga kamu menawarkan perceraian kepadaku." Helga menatap Armann lekat. Dan Armann kembali mengangguk. Namun begitu rahangnya terlihat mengeras. Seakan waspada dengan apa yang akan Helga ucap selanjutnya.
"Lalu kenapa kontak fisik begitu berarti, Armann?" Tanya Helga frustasi. "Kalau memang hanya untuk meyakinkan kedua orang tua kita bahwa, yess we are fine and we are happy. Kontak fisik secukupnya itu sudah lebih dari cukup." Tegasnya.
Lagipula kita di negara Timur, Indonesia. Tenang saja. Bahkan hanya dengan saling merangkul mesra itu sudah cukup bagi kami untuk menunjukan kepada dunia bahwa hubungan pernikahan kita baik-baik saja."
"Jadi, inti perbincangan ini.. kamu tidak mau aku menciummu di depan umum?" Armann menyela.
"Di depan keluarga kita, bukan di depan umum." Jawab Helga cepat. "Karena kita hanya akan berakting di depan keluarga kita. Publik, tidak akan tahu mengenai hubungan kita karena memang kamu tidak ingin dunia tahu bahwa kita menikah. Bukan begitu?" Tanyanya dengan nada sinis.
"Aku akan turuti semua keinginanmu, Armann. Kita akan bekerja sama demi hubungan pernikahan kita ini. Aku akan ikuti semua permainanmu. Serius!" Helga mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.
"Tapi, aku meminta dengan sangat amat hormat, kontak fisik kita tidak akan lebih dari pelukan dan ciuman pada kening juga pipi. Jangan pernah meminta lebih dariku, karena sampai matipun tak akan kuberikan tubuhku untukmu. " Helga menatap Armann sungguh-sungguh.
"Seperti aku menghormati keinginanmu, yang tak akan pernah mempublikasikan pernikahan kita pada publik. Jadi aku mohon, hormati juga keinginanku." Tekan wanita dengan kaca mata Gucci yang masih setia membingkai mata indahnya. Dan Armann pun membisu.
************
Hari demi hari berlalu begitu cepat. Kenyataannya memang Helga tidak dapat menolak takdir yang digariskan untuknya. Menikahi seorang bajingan yang bahkan tak ingin mengakui tentang dirinya. Tentang hubungan mereka. Namun begitu, siapa perduli?
Helga tak perduli!
Melihat kenyataan bahwa Armann bukanlah pangeran berkuda putih yang ditujukan untuknya, lebih baik Helga mundur saja, bukan begitu?
Dan saat nanti pangeran berkuda putih yang memang di takdirkan untuknya datang menghampirinya, Armann harus rela melepaskannya. Ya, tentu saja Armann akan melepaskan dirinya. Karena Helga yakin, pria itu bahkan hanya tinggal menjentikkan jari untuk mendapat wanita yang mau mendampingi dirinya. Dan, wanita itu.. tentu saja bukan Helga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET MARRIAGE (TAMAT di KARYAKARSA)
RomancePromance Series. Sekuel of Selingkuh dan Cinta Tanpa Rencana. ************ Helga Zahrafani, wanita berumur dua puluh sembilan tahun yang sedang depresi karena kedua orang tuanya selalu saja mendesaknya untuk segera menikah. Masalahnya, menikah denga...