6

59 23 7
                                    

Karena ia setuju untuk bermain layang-layang bersamaku, kami pun menuju ke tengah sawah untuk menerbangkan layangan ini bersama-sama. Meski pun sinar matahari begitu terik hari ini, jika sudah bermain layang-layang bersama dengan teman, cuaca sepanas apapun tidak akan terasa bagiku. Apa lagi jika aku bermain layang-layang bersama dengan teman baru, bisa-bisa aku tidak ingat waktu sama sekali.

"Karena tadi kamu bilang belum pernah bermain layangan sama sekali. Jadi sekarang aku ingin kamu yang mengambil giliran pertama untuk menarik layangan ini, agar hari ini kamu bisa merasakan bagaimana sensasi ketika kita menerbangkan sebuah layangan."
Ujarku kepadanya.

"Wah.. Boleh juga."
Ucapnya semangat.

Bagianku memegangi layangannya dan dia berposisi sebagai penarik layangan. Dengan intruksi dariku dan aba-aba darinya, kami pun berusaha menerbangan layangan ini bersama-sama.

"Tahan dulu! Belum ada angin!"
Triakku memberi arahan.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya angin pun berhembus kencang ke arah kami dan ia pun seketika memberi aba-aba akan menarik layangannya.

"Sudah ya! Satu.. Dua.. Tiga.. Lepas!"
Ucapnya sembari menarik tali layangan yang ia pegang.

Ketika ia sudah mulai menarik taliya, bukannya melesat terbang ke atas langit melainkan layangannya malah terjatuh dan terseret di atas tanah karena tarikan yang ia lakukan begitu lemah sehingga hal ini bisa terjadi.

"Ma.. Maaf, aku benar-benar tidak sengaja."
Ucapnya minta maaf.

Ia pun merasa malu sehingga membuat pipinya mulai berwarna agak kemerahan.

"Iya, tidak apa-apa kok. Hal ini wajar terjadi kepada pemula, karena belum terbiasa menarik sebuah layangan"
Jelasku kepadanya.

"Sekarang kamu yang memegang layangannya ya, biar aku yang menariknya."
Ujarku kepadanya.

"Iya, baiklah."
Sahutnya.

"Satu.. Dua.. Tiga.. Lepas!!"
Teriakku mulai menarik.

Dengan kecang aku pun menarik talinya, membuat layangan ini seketika saja melesat ke atas dan segera mengudara di atas langit yang biru itu.

"Wahhh.. Hebat layangannya terbang!"
Ucapnya kagum.

Sawah Di Tepi Kota [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang