Part 8 - Spark (Now on Karyakarsa)

5.5K 545 10
                                    

Hulaaaa .... 😛
***

So my love, keep on running
You gotta get through today
There my love, keep on running
Gotta keep those tears at bay
Oh my love, don't stop burning
Gotta send them up in flames
In flames
~ Flames - Sia ~
****

"Elo serius mau nikah sama bajingan yang jelas-jelas ngajak elo tidur bareng sekaligus nyodorin surat cerai juga ke elo, Hel?" Tanya Carissa sinis, pada Helga. Setelah sebelumnya wanita itu memberitahukan apa saja kesepakatan antara dirinya dan juga Armann.

"Mau bagaimana lagi, Ris?" Helga menjawab pasrah.

"Tunggu deh! Ini gue kayak De javu gitu." Ucap Adelia. Membuat ketiga wanita diruangan itu menoleh kepadanya.

"De javu sama pernikahan elo sama Darrel dulu, Del?" Tebak Winda. Adelia mengangguk.

"Ya tapi kan si Darrrel dulu nggak maksa elo buat ena ena sama dia kan, Del." Sahut Winda.

"Mmm... ." Adelia memutar bola matanya ke atas. Seakan menimbang jawaban apa yang kiranya tepat diberikan kepada ketiga sahabatnya itu.

"Maksa sih enggak, usaha banget tapi iya." Jawabnya akhirnya sembari meringis tak enak hati.

"Daniel, maksa iya, usaha banget iya." Seloroh sebuah suara dari ambang pintu yang ternyata adalah Amandha.

Wanita itu datang begitu saja. Memasuki ruangan Helga tanpa permisi sembari membawa sebuah paperbag yang berisi berbagai macam camilan untuk dirinya dan sahabat-sahabatnya itu.

Tepat setelah paperbag itu diletakkan di atas meja, perhatian wanita-wanita itu pun mulai teralihkan. Tangan dan mata mereka sibuk memilah makanan apa yang ingin mereka makan.

"Si Armann kayaknya sebelas dua belas sama Daniel deh, Hel." Lanjut Amandha lagi sembari membuka kantung yang berisi chips kentang rasa sapi panggang.

"Aduuhh, gue harus bagaimana ini?" Helga mulai menarik-narik rambutnya kesal. "Masa iya gue nikah aja gitu sama Armann? Tidur aja gitu sama dia tanpa tahu nantinya gue bakal dibuang apa enggak sama dia?" Keluhnya lagi, frustasi.

"Yeah, been there." Sahut Adelia dan Amandha bersamaan. Kedua wanita itu sontak bertatapan lalu tertawa terkikik.

"Iiihhh.. kalian tuh!" Decak Helga kesal.

"Maaf kalau ternyata kami nggak punya solusi ya, Hel." Ucap Adelia. "Tapi daripada elo mikir ini itu, kenapa nggak langsung pasrah jalanin aja sih?"

"Sekarang gini deh, Hel-" kali ini Amandha yang berbicara, "elo masih cinta nggak sama Armann?" tanyanya yang langsung membuat semua yang berada disitu fokus pada sosok yang dimaksud. Helga yang merasa diperhatikan begitu intens langsung gelagapan.

"Ehem." Dirinya berdehem. "Nggak tahu juga sih, Ndha." Jawabnya, sembari membetulkan letak kacamatanya karena gugup.

Sontak keempat wanita yang sedang menatapnya serius memutar kedua bola mata mereka malas setelah mendengat jawaban yang Helga berikan.

"Oke!" Kali ini Winda yang berbicara. "Elo mau bikin Armann jatuh cinta sama elo, nggak?" Tanyanya.

Spontan Helga meringis mendengarnya. Karena dilanda gugup, gerakan-gerakan tak penting mulai dilakukannya. Seperti membetulkan letak kaca matanya berkali-kali, serta juga menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.

"Ya.. mau sih!" Jawabnya malu-malu. Akhirnya.

"Sipp!" Seru Winda bersemangat.

"Tenang saja, Hel. Gue bantuin!" Seru Amandha juga.

BITTERSWEET MARRIAGE (TAMAT di KARYAKARSA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang