Happy Reading~
.
.
.Jinyoung berjalan disepanjang koridor sekolah lengkap dengan aerphone di telingahnya.
Ia memasuki sebuah ruangan dengan alat musik berserah kan di mana-mana, ia mengambil sebuah gitar dan duduk di salah-satu kursi.
Belum lama ia bermain, ia kembali meletakkan gitarnya dan membuka ponselnya. Ia menghela nafas berat.
"Hah, bagaimana ini?" jinyoung mengacak rambutnya frustasi.
Flashback on.
"Kerusakan ginjalmu sudah 30 %, kau harus cuci darah. Tapi...Minhyun harus menyetujuinya" jinyoung sudah semakin cemas karena Minhyun harus mengetahui nya.
"Tap..."
"Semua nya tergantung padamu" usul Baekhyun memotong ucapan jinyoung.
Ceklek....
Jinyoung menghela nafas berat saat keluar dari ruangan Baekhyun. Jinyoung melamun di sepanjang jalan, bahkan saat hujan pun ia langsung menerobos begitu saja tanpa memikirkan kondisinya.
"Bagaimana ini?" jinyoung menutup mata nya menikmati tetesan air hujan yang jatuh membahasi tubuhnya.
Flashback off
"Kau disini? Aku sudah mencarimu kemana-mana" jinyoung membuka matanya saat renjun menepuk pundaknya.
"Aku akan pulang sendiri, aku harus ke perpustakaan kota untuk membuat tugas" jinyoung berdiri dan mengambil tasnya yang ia letakkan di atas piano.
"Aku baru saja mau bilang jika aku tidak bisa pulang bersamamu, krena ada rapat osis" renjun juga ikut berdiri bersam jinyoung.
" kalo begitu aku duluan" jinyoung pergi setelah mendapat agukn kecil dari sepupunya itu.
Jinyoung melamun disepanjang jalan sampai-sampai ia hampir ditabrak jika bukan karena seseorang menarik tangan nya untuk menepi.
"Apa yang kau lakukan?" tanya orang tadi dengan nada yang sedikit meninggi.
"Hyung" jinyoung heran mengapa hyungnya bisa disini, sedangkan kata hyungnya iya akan pulang nanti malam.
"Apa yang mempengaruhi pikiranmu? Jangan melakukan itu lagi saat sedang di jalan" Minhyun bukan marah tapi khawatir.
"Aku tidak apa-apa hyung, sampai kapan kau akan seperti ini? Aku bukan anak kecil lagi" Minhyun membulatkan matanya saat jinyoung meninggikan suaranya, tidak biasanya ia seperti ini.
"Kau ikut hyung" Minhyun menarik tangan jinyoung untuk ikut dengannya. Tapi, saat mau masuk ke mobil ia menepis tangan hyungnya.
"Ada apa denganmu? Kenapa ku terlihat sangat marah Seperi itu?" jinyoung tidak mengubris perkataan hyungnya, dia langsung pergi begitu saja.
"YAK!!!!JINYOUNG" teriak Minhyun tapi tidak di dengar oleh jinyoung, bukan tidak di dengar tapi disengaja.
Jinyoung belum terlalu jauh, bahkan punggungnya masih terlihat jelas, Minhyun berlari menuju adiknya, ia takut jika jinyoung tertabrak mobil, karena ini di jalanan.
"Anak itu berlari sangat cepat" gerutu minhyun sambil terus berlari.
Minhyun mengejar jinyoung, bahkan mereka berdua menjadi pusat perhatian, orang-orang mengira jinyoung adalah pencuri.
"Ada apa pak? Apa anak muda itu mencuri barangmu?" tanya seseorang saat Minhyun berhenti untuk bernafas.
"Bu....hosh hosh..kan....dia...a..hosh...dikku" setelah mengatakan itu Minhyun kembali berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Brother || Hwangdeep
Fiction généraleCuma karena berbeda keturunan bukan berarti kau harus membenci saudaramu bukan? Publish: kotamobagu,04-Oktober-2019 Story by : icha mokoginta [13-02-2020] #10. Hwangdeep