Bagian Empat: Permainan Ayaka

105 7 1
                                    

Gadis-gadis berlarian di lorong sekolah. Mereka bergegas menuju aula sekolah. Kabarnya, Edogawa Izuo dan Nakauchi Higa, dua lelaki paling populer di SMA Hideki Tojo sedang berdebat untuk merebut posisi Ketua OSIS SMA Hideki Tojo.

"Apa yang dibutuhkan siswa-siswa di Jepang?" Higa menarik nafas, berusaha untuk mengeluarkan pernyataan paling hebat, "Perhatian dan cinta kasih! Dengan cinta, semua akan tercapai. Aku akan menjadi ketua OSIS yang penuh cinta kasih kepada siswa-siswa SMA Hideki Tojo."

Sontak, pendukung Higa bertepuk tangan dengan meriah. Higa tersenyum puas sambil merapikan kacamatanya. Ia memang terkenal sebagai playboy yang pandai merangkai kata-kata romantis.

Akio menggaruk rambutnya karena tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Higa. Mereka sedang berdebat untuk menjadi Ketua OSIS, bukan menjadi ketua Perkumpulan Pujangga Jepang.

"Tercapai apanya?" tanya Akio dengan wajah bingung.

"Tentu saja tujuan dari sekolah kita," jawab Higa dengan nada yang sombong, "dengan cinta kasih, sekolah ini akan menjadi sekolah terbaik di Jepang!"

Akio menghela nafasnya. Ia turun dari panggung, kemudian mengangkat tangannya mengarah ke arah penonton.

"Jadi kau hendak berpacaran dengan mereka semua!?" Akio meninggikan suaranya, "kawanku, mengurus sebuah organisasi itu tidak boleh dengan perasaan. Tetapi harus dengan logika."

Akio kembali menaiki panggung. Higa memalingkan wajahnya. Ia tidak tahu Akio mampu menggunakan kalimat itu untuk menyerangnya.

"Amerika Serikat kalah dengan Jepang karena politisinya yang tidak becus," lanjut Akio, "kau tahu kenapa? Ya, seperti dirimu! Selalu membual tentang perhatian dan cinta kasih di awal kampanye politik mereka agar mereka dipilih oleh rakyat. Setelah mereka duduk di gedung pemerintahan yang nyaman, apakah cinta kasih itu mereka terapkan?"

Akio berhenti sejenak. Ia menatap mata Higa dengan tajam. Bersiap-siap memberikan pukulan terakhir.

"Kau tahu, Higa? Lebih baik kau jadi penulis novel romantis saja. Biar aku yang jadi Ketua OSIS SMA Hideki Tojo."

Pernyataan Akio disambut tepuk tangan yang meriah dari penonton. Wajah Higa memerah akibat malu.

"Sudah kubilang," celetuk seorang siswi, "Akio itu wawasannya luas banget."

Kepala sekolah naik ke atas panggung untuk menyudahi sesi debat yang berlangsung.

"Terima kasih kepada Nakauchi Higa dan Edogawa Akio, putra terbaik SMA Hideki Tojo karena sudah memberikan pemikiran mereka yang luar biasa untuk sekolah tercinta kita," Sang kepala sekolah berkata dengan lantang, "ingat, pemilihan Ketua OSIS akan diadakan minggu depan. Pilihlah yang menurutmu terbaik."

Akio melihat ke arah penonton. Ia berusaha mencari Mizuko. Namun sejauh mata memandang, ia tidak dapat melihat Mizuko.

Mizuko berada sendirian di salah satu ruangan kelas yang kosong saat itu. Kelas yang sepi dan tidak ada siapapun disana adalah tempat yang tepat bagi Mizuko untuk berlatih menyanyi.

Akio berlari menyusuri lorong sekolah, berusaha mencari keberadaan Mizuko. Ia memasuki setiap ruang kelas yang ada untuk menemukan Mizuko. Sudah sebelas ruangan yang ia masuki.

Namun sayup-sayup terdengar suara nyanyian merdu seorang gadis di ujung lorong. Dengan pelan, Akio melangkah untuk mendekati sumber suara itu. Perlahan Akio membuka pintu ruangan kelas yang kosong itu, "Mizuko?"

"Mencari malaikat jelek itu?" ucap gadis yang berada di ruangan kelas itu yang ternyata adalah Ayaka.

"Ternyata kau," ucap Akio dengan kecewa.

Kidung Mentari Terbit Vol. 1Where stories live. Discover now