"Kalau begitu bagus, kakek akan membeli semuannya." Ucap langsung kakek pembeli.
"Apa!?" Hinata tidak salah dengar bukan. "Kakek apa saya tidak salah dengar, tapi saya membawa ratusan melon dan semangka." Ucap Hinata hati-hati.
"Tidak apa-apa, sekarang tolong total semuannya, dan kirim ke restoran ini." Kakek itu menunjukan kartu nama. Dia terkejut ini adalah restoran bintang 5 yang terkenal.
"Baik, saya membawa melon 100 buah, semangka 100 buah. Masing-masing saya jual 50 dolar untuk satu buah, jadi total semuannya 10.000 dolar kakek." Ucap Hinata setelah berpikir. 'Ini adalah pembeli grosir.' Pikirnya lagi. Dia senang pembeli seperti ini.
"Gadis kecil, apa kamu masih punya banyak buah melon dan semangka?" Tanya kakek itu lagi.
"Ah, masih, apa kakek membutuhkannya?" Ucap Hinata blak-blakan setelah ia menerima uang dari penjualan secara cash. Dia berencana membuka buku tabungan untuk memudahkan transaksi dimasa depan.
"Tentu saja, kalau gadis kecil ini masih memiliki buah, datang dan bawa buah sebanyak hari ini. Nanti kakek akan membelinya." Ucapnya dengan ramah. "Kalau bisa setiap 2 hari sekali mengirimnya." Lanjutnya lagi.
"Baiklah kakek, saya bisa menyetok buah-buahan setiap 2 hari." Sambil tersenyum Hinata membawa grobak sepeda motornya dan mengantarkan buah-buahan kerestoran.
#####
"Ah, iya tuan sudah bilang akan ada yang mengantar buah-buahan, jadi saya akan membawa kedalam." Ucap sang menejer direstoran itu.
"Baik." Hinata menunggu, buah-buahan dibawa turun dan setelah itu ia pergi mengantarkan sepeda motor yang ia sewa.
"Terima kasih paman." Setelah mengantarkan motor sewaan, Hinata berencana kembali kerumah orang tua angkatnya. Dan ia akan mulai mengubah masa depannya dari sekarang.
~~~~
Menaiki bus, dan dusuk dibagian depan. Hinata mengingat masa lalunya yang berjalan hingga 2 jam untuk pulang. Tanpa uang tanpa makan Hinata pulang dengan rasa lapar dan dirumah ia dikutuk dipaksa memasak, bahkan tidak diperbolehkan untuk makan.
Sungguh sangat lucu, dimasa lalu, ia hanya anak adopsi yang naif dan polos. Dunianya hanya ada disekitar keluarga angkatnya. Kehidupannya sangat menyedihkan dan bekerja adalah satu-satunya kebebasannya diluar. Namun, dia sangat lelah setiap kali ia pulang. Dicaci maki setiap hari membuatnya lebih terasing dari dunia luar.
Setelah bekerja selama 13 tahun diluar, ia mati ditangan saudarinya yang baik itu. Wajahnya bahkan hancur, kedua kakinya bahkan tidak bisa berjalan. Mereka tak ingin memberinya makan dan biaya obat-obatan, dia merasakan rasa sakit setiap kali ia bergerak. Tapi keluarga angkatnya tak peduli, bagi dirinya yang cacat dia bukan lagi orang yang berharga dikeluarga mereka.
Setelah menahan setengah tahun mereka membunuhnya, dan ia mati dengan keluhan. Terlahir kembali adalah berkah disaat kesulitan. Karena dia dilahirkan kembali ia akan mengubah semua kajadian yang akan menimpannya. Dia takkan mau di rugikan lagi.
Melihat tempat yang akrab, Hinata turun dari bus. Berjalan perlahan, dan dia sudah tiba dirumah nerakanya dimasa lalu. Sejak dahulu kala ia tak memiliki perasaan nyaman dirumah ini. Seperti dia hanya bekerja tanpa bayaran sebagai orang asing yang hidup disatu atap.
"Aku pulang," Hinata masuk kerumah kecil, mereka membeli rumah pada awalnya, untuk kenyaman dan 15 tahun berlalu harga tanah meningkat hari demi hari. Jadi setelah mereka memiliki rumah, mereka tidak memiliki banyak kekawatiran tentang membayar sewa rumah. Hanya bayar listrik dan air setiap bulan. Makanan yang dimakan dan pakaian yang dipakai.
Namun semuannya tidak ada hubungan dengan dirinya. Karena makanan dan pakaian baru ia takkan mendapakannya. Semua pakaiannya adalah bekas saudarinya, karena kurang gizi ia bisa memakai pakaian kecil adik angkatnya itu. Mereka memiliki 2 anak, anak tertua perempuan, dan anak kedua laki-laki. Mereka sering membuatnya kesulitan.
"Hah, masih berani pulang setelah 1 minggu tidak pulang!" Jarit suara seorang wanita paruh baya saat ia memasuki rumah.
Hinata menatap wanita yang sudah membesarkannya dengan kebencian. Dia benci harus tumbuh dikeluarga ini, yang semua orang merendahkannya.
"Apa?!" Tanya sang ibu angkat mendengus kesal.
"Bukankah sekolah sudah memberitahukan bahwa aku dirumah sakit." Ucap Hinata membalas, seumur hidupnya ia tak pernah membalas balik ucapan orang tua angkatnya. Tapi dia sudah mati sekali, dia takkan mengulang penderitaannya lagi.
"Kau berani membalas!" Ucap ibu angkatnya dengan kesal, ia melemparkan sapu yang ia pegang, dan Hinata mengambilnya.
"Ya, kalian tidak datang menjenguk, dan juga aku lelah sudah berjalan setelah ditendang oleh gadis kasar disekolah." Ucap Hinata kesal, dan ia berjalan kekamar kecilnya, dia tidur dibawah tangga.
Menutup pintu, dan tertidur dengan mimpi buruk. Saat bangun sudah tengah malam, Hinata lapar. Tapi, dia takkan mungkin diberi makan oleh orang tua angkatnya. Jadi setelah ia menanam anggur, dia mengeluarkannya dan memakan buah anggur dengan lahap. "Ah, walaupun tidak bisa kenyang, masih lebih baik untuk menganjal kelaparan." Ucap Hinata dan dia berencana pergi kesekolah.
Seperti biasa ia bangun dan membereskan rumah, berbelanja untuk sarapan pagi, setelah itu ia makan tanpa diketahui oleh orang tua angkatnya. Dan dia berangkat kesekolah. Bertemu dengan anak-anak yang pernah membullynya ia ingin sekali membalas dendam. "Tenang Hinata, jangan mengejutkan mereka." Bisiknya dan menahan amarahnya.
"Waw, gadis culun ini akhirnya masuk sekolah." Ucap seorang gadis yang membullynya terakhir kali.
"Ada apa?!" Hinata sedikit kesal, dalam ingatannya, ia juga mengalami kejadian ini. Namun, masa lalunya itu menyedihkan dan ia adalah gadis pengecut yang takut dengan orang yang lebih kuat darinya. Bahkan orang lemah dikelasnya pun bisa menganiayanya.
Memikirkan kejadian masa lalunya, tatapannya mendingin dan menatap tajam gadis yang bahkan ia tak ingat namanya.
"Apa? Kau berani menatapku!" Tangan gadis itu terangkat dan akan menampar wajah Hinata. Namun, Hinata bukan lagi Hinata yang dulu yang bisa ditindas sesuka hati. Dia menjangkau tangan gadis itu dan menampar tangannya. Setelah meminum air didalam ruang ajaib, kondisi tubuhnya semakin baik dan tubuhnya menjadi sangat sehat. Walaupun tubuhnya masih kurus, sekarang ia memiliki sedikit daging di tubuhnya.
"Ka-kau berani melawan!" Raung gadis itu dan mulai menjadi gila, berjalan kearah Hinata dan akan menampar lagi, namun Hinata tidak membiarkan orang itu menganiaya dirinya.
"Lalu?" Ucap Hinata dengan santai. "Apa kau ingin memukulku dan mendorong ku lagi?" Ucapnya lagi dengan santai. "Lain kali kau takkan hanya harus membayar uang rumah sakit, tapi mungkin dimasukan kepenjara beberapa hari." Hinata mengancam gadis didepannya dengan jijik. "Dan bila itu terjadi aku takkan membiarkannya." Lanjutnya dan melewati gadis itu. Dia duduk dikursi barisan belakang. Mengeluarkan buku pelajaran yang akan dipelajari.
Setelah jam pelajaran dimulai, Hinata menyadari memori otaknya lebih maju dari masa lalu, sekarang ia bisa mengerti apa yang dikatakan guru didepannya, dan tulisan yang ditulis gurunya ia langsung bisa ingat dalam sekejap. Bahkan ia tak melupakan apa yang ia baca.
'Wow, ini sangat keren, kelahiran kembali sudah jadi berkah. Dan sekarang ia bisa menghafal dengan mudah, Langit tak menutup matanya.' Pikir Hinata kagum dan mulai membaca satu demi satu buku yang ia pegang. Dan mulai mengulangi dengan lancar. 'Surga, ini lebih baik dari masa lalu, aku akan menjadi juara pertama dengan lulusan terbaik.' Pikir lanjutannya. "Ah, jadi ingin cepat keperpustakaan, membaca banyak buku." Gumam Hinata bosan, sambil memperhatikan suasana ruang kelasnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth
FantasiCerita ini banyak kesamaan dengan cerita lainnya, tapi untuk karakter milik Masashi Kishimoto, saya hanya meminjam nama karakter dari anime Naruto. Gambar ambil dari Google, bukan punya saya... 😘 Author : Naruhina Sri Alwas Pairing : NaruHina Rated...