8

2.4K 418 58
                                    


Sama-sama sibuk sepertinya membuat hubungan rumah tangga kurang harmonis, habis mau bagaimana lagi? Ego dan juga mimpi masing-masing masih sangat mendarah daging. Bukan berarti setelah menikah kamu harus menyerah pada karier tapi setidaknya bicarakan itu baik-baik agar tidak jadi salah paham.


Suami istri yang tinggal serumah nyatanya lebih seperti seorang anak indekos yang tak kenal satu sama lain. Berangkat pagi, pulang malam, begitu saja seterusnya. Tak ada hangatnya masakan rumahan yang menyapa karena keduanya lebih suka makan roti tawar sambil dibawa di jalan atau sekalian makan di kantor dengan alasan tak mau buang-buang waktu.









"Hai"


"Oh hai. Tumben belum berangkat?"


"Ini baru mau. Mm.. sarapan?" ia menawarkan selembar roti dengan selai.


"Terima kasih. Kubawa, aku duluan ya"




Dan lelaki itu pergi begitu saja sambil menggigit roti. Tak ada pelukan atau kecupan sayang, sepertinya memang hubungan mereka sudah sehambar itu, entah sejak kapan. Meski sudah merasakannya sejak lama tapi ia juga tidak mau bertanya atau sekedar mencairkan suasana, terlalu gengsi, malu, canggung.


Si lelaki pun sama. Kepribadiannya yang pendiam juga membuatnya merasa canggung jika harus mencairkan suatu hubungan yang sudah kelewat beku. Bukan dia tidak cinta, pemikirannya terlalu sederhana, seperti 'yang penting dia milikku' lalu sudah, dia sudah bisa cukup tenang. Tidak sadar jika wanita juga perlu diperhatikan, dibelai dan disentuh. Tidak sadar jika wanitanya juga bisa berpaling meski secara materi ia selalu mencukupi bahkan melebihkan.









"Begini terus kapan hamilnya?"



Menggerutu kesal, ia segera mengunyah roti terakhirnya dan meneguk segelas susu terburu-buru.




"Oke. Pulang malam ah! Paling juga tidak dicari nanti,"


Stilettonya mengetuk-ngetuk lantai granit.










The Kim's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang