Seokjin menghisap dalam-dalam lintingan nikotin yang terjepit di antara telunjuk dan jari tengahnya, lalu dengan tanpa manusiawinya, ia lantas menghembuskannya tepat di depan wajah Opsir Namjoon yang tengah mengintrogasinya karena tertangkap tangan tengah berkendara di bawah pengaruh alkohol.
"Pikirmu kau siapa berani menindakku seperti ini?" Ucap Seokjin angkuh sembari mendekatkan wajahnya pada Opsir Namjoon yang tampak mengeras dan terus mencoba menahan napas akibat serangan asap rokok dari pria di hadapannya itu. Jujur saja, Namjoon tak pernah suka dengan rokok sekalipun di tempatnya bertugas kini banyak seniornya yang merokok.
"Aku memiliki kewajiban menindakmu saat kau melakukan kesalahan karena negara menggajiku untuk itu." Jawab Namjoon yang justru dibalas dengan seringai Seokjin yang seakan mengejeknya dan kembali menghirup dalam-dalam rokoknya untuk ia hembuskan ke udara.
Dan Namjoon melihatnya. Bagaimana bibir gemuk Seokjin mengerucut demi meniupkan kepulan asap penuh racun itu ke udara. "Menarik."
Seokjin mendelik spontan kala rungunya tergelitik akan ujaran yang baru saja opsir muda itu layangkan untuknya. Seokjin tak ingin merasa tinggi hati, namun tak ada siapapun di jalanan itu selain keduanya. "Kau mengatakan sesuatu?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Seokjin, Namjoon malah melipat kedua tangannya di depan dada, lantas kembali bersuara, "hanya karena kau merupakan anak dari atasanku, hal itu tak membuatmu kebal hukum, Jinnie." Ujarnya santai, seolah menunggu akan bagaimanakah tanggapan pria tampan yang kini tengah ia hadapi itu.
Kedua mata Seokjin membelalak seketika, dan tubuhnya sontak maju demi meraih kerah seragam kebesaran Namjoon dengan geram. "Kau bermain-main denganku, Opsir Kim? Beraninya kau memanggilku seperti itu."
Kali ini Namjoon yang menyeringai. Tak ada rasa takut dalam diri pria itu menghadapi serangan mendadak Seokjin yang hampir membuatnya sesak napas karena tertahannya kerah seragam yang ia kenakan. Dan dalam posisi itu, Namjoon dapat melihat dengan jelas, untuk pertama kalinya, betapa ranumnya bibir Seokjin yang sayangnya telah tercemari oleh banyaknya nikotin yang telah pria itu hisap. "Tentu saja jika kau perbolehkah."
Seokjin menghempaskan tubuh Namjoon sekuat tenaga hingga yang bersangkutan terhuyung beberapa langkah ke belakang, lalu mencoba bebalik untuk kembali ke dalam mobilnya dengan wajah yang tak hentinya merengut serta tatap sengit yang terus tertuju pada Namjoon.
"Jadi kau berusaha melarikan diri dari TKP? Kau tak ingat jika aku adalah bawahan kesayangan Kepala Kim?"
Tubuh Seokjin membatu seketika kala jemarinya hampir menjalin pintu mobil.
"Mari kita lihat, selain masuk ke dalam penjara, kira-kira kau akan kehilangan apa dari Kepala Kim? Kartu kredit misalnya?" Serang Namjoon lagi tanpa belas kasih. "Ah, tapi masuk penjara sepertinya cukup bagus dibanding masuk rumah sakit jika kau terus mengemudi saat keadaanmu seperti ini."
Seokjin yang bimbang tentu saja mulai mencoba berbalik dan kembali menghadapi opsir yang sepertinya telah menembaknya tepat di titik kelemahannya. Walau sebenarnya tak sepenuhnya ucapan pria itu benar. Ada citra yang harus ia lindungi, dan masuk penjara jelas bukan pilihan yang menyenangkan.
"Dengar Opsir Kim, sepertinya kau tidak tahu jika aku memiliki toleransi tinggi terhadap alkohol. Lihat," Seokjin merentangkan kedua tangannya, lalu menepuk-nepuk kedua dadanya yang terbalut kemeja berwarna putih yang hampir tembus pandang, yang sialnya malah membuat kedua mata Namjoon tertuju pada area bidang pria itu. Dan Namjoon sempat berpikir bahwa mungkin saja Seokjin rutin pergi ke gym hingga tubuhnya terbentuk dengan begitu...
![](https://img.wattpad.com/cover/163180998-288-k759983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Namjin Oneshoot / Short story Collections
Historia CortaWork ini berisi kumpulan oneshoot atau short story dengan OTP yaitu Namjin.