One

4.1K 440 53
                                    

Sesuai dengan perkiraannya, ia benar-benar jatuh sakit. Tubuhnya terasa sangat lemah dan panas. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, sementara sahabat gendutnya sedang memasak sup dan membuat susu hangat untuknya.

"Nanti setelah dari Uchiha Group, aku akan membeli obat untukmu. Setelah supnya habis, kamu minum obat penurun panas ini dulu, kemudian satu jam setelahnya baru minum susu."

Dengan sangat telaten, Naruto merawatnya. Naruto mengambil handuk di dahinya dan kembali di celup ke dalam air.

"Terima kasih." Ino berkata lirih.

Naruto tersenyum tipis, ia mencoba membantu Ino untuk duduk dengan bersandar di kepala ranjang, kemudian mengambil mangkuk sup dan ia suapi Ino dengan sabar.

"Aku selalu menyusahkanmu ketika sakit." Ino menatap lemah.

"Yah, karena aku tidak mau Sai datang kesini dan membuat keributan!"

Ino terkekeh mendengarnya, ia dengan lahap memakan sup buatan Naruto meski terasa tidak enak di lidahnya, bukan karena Naruto tidak bisa masak. Tapi kalau lagi sakit tuh, apa saja terasa tidak enak. Nyatanya Naruto sangat pintar memasak.

Naruto memberikan obat dan segelas air putih setelah Ino menghabiskan sup, "Susunya sangat panas, jadi satu jam kedepan masih panas tapi nggak terlalu, kamu bisa minum. Ingat jarak minum obat sama susunya harus satu jam." kata Naruto mengingatkan.

"Oke, oh ya semua pertanyaan yang harus kamu ajukan ada di atas mejaku."

"Oke, aku pergi dulu." Naruto mengecup pipi Ino kemudian beranjak pergi.

Ino tersenyum tipis, tanpa sengaja ia melihat pergelangan tangan kiri Naruto. Gelang sih ayam masih Naruto pakai sampai saat ini, pernah Ino ambil diam-diam dan ia sembunyikan ketika Naruto melepaskannya untuk sementara.

Sahabatnya itu seolah kehilangan sebagian dari hidupnya sendiri bahkan menangis karena gelang itu hilang, sejak saat ini Ino tidak mau lagi mengusik gelang kesayangan yang kata Naruto selalu membawa keberuntungan.

Sepertinya ayam itu memberikan jimat, bukan gelang biasa dan semoga saja hari ini Naruto berhasil. Mereka memang satu program studi bahkan satu kelas, tapi thesis mereka berbeda tentu saja. Naruto membahas bisnis kecil di kalangan rakyat biasa sementara dirinya membahas bisnis para kalangan atas, Ino sudah mewawancari dua pemilik perusahaan besar lainnya, hanya tinggal UC Grup yang tersisa dan hari ini CEO perusahaan raksasa itu bisa di temui setelah beberapa kali membatalkan pertemuan mereka.

🍁

🍁

🍁

Dari apartemennya, Naruto berjalan menuju halte bus, ia menunggu dengan sabar hingga bus datang. Ia menaiki bus menuju gedung perusahaan UC Group. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti dan teknologi sekaligus, sangat keren menurut Naruto. Tapi dia tidak berminat bekerja di sebuah perusahaan, tapi untuk awal-awal selesai kuliah ia ingin mencoba karena gaji yang mengiurkan dan dengan gaji itu ia akan mengembangkan bisnis ayahnya kemudian satu tahun setelah bekerja, ia akan mengundurkan diri dan berfokus untuk membantu sang ayah.

Akhirnya bus pun berhenti tak jauh dari gedung perusahaan, ia turun dan berjalan sekitar lima puluh meter. Naruto menarik napas panjang kemudian ia hembuskan secara perlahan saat memasuki pintu masuk lobi perusahaan dan menghampiri resepsionis.

"Maaf, saya ingin bertemu dengan Uchiha-sama dan sudah membuat janji bertemu atas nama Yamanaka Ino mahasiswi program pendidikan Ekonomi Bisnis dari Universitas Ekonomi Konoha." kata Naruto memperjelas.

"Sebentar ya." resepsionis itu dengan ramah mengecek di layar komputer kemudian beralih menatap Naruto kembali.

"Silahkan naik ke lantai tiga puluh lima, CEO sudah menunggu anda." katanya ramah.

My Sexy SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang