3. Menjual Buah

196 19 4
                                    

Setelah memanen buah melon dan semangka, Hinata melihat buah-buahan tergeletak sembarangan membuatnya sakit kepala.

"Bagaimana cara membawa mereka." Mendesah kesal. "Sudahlah kita biarkan saja mereka untuk saat ini." Mengabaikan banyak buah, Hinata keluar dari ruangan dan duduk diatas kasur.

"Aku sudah boleh pulang?" Hinata terkejut, karena dulu ia harus tidur disini selama 1 minggu dan setelah 1 minggu ia pulang dan dipukuli oleh ayah angkatnya, ibu angkatnya menutup mata seolah ia hanya orang asing yang tidak penting.

"Iya saat ini ada saldo 300 dolar yang sudah di masukan lebih awal, dan sang pembayar sudah mengatakan kelebihannya akan diberikan pada pasien.

"Apa 300 dolar?" Uang sebanyak itu dulu Hinata tak pernah membayangkannya. Tak terduga dipulangkan dengan cepat membuatnya mendapat uang tambahan. Dia akan menggunakan uang itu untuk membeli plastik atau tempat untuk menaruh buah-buahan yang ia akan jual.

Setelah itu Hinata mendapat uang 300 dolar untuk biaya yang tidak dipakai. Hinata dengan senang hati menerimanya. Dia tahu sekarang dan masa lalunya sudah berbeda. Kalau ia tahu dimasa lalu ia akan mendapat uang, ia pasti akan memaksa pulang dan mengambil sisa uangnya. "Ah, sepertinya ini semua karena kalung ini." Gumam Hinata sambil melihat orang-orang yang berjalan disekitarnya. 'Ya, kalau tidak ada ruang di kalung aku tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk cepat sembuh.' Sambil mendesah Hinata menatap jalan yang dulu pernah ia lewati. Setelah lama berdiri Hinata memilih berjalan mencari pasar dia bertanya pada orang lewat dan dia mengikuti orang-orang yang akan pergi kepasar. Ia berencana menjual buah-buahan yang telah ia panen. Sebelumnya ia membeli plastik dan tali untuk bisa menjual barang-barangnya. Untungnya ia mendapatkan uang dari rumah sakit, kalau tidak ia akan binggung cara menjual buah melon dan semangkanya ini.

Setelah melihat tempat sepi Hinata mengeluarkan plastik Hitam yang penuh melon dan semangka dikantong lainnya, Hinata dulu sangat lemah setelah meminum sekali mata air diruanganya ia langsung memiliki kekuatan yang cukup untuk mengangkut 50 kg melon dan 50 kg semangka diplastik hitam dipunggungnya.

Dia sudah menanyakan tentang harga untuk melon dan semangka, dia akan menjual lebih mahal dari harga pasar. Karena Hinata sudah merasakan betapa manisnya melon dan semangka yang dia tanam. Tanpa  harus masuk kulkas untuk mendinginkan, itu sejuk dan lezat. Buahnya juga masih segar.

Setelah melihat tempat yang akan dia jual. Hinata langsung membawa barang bawaannya. Meletakan plastik Hitam dan menaruh melon yang besar dan segar membuat banyak orang melirik jualan Hinata. Sudah beberapa orang yang bertanya tapi mereka segera mengatakan terlalu mahal dan sudah 1 jam Hinata duduk diam.

"Gadis kecil, kenapa kamu menjual harga sangat mahal?" Tanya penjual disampingnya. Dan bertanya pada Hinata yang duduk disampingnya.

"Ah, karena melon dan semangka yang ku bawa adalah buah tanpa pestisida sehingga aman dan menyehatkan bagi tubuh, lebih penting lagi melon dan semangka ini sangat manis, lezan dan enak." Sambil mengeluarkan pisau yang ia beli, Hinata membuka melon dan mengiris agak besar membersihkan biji melon dan memberikan ke kakek penjual disampingnya. "Kakek cicipi melon yang saya jual, pasti kakek takkan mengatakan bahwa harganya sangat mahal." Sambil tersenyum Hinata memberikan kepada kakek disampingnya.

"Apa tidak apa-apa? Ini untuk dijual." Kakek itu ragu. "Lebih baik menjualnya jangan repot dengan kakek." Ucap kakek baik hati itu.

"Hehehe, ini sudah dipotong, jadi tidak mungkin dijual lagi." Hinata masih bersikeras dan menaruh melon ditangan kakek penjual disampingnya. Tak lama ada kakek yang melihat melonnya.

"Gadis kecil melon ini berapa dijual?" Tanya kakek itu ramah.

"Ah, saya jual untuk satu buah bukan per kg, harga perbuahnya 54 dolar, tidak lebih atau kurang." Ucap Hinata lugas. "Kalau ragu bisa cicipi melon ini yang baru saya kupas." Sambil memotong Hinata menyerahkan melon yang dipotongnya supaya pembelinya tidak menawar harga lagi.

"Ah, Gadis kecil melon ini sangat enak." Kakek penjual akhirnya mencicipi melon yang diberikannya tadi, dan sangat terkejut karena rasanya sangat manis dan lezat.

"Emm, betul juga, ini enak." Ucap kakek pembeli dan dengan cepat ingin makan 1 potong lagi.

"Kakek, untuk mencicipi hanya 1 potong, jadi kalau kakek ingin lagi harap beli melon disini." Sambil tersenyum puas Hinata menunjuk melon yang dia jual.

"Gadis kecil, baik ada berapa melon yang kau punya, biar kakek ini membeli beberapa untuk dibawa pulang."

"Saya membawa lebih dari 30 buah." Ucap Hinata agak ragu, dia berencana akan mengambil melon perlahan dari dimensinya. Tapi kalau diborong tidak masalah.

Sang kakek mengangguk. "Beri aku 10 buah, bisa kah kau bantu kakek membawa ke mobil kakek?" Tanya sang kakek agak ragu. Melihat gadis kecil kurus itu. Ia takut gadis kecil ini tak bisa membawa beberapa melon ditangannya.

"Baik, bisa kakek, semua ini saya yang bawa, jadi tidak masalah." Ucap Hinata dan membawa dengan mudah 10 buah melon di kedua tangannya.

Setelah pembeli pertama, belum ada yang menawar lagi. Tapi setengah jam kemudian beberapa orang membeli dan dalam waktu 4 jam Hinata menjual habis buah-buahan yang ia bawa. Sudah siang dan Hinata mencari tempat makan.

Melihat penjual kaki lima dipinggir Hinata tanpa ragu membeli beberapa makanan dan langsung makan dengan sangat puas.

Setelah 1 jam Hinata ingin mencari Hotel atau tempat untuk istirahat malam ini. Karena ia masih berencana untuk menjual buah-buahan yang akan ia jual.

Menemukan Hotel yang murah, Hinata berjalan kekoridor Hotel dengan tenang, dia memiliki uang. Dengan penjualannya hari ini. Ia yakin besok akan lebih banyak lagi pembeli jadi setelah beristirahat sebentar di Hotel, ia keluar untuk makan malam, dan mulai belanja untuk tempat buah-buahannya. Dan menyewa bak sepeda motor untuk membawa buah-buahannya kepasar.

Setelah menyewa Hinata membeli tempat box plastik yang kuat, dan memasukan keruangannya saat ditempat sepi.

Sisa uang dari penjualannya, dia masih memiliki uang 500 dolar. Dan ia berencana menjual lebih banyak besok.

~~~~~~~~~~

Keesokan harinya Hinata bangun pagi-pagi sekali dan langsung cekout keluar Hotel.

Memasuki gang kosong dan keluar dengan bak motor yang penuh dengan melon dan semangka. Hinata membawa motor dengan mudah. Dikehidupan sebelumnya ia sudah bisa mengendarai kendaraan. Dengan mudah ia membawa kendaraan ketempat terakhir kali ia datang.

"Gadis kecil, akhirnya kamu datang." Ucap kakek yang membeli buah-buahannya kemarin.

"Ah, kakek sangat pagi untuk datang." Ucap Hinata sambil tersenyum, dia berencana menurunkan box-box yang ia bawa.

"Yah, aku datang ingin membeli buah-buahan yang kau bawa." Ucap jujur kakek itu.

"Baik mau berapa banyak kakek?" Ucap Hinata ramah. "Hari ini saya membawa banyak buah." Lanjutnya dengan senang hati.

RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang