Happy Reading~
---------------
"Hyung aku sudah selesai" jinyoung memperlihatkan tas yang ia pegang kepada jaekyung.
"Bagus, kalau begitu ayo kita pergi" jaekyung merangkul jinyoung dan keluar dari mall menuju apartemen.
Di jalan jinyoung hanya mengotak atik ponsel barunya, yah. Jaekyung tidak membolehkan jinyoung memakai apapun barang pemberian Minhyun.
"Apa kau sudah mengisi nomor hyung?" tanya jaekyung yang masih terus menyetir.
"Hem, tapi hyung. Apa aku boleh mengisi nomor teman-temanku?" tanya jinyoung agak ragu, ia takut jika hyungnya marah.
"Tidak jinyoung" tegas jaekyung namun tetap bersuara pelan.
"Ah baiklah" jawab jinyoung pasrah.
Beberapa menit kumudian mereka sudah sampai di apartemen jaekyung, karena takut membangunkan jinyoung, jaekyung menggendongnya dengan hati-hati.
"Eoh hyung kenapa kau menggendongku?" tanya jinyoung yang baru saja terbangun karena gerakan.
"Tidak apa tidurlah lagi, hyung lihat kau sangat lelap" ucap jaekyung tersenyum kecil.
"Jinyoung-ah, hyung akan melindungi mu dari siapapun termasuk Minhyun" batin jaekyung.
---------------
"Minhyunnnnnnn" chanyeol berjalan dengan tengan yang mengepal menuju Minhyun.
"Wae?" tanyanya santai.
Bugh..
Chanyeol memberi bogeman mentah kepada Minhyun, lelaki itu jatuh tersungkur sambil memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Apa yang kau lakukan pada jinyoung?" tanya chanyeol dengan tangan yang sudah memegangi kerah baju Minhyun.
"Aku mengusirnya, apa urusannya dengan mu?"tanya Minhyun balik memukul chanyeol.
"Dasar tidak punya hati, kau akan menyesal jika kau tau apa yang ia sembunyikan darimu selama ini" chanyeol melangkah keluar dari rumah Minhyun setelah membuatnya bingung dengan perkataan chanyeol.
"Menyesal? Menyembunyikan? Dariku? Selama ini?" kata-kata bergaris besar itu selalu Minhyun lontarkan sebagai pertanyaan.
-------
"Jinyoung-ah bang...." jaekyung membulatkan matanya saat membuka pintu kamar jinyoung, ia segera berlari menghampiri jinyoung yang sudah tak berdaya dengan darah yang keluar dari hidungnya.
"Jinyoung-ah irona,hemm!, irona dongsaeng-ah. Jebbal irona!" jaekyung memeluk tubuh kurus adiknya, ia tidak peduli jika darah yang keluar dari hidung jinyoung mengotori bajunya.
"Bertahanlah, hyung akan membawamu ke rumah sakit" jaekyung segera mengangkat tubuh jinyoung dan segera berlari keluar menuju parkiran, banyak orang yang memperhatikan mereka saat sudah di luar.
Jaekyung segera membaringkan jinyoung di tempat duduk kedua dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, dokter segera menangani jinyoung. Jaekyung sangat takut terjadi sesuatu kepada jinyoung, mengingat jika ginjal anak itu sudah sangat parah. Dokter keluar dari ruangan jinyoung dan langsung di serbui banyak pertanyaan dari jaekyung.
"Hyung bagaimana keadaan jinyoung?" tanya jaekyung, dokter yang memeriksa jinyoung itu Baekhyun, jadi wajar saja jika jaekyung memanggilnya memakai embel-embel hyung.
"Jinyoung kritis, dia harus segera mendapatkan pendonor ginjal. Jika tidak, kami tidak bisa menjamin keselamatannya" bak disambar petir, jaekyung hampir saja ambruk jika Baekhyun tidak segera menahannya.
"Ji....jinyoung-ah" panggilnya lirih.
-------------
"Tadi kuliat jaekyung di rumah sakit, oh iya dimana jinyoung? Kenapa seharian ini aku tidak melihatnya?" tanya JR yang baru menyadari kurangnya orang dirumh besar tersebut.
"Aku mengusirnya" jawab Minhyun enteng, JR segera berdiri dan menatap Minhyun seolah meminta penjelasan.
"Apa maksudmu? Yak!!! Hwang Minhyun, kau tau jika adikmu sakit bukan?" tanya JR sedikit berteriak. Minhyun yang mendengarnya hanya membulatkan matanya menatap JR.
"Sakit? Jinyoung sakit? Jangan mengada-ngada JR. Kau tidak ada bakat di bidang itu" kekeh Minhyun yang masih melanjutkan kegiatannya.
"Hyaaa!!! Hyung macam apa kau tidak tau keadaan adiknya sendiri? Dia mengalami gagal ginjal stadium akhir, kata Baekhyun kerusakannya sudah sangat parah" jelas JR dengan nada kesal.
Minhyun? Dia berlari tanpa memperdulikan JR yang memanggilnya dari dalam rumah. Pikirannya sekarang hanya jinyoung, jinyoung dan jinyoung. Bagaimana cata minta maaf kepada jinyoung, dimana jinyoung sekarang?.
Minhyun berlari tanpa alas kaki menuju halte bus, bahkan saat aron masuk ke halaman rumahnya. Ia tidak melihatnya.
"Dimana Minhyun?" tanya aron kepada JR yang baru saja keluar.
"Pergi mencari jinyoung, dia bahkan tidak memakai alas kaki dan jacket, padahal sekarang sangat dingin" lagi-lagi JR di tinggal. Ia mendegus kesal saat aron tiba-tiba pergi meninggalkannya lagi.
Aron mencari Minhyun, dan ia mendapatkannya di halte bus sedang bolak balik seperti orang tidak punya tempat tinggal. Bahkan kakinya sudah banyak luka karena gesekan jalan aspal.
"Minhyun!!" panggil aron saat melihat orang yang ia cari berada di depannya .
"Hyung, jinyoung" kata Minhyun lngsung memeluk aron, ia menangis, Minhyun menangis. Menyesali semua perbuatannya, jangan lupa jika ia juga mengutuk dirinya di dalam hati.
"Minhyun tenanglah, ayo ikut aku. Kau akan tau dimana jinyoung" ajak aron sambil menepuk-nepuk punggungnya.
***
V
O
T
E
💕💕💕Yey akhirnya up juga🎉
Maaf lama up, author lagi gak enak badan uwuuu😢 tapi udah sembuh gaes😆Jangan lupa tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Brother || Hwangdeep
Genel KurguCuma karena berbeda keturunan bukan berarti kau harus membenci saudaramu bukan? Publish: kotamobagu,04-Oktober-2019 Story by : icha mokoginta [13-02-2020] #10. Hwangdeep