Part 7

18 8 0
                                    

Remember!!!!
Don't Forget To Voment !
Tandai jika ada typo,Ok?!

And Happy Reading.... :)

*********

Saat ini aku sedang berada di rumah lisya. Kalian masih ingat dengannya bukan?, Lisya adalah teman dekatku.

Biar kuceritakan sedikit mengenai temanku yang satu ini.

Lisya sama sepertiku,Hanya seorang gadis desa yang kesehariannya tidak jauh beda denganku. Orangtuanya lumayan dikenal di desa kami karena statusnya sebagai juragan tanah.

Walau keadaan ekonomi keluarga kami bisa dikatakan tidak sederajat,tapi lisya tidak pernah sekalipun membanding - bandingkan keadaan tersebut. Dia tetap mau berteman dengan siapa saja, tanpa memandang status kami.

ADIRA LISYANA
begitulah nama lengkapnya. Kebanyakan orang didesa kami biasa memanggilnya adira, sesuai nama depannya.

Awal pertama kami bertemu, aku juga sempat memanggilnya dengan adira.
Tapi, hal itu tidak disambut baik olehnya. aku masih ingat dengan perkataanya waktu itu

" Bisakah kau memanggilku dengan nama yang lain". Ucapnya terdengar tidak senang.

" Maksudnya?". Aku sendiri bingung,bukannya adira adalah namanya,lalu mengapa dia merasa tidak senang seperti itu?.

" Tidak ada. Aku hanya ingin memiliki panggilan lain saja,agar terdengar berbeda". Ucapnya tanpa ragu.

" Begitu ya?".
"Baiklah,bagaimana dengan adi,atau yana?". Jawabku setengah bergurau memikirkan nama apa yang pantas untuknya.

" Tidak...tidak!!. Ucapnya dengan tegas. " Kau lupa ya,aku ini perempuan masa dipanggil adi. Dan yana?, kau juga lupa,itu nama ayahku". Sambungnya dengan kesal.

" Upss...maaf aku hanya sedang bergurau. Bagaimana dengan lisya?,ku rasa itu nama yang cocok". Tawarku pada adira.

" Hmm...lisya?". Ucapnya seperti menimbang nimbang.
" Ok lah, setidaknya nama panggilan yang ini lebih baik dari adi dan yana kan?" tambahnya berniat menyindirku.

" Hehhe....Piss lis". Ucapku seraya menggerakan jariku kearah wajahnya membentuk huruf V.

Ya,aku masih ingat dengan kejadian itu. Dari awal aku mengenalnya,aku sudah bisa mengira bahwa lisya ini sosok gadis yang sederhana walaupun dia cukup terpandang, periang, Supel, dan sedikit banyak bicara.

Tunggu?
Itu artinya sedikit atau banyak?

Ah sudahlah maksudku lisya itu suka berbicara panjang lebar atau lebih jelasnya CEREWET.

Aku sudah lama mengenalnya. Selama itu pula dia selalu bercerita kepadaku, entah itu mengenai keluarganya, kegemarannya, dan yang lainnya. Akupun begitu,aku suka bercerita padanya mengenai hal - hal tertentu.

Sama seperti saat ini, aku sengaja kerumahnya,sekedar untuk berbagi cerita ataupun sekedar curhat. ya walaupun lisya itu tidak ahli dalam memberikan solusi,tapi dia selalu bisa menjadi pendengar yang baik.

" lis rumahnya sepi sekali". Tanyaku ketika menyadari suasana.

" kau seperti tidak tahu saja sesibuk apa ayah dan ibuku!". Jawabnya memberengut kesal.

" Ya aku tahu, tapi inikan sudah hampir siang, memang mereka tidak pulang untuk makan?".

" Kebetulan sebelum berangkat, ibuku telah menyiapkan makan untuk nanti siang. Biar sekalian dimakan bersama sama dengan para warga desa katanya". Jelasnya panjang lebar.

Princess Of The VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang