"Apa yang terjadi?" Hinata bertanya-tanya. "Bukan kah aku sudah mati?" Gumamnya lagi, dan memandang sekelilingnya. "Apa ini surga?" Tanyanya lagi entah pada siapa.
"Apa benar ini surga?" Hinata ragu sebentar. "Sepertinya ini rumah sakit." Lanjut Hinata. "Yah, apa aku tak mati dan dibawa kerumah sakit?" Ucap Hinata sambil turun dari kasur yang tertutup gorden.
Dia membuka gorden dan melihat banyak orang. 'Sepertinya ini ruangan pasien umum.' Hinata melihat tulisan 'Toilet' dan ia berjalan kearah sana. Dia ingin mencuci wajahnya.
Saat dia memuka pintu, dia melihat tanpa sengaja cermin di kamar mandi. Dia terkejut dengan wajahnya. 'Ini adalah wajahnya yang dulu.' Gumam Hinata saat melihat penampilannya didalam cermin.
"Benar, ini adalah aku yang dulu, ini masih muda," Hinata berseru, sambil mencubit pipinya. Dia menatap wajahnya yang masih adil dan menatapnya tak percaya.
Setelah itu Hinata keluar dari kamar mandi diruangan umum, dan bertanya pada bibi yang lewat.
"Maaf bibi, hari ini tanggal dan tahun berapa?" Tanya Hinata dengan wajah polos.
"Owh, apa kamu baru bangun? Sekarang tanggal 15 januari 20××." Ucap bibi itu saat memandang wajah gadis muda didepannya.
"Owh, terima kasih bibi." Hinata menunduk dan berterima kasih. Dia tak menyangka bahwa ia kembali lagi ketahun ketika ia berada dirumah sakit.
Dia sangat ingat bahwa ini adalah saat ia didorong seorang siswi yang membullynya. Diwaktu itu banyak orang yang melihatnya dan siswi itu, dan siswi itu harus bertanggung jawab untuk membayar biaya rumah sakitnya, tapi ia tak pernah kapok membullynya walaupun ia keluar dari rumah sakit. Setelah beberapa kali ia keluar masuk rumah sakit, dia masih dipukuli oleh keluarga angkatnya. Mereka menuduh kepadanya bahwa ia yang memulai dan membuat masalah. Setelah itu ia tidak diberi makan, dan dipaksa terus bekerja.
Seperti ingatannya yang dulu teringat sangat jelas, wajah Hinata menjadi dingin. Dia dulu adalah gadis bodoh yang tak ingin membuat masalah, tapi dunia yang selalu mencari masalah dengannya. Dengan hanya muncul didepan orang-orang, dia sudah menjadi orang yang bersalah. Setelah itu ia sering diganggu dan sering mendapatkan luka, setelah lulus SMP ia bahkan tidak melanjutkan sekolah karena bagi orang tua angkatnya ia hanya perlu membereskan rumah dan bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang tambahan.
Setelah 28 tahun, ia membayar dengan hidupnya, ia sangat kecewa dan benci pada keluarga angkatnya. Dia ingin berlari dan memisahkan diri dari keluarga yang membesarkannya dengan sangat kejam. Namun ia hanya orang biasa yang berhutang nyawa pada mereka. Dulu ia pikir dengan bersabar ia bisa bertahan, tapi dikehidupan sebelumnya ia bertahan dan bersabar tapi pada kenyataannya ia didorong oleh saudari angkatnya dan mati dengan penyesalan. Tapi, Tuhan tak menutup mata, ia bangun dari mimpi buruk selama 28 tahun hidupnya. Terlahir kembali saat usia 15 tahun, sebelum kejadian yang membuatnya menyesal dikemudian hari.
Memikirkan kejadian masa lalunya, Hinata ingat ia dirumah sakit selama 1 minggu, dan keluarga angkatnya tidak pernah menjenguknya, dia yakin sekolah sudah memberi tahu bahwa ia ada dirumah sakit dan sedang dirawat. Tapi, mereka takkan repot menjenguknya karena di mata mereka dia hanya pelayan mereka. Dan mereka tidak akan repot mengeluarkan uang untuk membayar biaya atau ongkos kerumah sakit.
Dulu Guru Sekolah sering membela dia agar tidak dianiyaya dirumah. Namun karena dia yang lemah dan penakut, mudah untuk menutupi semua pemukulan ditubuhnya. Setiap hari ia harus menanggung pemukulan dirumah dan disekolah. Dengan ingatan yang jelas tentang masa depan akan mengubah takdir yang menimpannya.
"Ah, lapar, sepertinya harus menunggu beberapa jam lagi," gumam Hinata saat melihat jam masih jam 9 pagi, dia menghela nafas dan tidur kembali. Dia sudah biasa menanggung kelaparan, dikehidupan masa lalunya ia banyak kelaparan. Dia hanya akan diberi makan 1 kali sehari, tubuhnya kurus dan tanpa gizi membuat banyak orang bersimpati dan mengejeknya. Orang-orang akan mengatakan dia hanya seorang gadis miskin yang diadopsi oleh orang tua kaya, dan Hinata akan selalu bersyukur. Tapi, Hinata sekarang tidak akan mendengarkan ucapan orang-orang ini. Dia sudah mengalaminya, jadi dia tak ingin mengulang kembali apapun yang akan membuatnya menderita dikehidupan sekarang.
"Aku sudah 2 hari disini." Gumamnya lagi sambil menatap langit-langit diatasnya.
"Setelah tidak sadarkan diri 1 hari, dan sekarang adalah hari kedua aku di rumah sakit." Lanjutnya lagi. "Dan masih ada waktu 5 hari lagi untuk keluar dari rumah sakit." Sambil menghela nafas, Hinata memandang sekelilingnya, dulu ia tak terlalu memikirkannya, karena tubuhnya sangat lemah dan untuk bergerakpun ia harus menahan sakit karena punggungnya terluka. Tapi sekarang tidak masalah baginya. Dia masih bisa menahannya, karena rasa sakit ini tidak lebih dari rasa sakit dimasa lalunya.Hinata berdiri dan menutup gorden, dia tak suka orang-orang menatapnya dengan tatapan iba, sekarang ia telah kembali sebelum kejadian yang terus berulang terjadi padanya hingga wajah dan tangannya terluka, dan pada akhirnya kakinya lumpuh. Karena rasa iri dari saudari angkatnya ia harus merasakan neraka dunia yang bahkan ia tak tahu siapa pelakunya pada awalnya. Namun, sebelum kematiannya saudarinya mengakui semua yang ia alami adalah karena dia yang menggunakan tangan orang lain untuk menyakitinya. Saudarinya tertawa dengan kejam sambil menginjak dadanya hingga nafasnya berhenti dia mati dan saat dia membuka matanya saat usia 15 tahun.
"Kalau ini 13 tahun sebelumnya, berarti kalung yang aku miliki masih ada!" Sambil berseru pelan, Hinata meraba dadanya dan dia menemukan kalung yang sudah menemaninya sangat lama sekali. "Ini adalah kalung yang aku miliki dulu." Sambil melihat kalung yang ia miliki, Hinata menatap dengar binar yang menyenangkan. "Ah, akhirnya aku melihatmu lagi." Sambil meremasnya Hinata tanpa sadar tergores tepi yang tajam. "Ah, sakit." Setelah itu ia memasukan jarinya yang terluka kemulutnya dan melepaskan kalungnya. Hinata tidak menyadari bahwa darahnya yang tersisa terserap kedalam kalung.
Setelah beberapa saat, tiba-tiba penglihatan Hinata menggelap dan saat Hinata membuka lagi matanya ia sudah ditempat berbeda.
"Ini dimana?" Hinata bertanya-tanya. "Bagaimana aku disini?" Ucapnya lagi, dia melihat gubuk dan kolam disampingnya. Dia berjalan menyelusuri tempat yang baru ia datangi. Hanya butuh 10 menit dia telah menjelajahi ruangan yang tanpa gerbang keluar. "Bagaimana aku kembali?" Tanyanya lagi dan tiba-tiba matanya menjadi gelap lagi dan saat membuka mata ia melihat ruangan yang dia tempati.
"Eh?" Hinata terkejut dan tiba-tiba ia ingat dan melihat kalung yang ada di lehernya. "Apa karena ini yah?" Gumamnya lagi. Dan sekali lagi Hinata masuk keruangan yang tidak ada makhluk hidup selain dirinya.
"Apa aku memiliki ruang ajaib yang legendaris itu!?" Sambil menatap hamparan rumput yang tumbuh subur diruangan ajaib ini. Hinata berjalan dan mencabut rumput, dia mencoba memakan rumput karena ia sangat lapar.
"Pih pih." Hinata meludah dan melihat rumput yang tidak enak itu. "Cih, kukira rumput akan enak." Sambil mendesah Hinata berjalan kearah kolam kacil disamping gubuk.
"Ah, segarnya." Ucap Hinata setelah meminum mata air yang jernih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth
FantasyCerita ini banyak kesamaan dengan cerita lainnya, tapi untuk karakter milik Masashi Kishimoto, saya hanya meminjam nama karakter dari anime Naruto. Gambar ambil dari Google, bukan punya saya... 😘 Author : Naruhina Sri Alwas Pairing : NaruHina Rated...