#PB 20

25.2K 1.3K 120
                                    

Kini Faigah sedang berkumpul bersama keluarga nya. Ia kini sedang berposisi tidur tiduran di paha abangnya yang bernama Nico.

Nico pun mengusap usap rambut Faigah yang halus, membuat Faigah semakin nyaman untuk tidur berlama lama di paha abangnya.

Aku iri gaes #author.

"Faigah, ini ada yang pengen papah kasih sesuatu untuk kamu" Ucap Stevan kepada Faigah. Dengan sangat berat hati Faigah bangun, dan duduk di samping abangnya.

Ia mengerucutkan bibirnya, membuat semua sangat gemas terhadap dirinya.

"Dek, kamu kenapa? Kok sedih? " Tanya Kenzie yang sudah sangaatt gemas pada Faigah.

Faigah tidak menjawab, ia hanya melirik lirik pangkuan abangnya. Yaa... Mereka mengetahui mengapa Faigah sedih, sebab ia masih ingin tidur tiduran di pangkal paha abangnya.

Nico, Kenzo, dan Kenzie pun sudah menyiapkan tangannya untuk mencubit pipi Faigah. Dan saat mereka ingin mencubit,

"Woe.. Anak gue tuh! Jangan lo cubit cubit, ntar kalo pipinya kendor gimana?! Nanti gue sleding lo pada kalo misalnya pipinya kendor! " Ucap Alina tiba tiba dengan bahasa gaol nya.

"Mah, ucapannya. Ada Faigah ini, " Tegur Stevan kepada istri tercintah nya. Alina hanya menyengir kuda saat di tegur sama Suaminya.

Sedangkan Nico dan yang lain hanya mengurungkan niatnya untuk mencubit pipi Faigah. Sedangkan Faigah hanya berfikir, sejak kapan ia menjadi manja? Hahaha manja sama keluarga juga gak apa apa kan?

"Pah, tadi kenapa manggil Faigah? Papah mau kasih apa? " Tanya Faigah dengan wajah polosnya.

"Ini untuk kebutuhan kamu, sayang. Ini papah kasih kamu kartu kredit dan handphone baru untuk kamu" Ucap Stevan sembari memberikan kartu kredit dan Handphone dengan merk IPhone pro 11.

Faigah menerima benda itu. Terlihat Handphone merek terbaru, dan juga kartu kredit Golden berada di tangannya.

Abang abangnya yang melihat itu, sangat terkejut. Bagaimana bisa adiknya mendapatkan kartu kredit Golden, dan bahkan HP terbaru. Lah mereka? Hanya mendapat kartu kredit silver.

"Makasih ya pah. Faigah seneng banget, " Ucap Faigah lalu segera memeluk Stevan. Sebenarnya ia tidak butuh barang barang seperti ini. Karna menurut nya, barang barang ini sudah ia miliki. Bahkan Kredit nya pun Platinum.

"Sama sama, sayang. " Balas Stevan lalu mencium kening Faigah.

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。..・。.・゜

Faigah sudah bersiap siap untuk sekolah. Semenjak mimpi itu, ntah dirinya sudah lega karna papah tirinya tidak membenci dirinya disana.

Faigah keluar dari kamar lalu pergi ke ruang makan.

"SELAMAT PAGI SEMUANYAA" Teriak Faigah dengan semangat 45 nya.

"Pagi, sayang"

"Pagi, Queen"

Faigah duduk di sebelah Nico yang sedang menatap Faigah dengan senyuman nya.

"Tumben dek, semangat sekolah. Biasanya orang orang mah, paling males yang namanya sekolah, " Ujar Kenzo kepada adiknya.

"Hmm.. Ntahh, Faigah pun tak tahu. Hanya Tuhan yang tahu" Balas Faigah asal dan tak masuk akal, dengan cengiran polosnya.

Mereka pun memulai sarapan. Saat sarapan, mereka hanya di temani keheningan. Karna itu lah tradisi keluarga mereka, walaupun Faigah tidak tahu tradisi itu, namun dirinya memang sudah terbiasa makan dalam keheningan.

Selesai Sarapan Faigah berkata, "pah, mah, bang, Faigah gak mau kalo ke sekolah di jemput atau di antar sama abang abang"

Semuanya menatap horror Faigah. Ntahlah, mereka sangat terkejut dengan ucapan Faigah.

"Nggak, nggak, nggak. Nanti kalo kamu di culik lagi gimana? Kalo misalnya kamu kecelakaan gimana? Kalo misalnya kamu nyasar gimana? " Bukan Stevan yang menjawab, malahan istrinya yang bernama Alina.

"Nggak mahh. Itu mah, doa mamah aja kali, nggak mungkin aku di culik lagi. Itu juga kan masa lalu mahh... " Ucap Faigah, ia sangat bingung, bagaimana bisa bebas jika ia suka di paksa ini itu? Ya mungkin memang untuk kebaikannya, tapi ini berlebihan gaes.

"Yaa nggak gitu juga, sayang. Itu memang masa lalu, dan di masalalu itu, akan menjadi kekhawatiran kita di masa sekarang. Nanti kalo kamu di apa apain lagi gimana? Nanti kalo penculik itu pengen nyulik gimana? " Tanya Stevan beruntun. Sedangkan Nico, Kenzo, dan Kenzie hanya menyimak perdebatan ini. Namun, walau bagaimanapun, ia tetap di pihak orang tuanya.

"Nggak lah pah, orang penculiknya aja udah pada mati, gimana mau nyulik aku lagi? " Ucap Faigah reflek.

Oke sip, sekarang mode hening.

Tiba tiba saja suara alarm handphone Faigah berbunyi di waktu yang tidak pass.

Krikk.. Krikk... Krikk...

Oke sip, Faigah ingin sekali rasanya untuk menenggelamkan dirinya ke dasar Laut . Dengan cepat, Faigah mematikan alarm itu.

"Maksud kamu apa, dek? " Tanya Kenzo yang sedaritadi hanya diam menyimak.

Faigah hanya diam tak bergeming, ia sudah larut pada pemikirannya sendiri.

"Dek, jawab dong pertanyaan kak Kenzo" Kini lagi lagi Kenzie yang membuka suaranya.

"Nggak apa apa kok, bang. Emm-- Faigah hanya berandai andai aja. Soalnya kan pass malem itu, kakak ngehajar penculik itu sampai mereka udah gak bisa gerak lagi kan? Jadi Faigah kira, mereka udah mati, " Alasan Faigah memang masuk akal, namun ia tidak memikirkan sesuatu yang lebih penting.

"Ha? Jadi kamu ngintip pass abang ngebajak mereka? " Tanya Nico dengan wajah yang kini menjadi datar.

Okee, kalo ada lampu ajaib. Dan di berikan satu permohonan, Faigah hanya meminta agar Tuhan mengambil nyawanya sekarang juga ಥ‿ಥ

.

.

.

Pendek banget ya? Maaf ya gaes.

Soalnya aku baru bisa edit nieh. Karna jam maks main HP aku jam 10.jadi jangan bingung kenapa aku up nya jam 10 kurang. Karna biasany jam 12 an.

Besok aku up kok, aku juga pengen flashback about orang kedua lohh.. Jadi bisa bisa, besok ceritanya panjang.

Hehehe.. Jangan lupa ya, vote dan Comment 💕

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang