Layangan yang aku buat untuk Anandhi pun akhirnya telah usai. Aku ingin mengujinya apakah dia bisa mengudara atau tidak. Setelah aku tes, ternyata dia bisa terbang dengan sangat baik. Aku pun melilitkan tali layangan ini di pilar yang terdapat di kubu ku. Sesaat aku memperhatikan layangan yang sedang mengudara itu, sembari memperhatikan keadaan sekitar, aku pun melihat ada surat yang terselip di dinding kubu ku. Isi dari surat itu menjelaskan kenapa Anandhi tidak pernah datang ke sawah lagi.
"Surat dadakan dari Anandhi Untuk Putra Wijaya.
Maaf surat ini begitu mendadak aku berikan, hal ini dikarenakan keadaanku yang begitu terburu-buru.
Aku tiba-tiba saja di ajak pergi keluar kota bersama dengan orang tuaku, maaf aku belum sempat mengatakannya kepadamu.
Aku ingin mengucapkan selamat tinggal kepadamu secara langsung tapi waktuku hanya sebentar, aku menunggumu di sawah pada pagi hari, tapi kamu tidak kunjung datang dan aku berpikir mungkin kamu sedang sekolah jadi tidak bisa ke sini saat pagi hari.
Dan dengan surat ini aku menyampaikan permohonan maaf karena tidak sempat berucap pamit kepadamu dan trimakasi atas pengalaman pertamanya mencoba menaikkan layangan bersamamu waktu itu.
Soal layangan yang ingin kamu buatkan untukku itu, maaf aku tidak bisa menyimpannya lantaran aku harus pergi keluar kota untuk melanjutkan perkuliahanku.
Maaf jika surat ini kepanjangan. Karena begitu banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu tapi yang bisa aku katakan saat ini hanya hal ini saja dan aku harap kita akan tetap bisa menjadi seorang teman.
Salam dari Anandhi
...
Aku mencitaimu."
Setelah membaca surat dari Anandhi ini, membuat aku merasa sedih tapi disisi lain aku merasa sedikit tenang karena aku telah mengetahui keadaan Anandhi sekarang sedang baik-baik saja. Aku telah mengetahui jika ia sedang melanjutkan kuliahnya di luar kota dan itu bukanlah hal yang buruk. Tapi meski begitu, rasa sakit di hati ini tetap tidak bisa aku sembunyikan. Aku juga merasa sedikit kecewa karena aku merasa percuma telah membuat layangan ini dengan susah payah. Karena hal itu, aku pun memutuskan tali layangan ini dengan harapan jika kelak layangan ini akan bisa di temukan lagi oleh Anandhi suatu hari nanti. Meski pun itu terasa mustahil untuk terjadi, tetapi hal itu masih pantas untuk bisa aku harapkan.
Beberapa saat setelah memutuskan tali layangan beserta dengan semua harapan yang telah aku rangkai di dalamnya. Aku pun ingin pergi mencari rumput untuk makanan ternakku di esok hari. Sebelum langkahku semakin menjauh, tiba-tiba saja datang lah seseorang dari sebelah barat yang memanggil namaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sawah Di Tepi Kota [SELESAI]
Short StoryPergi ke sawah dan bertemu seorang wanita? [CERPEN!] Edisi sayang dibuang. Jangan lupa berikan komentar serta saran kalian ya 😉 🗨 ...