Part 8

18 7 0
                                    

Sentuh gambar bintang sebelum baca.
Usahakan komen agar saya semakin semangat buat nge next chapter.
Kalau suka silahkan tambahkan ke Library kalian. Setuju??

Happy reading guys :)

***********

Shaka POV

Sudah hampir satu pekan lamanya,aku berada didesa ini. Tinggal dengan keluarga sederhana yang terdiri dari ayah,ibu, dan dua anak perempuannya.

Bukan tanpa alasan mengapa aku masih saja bertahan di rumah mereka.
Sejujurnya aku sudah merasa nyaman dengan tempat ini. Walaupun jauh dari kemewahan namun kebersamaan dan perhatian seperti ini yang sangat aku inginkan sejak dulu.

Dan lagi pula,aku merasa belum siap untuk melakukan perjalanan jauh. Ditambah lagi dengan ketidak tahuanku dalam mencari jalan untuk bisa kembali ke kerajaan.

Sebenarnya aku juga merindukan keluargaku disana. Merindukan raja dan ratu juga adik kecilku putri ameera. Entah bagaimana kondisi disana sekarang. Aku juga rindu akan hars - ku, ya kuda kesayangan yang telah ku beri nama.

Terlalu larut dalam pemikiranku. Baru kusadari bahwa suasana dirumah ini sedikit berbeda. Biasanya, dipagi hari seperti ini nyonya rumah pasti sedang berceloteh ria terhadap segala hal. Apalagi mengenai gadis nya,yang kutahu bernama Syabil.

Ahh iya, gadis itupun sepertinya sudah tidak berada dirumah. Kalau seperti ini,aku merasa segan untuk berada didalam seorang diri. Bagaimanapun rumah ini masih asing bagiku,begitupun dengan para penduduk disini, yang kukenal hanya beberapa saja.

" Ya,sebaiknya aku berjalan - jalan saja dulu, sekalian mencoba berbaur dengan penduduk disini". Ucapku setelah berpikir lama.

Akupun segera menuju keluar, sekedar untuk melihat lebih dekat desa yang sudah kutinggali satu pekan lamanya ini. Diperjalanan, tidak sedikit penduduk yang menegur sapa padaku,dan itu membuatku sedikit lega. Bahkan tidak jarang pula, gadis - gadis desa yang tidak kukenal mencoba menyapaku disertai celotehan manja dan kedipan mata yang dibuat buat. Melihatnya, aku hanya memutar bola mataku.

Tak kuhiraukan segala jenis tatapan - tatapan aneh dari mereka. Kuteruskan saja langkahku untuk melihat lihat panorama desa ini. Hingga beberapa lama, aku melihat gerombolan anak laki laki,yang sepertinya sedang bermain,entah permainan apa itu,yang jelas mereka berlarian mengejar sesuatu benda bulat yang berputar,dan lalu mereka tendang.

Aku semakin mendekat ke arah mereka. Sungguh,aku begitu penasaraan permainan apa itu?. Di kerajaan tidak pernah kutemukan hal semacam ini. Dan mataku semakin tertarik menatap benda bulat yang sedang berputar itu.

Sepertinya mereka menyadari kehadiranku. Dan mereka kemudian berhenti dari kegiatannya, disusul dengan tangan mereka yang kompak dilambai - lambaikan ke udara tepat ke arahku. Seperti sebuah ajakan.

Aku yang mulai mengerti maksud mereka,segera berlari untuk bergabung. Aku juga sempat bertanya pada mereka tentang permainan apa yang sedang mereka mainkan dan tidak lupa juga dengan nama benda bulat yang membuatku semakin penasaran.

" Sungguh kau tidak mengetahuinya Kak?". Tanya seorang dari mereka yang hanya kutanggapi dengan gelengan pelan.

" Ini namanya bola, dan permainan yang tadi kami mainkan itu namanya sepak bola. Kau lihatkan tadi bagaimana kami berebut untuk menendangnya!". Terang seorang anak laki laki berbadan sedikit gempal dengan menunjuk sebuah benda yang kata mereka disebut bola.

" Permainan macam apa itu?, Kalian berebutan untuk mengejarnya dan bukannya ditangkap dengan tangan,malah ditendang!". Akhirnya kukeluarkan komentarku itu, dan mereka semua melongo dengan perkataanku. Entah,apakah aku salah bicara.

" Pfttt.....hahah...huahahah....". Mereka semua tertawa begitu nyaring. Bahkan kulihat, beberapa dari mereka ada yang tertawa sambil berguling - guling ditanah  seraya memegang perut mereka.

" Mereka aneh sekali!".  Ucapku dalam hati.

Mereka terus saja tertawa tanpa henti. Hingga membuatku jengah melihatnya. Kuputuskan untuk kembali saja ke rumah paman Danu.
Mungkin saja lelaki paruh baya itu sudah pulang. Atau mungkin malah bibi Zara yang sudah kembali.

Kupercepat langkah agar lebih cepat sampai. Hingga aku sampai didepan pekarangan rumah, tak kutemui paman dan bibi diluar. Yang ada malah seorang gadis yang sedang duduk diteras.

Kupikir gadis itu syabil.

" Ternyata Kau sudah kembali". Ujarku ketika sudah berada dekat dengan gadis itu.

Sang gadis yang sedang duduk itupun langsung berbalik kearahku. Aku kaget bukan main,dan kulihat gadis itupun sama kagetnya sepertiku.
Matanya melolot tajam,disertai mulut yang menganga lebar. Sungguh menunjukkan bukan type syabila sama sekali.

"Ya kamu salah menduga!!.
Dia bukanlah gadis yang bernama Syabil itu yang sukanya memutar bola mata didepanmu,dan selalu menampilkan tampang kesalnya itu terhadapmu, Shaka!!!". Gerutuku dalam hati

Lalu siapa gadis didepanku ini,apakah dia juga sama sepertiku yang tersesat kemudian dibawa kemari.
Mustahil sepertinya. Mungkin saja dia temannya syabil kan?. Ya sepertinya.

Kami terdiam satu sama lain. Keheningan yang begitu mencekam.
Dan bisakah dia menutup mulutnya itu sekarang, dan berhenti menatapku layaknya melihat hantu disiang bolong.

Aku langsung tersadar ketika seseorang menghampiri kami,lebih tepatnya gadis itu. Tapi kelihatannya,gadis itu belum menyadari kehadiran orang lain,padahal seseorang itu sudah berada tepat disamping nya.

Kuperhatikan seseorang yang baru datang tadi memandang ke arah gadis itu dan kearahku secara bergantian. Ya dia Syabil, dia terlihat memandang bingung ke arah kami.

Tak berlangsung lama, gadis itupun langsung tersadar dari lamunannya, begitu merasa ada gerakan dibalik bahunya. Ternyata Syabil yang melakukannya berniat untuk menyadarkan gadis itu.

Aku hanya melirik sebentar ke arah dua gadis tersebut, kemudian langsung menjauh dari mereka, kurasa itu lebih baik daripada kami terus berada dalam kecanggungan ini.
Langkahku terus bergerak menjauh dari mereka,dan masih kudengar samar - samar percakapan mereka.

"Lebih baik aku segera masuk saja kedalam dan beristirahat,rasanya sedikit lelah berjalan - jalan". Pikirku dalam hati.

Semoga ketika aku bangun,paman sudah pulang kerumah,agar aku punya teman yang bisa kuajak bicara.
Karena sungguh,aku pernah berbincang dengan bibi Zara. Ia tidak berhenti bercerita sampai aku sendiri bosan mendengarnya. Dan juga dengan gadis bernama syabil itu, dia bukan lawan bicara yang baik, dia hanya akan menanggapi perkataanku dengan singkat dan dengan tampang malas.

🍁🍁🍁🍁


Fitri Maulida🌞
Jum'at, 25 Oktober 2019

Princess Of The VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang