Part 1 |Prolog

50 8 2
                                    

Budayakan Voment Readers......

Seorang gadis belia yang tinggal disebuah desa terpencil,hidup bersama kedua orangtuanya dan juga adik kecilnya.
Kegiatannya sehari hari sama seperti penduduk desa lainnya yaitu berkebun,lalu hasil kebun tersebut akan dibarter dengan sesuatu yang memang diperlukan.

Didesa terpencil itu mereka hidup tanpa mata uang,karna memang mereka sedari awal begitu bergantung pada alam dan akan memanfaatkan apapun yang alam sediakan. Jika menukar bisa memenuhi kebutuhan,mengapa tidak?

Para penduduk didesa sudah biasa melakukan transaksi secara barter,begitupun dengan gadis manis bernama " Syabilla Nurly"
yang sedang sibuk mencari sesuatu yang memang ia butuhkan untuk ditukar dengan hasil kebunnya.
Langkahnya begitu terburu - buru mengingat hari akan menjelang siang.sedangkan ia belum memperoleh apa yang memang ia cari sedari tadi. bisa dipastikan jika ia pulang  tanpa hasil,ibunya pasti tidak akan berhenti menceramahinya dan berakhir dengan makan siangnya yaitu Omelan pedas sang ibu.

"Syabill"
"Syabiiillll"
"Hei Syabill"

Langkah gadis itu terhenti ketika mendengar suara seseorang memanggilnya dan membuyarkan segala jenis kemungkinan yang bisa terjadi saat ia kembali kerumahnya.
Gadis itupun menoleh ke sumber suara.

" Ya?"
Syabilpun menghela nafas  ketika dia tahu siapa yang memanggilnya tadi.
"Sedang berkelana kemana telingamu sampai sampai kau tidak mendengarku berteriak memanggilmu". Serunya dengan nada kesal.

" Maafkan aku lis,tadi aku sedang fokus pada pandanganku mencari sesuatu yang bisa ditukar dengan ini". Ucap syabil asal sambil menunjuk pada apa yang dibawanya,ia berbohong karena ia tahu jika temannya itu mengetahuinya sedang melamun tentu temannya itu juga akan memberikan sarapan kata kata pedas seperti ibunya.

" Sudah hampir siang begini,dan kau masih mencari? Oh Astaga,bagaiamana jika nanti ibumu marah?".
"Sebentar lagi juga dapat,aku hanya perlu bersabar sedikit lagi". Ucap syabil membela diri.

" Baiklah,mau kubantu?". Tawar alisya.
"Oh tidak perlu repot repot menawarkan,sudah pasti tanpa kau pinta aku akan menyuruhmu untuk membantuku!". Ucap syabil sambil terkekeh.
" Dasar tak tahu malu"  ucap alisya kesal.

Mereka berduapun mulai sibuk mencari,hingga tak berlangsung lama mereka sudah mendapatkan apa yang telah ibu syabil pinta.
Dan hari sudah semakin terik.
"Lis,makasih yah"
"Iya sama sama,aku pergi dulu yah" pamit lisya.
" Baiklah hati hati" jawab syabil.

Ketika sampai dirumahnya,syabil langsung meletakkan barang yang tadi ia dapatkan dari pasar barter,lalu mencari ibunya untuk melapor bahwa perintahnya sudah terpenuhi.
Syabil terkekeh saat tersadar akan pikirannya sendiri.

"Hei nona,bagaimana perjalananamu? Menyenangkan?. Sampai sampai kau lupa bahwa hari kian terik!" Ucap sang ibu dengan wajah geram.

Dengan wajah memelas yang dibuat buat syabilpun menjawab "maaf bu tadi aku sungguh kesulitan menukarnya".

Sang ibu yang melihat anaknya memelaspun merasa tak sampai hati untuk melanjutkan omelannya.
" Sebaiknya sekarang kau istirahat dahulu,ibu akan memanggilmu ketika akan makan siang".

Dengan wajah berbinar putrinya menjawab," Terima kasih ibu,aku sayang pada ibu".lalu berlari kearah kamarnya untuk beristirahat.

"Aaaaaaaaaa....."
Saat sedang asyik bersantai,syabil dikejutkan dengan suara ibunya yang begitu nyaring memekakkan telinganya.

                           🍁🍁🍁🍁
Kira kira apa yang terjadi pada ibu syabil??

Sabar tunggu next chapter.
See you next time💋💗

Sabtu, 5 Oktober 2019





Princess Of The VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang