Hinata melihat lagi ruangan yang terlihat disekelilingnya, ada rumput, kolam kecil, gubuk yang terawat. Dia sudah mengelilingi lingkungan ini beberapa putaran lagi dan menatap langit yang cerah diatasnya. Setelah beberapa menit Hinata ingin kembali dan tiba-tiba dia duduk diatas tempat tidur.
"Ah?" Melihat sekeliling yang ia ingat, dia kembali kerumah sakit, bukan didunia lain. Kalau dipikir-pikir didunia yang dia lihat sangat indah dan menyegarkan, disini sangat menyesakkan. "Benarkah karena kalung ini?" Saat memegang Hinata berpikir ruang ajaib dan dia kembali keruangan yang penuh tumbuhan hijau yang menyegarkan. "Apa aku bisa menanam tumbuhan disini yah?" Ucap Hinata saat melihat rumput yang tumbuh dengan subur didepan matanya.
~~~
~~~~
~~~~~"Kenapa aku tiba-tiba ingat sampah yang dibuang oleh bibi yang menjenguk pasien tadi yah." Sambil mendesah kesal. "Menjadi miskin itu sangat sulit!" Sambil cemberut Hinata mulai mencabuti rumput menggunakan kedua tangannya. Infus terbawa saat ia masuk keruang ajaibnya. Setelah setengah jam Hinata merasa lelah dan ia berjalan kekolam air dan meminumnya menggunakan tangan kanannya.
"Ah, segarnya." Hinata duduk dan memikirkan bagaimana ia harus bergerak dimasa depan. "Tubuhku langsung segar lagi." Menopang tubuhnya dengan kedua tangannya Hinata memandang langit yang masih cerah. "Ah... langitnya indah!" Sambil memandang langit Hinata mulai perencanaan.
"Setelah mencabut tanah hijau, cari bibit buah dan beberapa bulan kemudian bisa menjual buah-buah yang ditanam disini." Mengangguk dengan rencana yang ia buat. "Saatnya kembali." Matanya tiba-tiba berubah gelap dan dia kembali keruang rumah sakit. Melihat tong sampah yang terlihat diujung gorden yang tidak tertutup.
"Apa ada biji kah?" Gumamnya dan turun dari kasur. "Semoga masih ada." Lanjutnya lagi dan keluar dari gorden melihat kesibukan orang-orang yang menjenguk dengan suara kecil mereka saling bicara. Hinata menghela nafas dan segera membawa tong sampah kedalam, dan langsung ia masukan keruang ajaibnya. Dia juga ikut masuk.
"Em, keluarkan mereka dulu." Hinata langsung mengeluarkan sampah-sampah makanan yang dibawa keluarga pasien.
"Waw, ada biji melon, semangka dan anggur, beruntungnya." Hinata sangat bersemangat, memasukan kembali sampah yang tidak perlu. Dan menyisahkan bekas tempat makan sekali pakai dan sendok plastik. Memasukan sampah yang tidak diperlukan ke plastik sampah setelahnya ia masukan ketong sampah seperti sebelumnya. Dan ia kembali keruang rumah sakit lagi. Menaruh ketempat semula, Hinata berjalan kekamar mandi dan mencuci tangannya. Setelah beberapa saat Hinata kembali kebangsal kamarnya dan beristirahat dengan tenang.
"Saat ini aku akan merubah masa depan." Ucap Hinata dengan penuh tekad. "Takkan ku biarkan masa lalu terulang lagi." Lanjutnya lagi sambil mengingat masa lalunya Hinata ingin mengubah perlahan-lahan.
"Sekarang aku memiliki ruang ajaib, aku pasti bisa mengubah masa depan!" Ucap Hinata.
~~~
~~~
~~~
"Apa kau sudah lebih baik?" Tanya suster saat bertanya pada pasien seperti biasa cek harian sebelum tidur malam.
"Lebih baik suster." Ucap Hinata sambil tersenyum kecil setelah disuntik.
"Bagus dan istirahat, jangan bergadang." Balas suster dan berjalan keluar bangsal, setelah para suster keluar ruangan, Hinata menutup gorden dan langsung beristirahat. Dia jauh lebih baik saat ini dari pada dimasa lalunya yang tak bisa bergerak dan merintih sakit karena punggungnya terluka.
Hinata berjalan kekamar mandi lagi mengambil gayung yang ditaruh sengaja disana. Hinata memasukan ke ruangan ajaibnya dan segera keluar dari kamar mandi. Hinata duduk diatas kasur, memasuki ruang ajaib. Melihat tanah kosong yang dicabutnya Hinata mengambil sendok plastik dan mulai mengambil bibit buah.
Dulu Hinata pernah baca buku pertanian hingga saat ini ia masih sangat ingat seperti dicetak jelas didalam ingatannya.
"Untuk menanam kita harus membalik tanah dan memasuki bibit dengan jarak. Karena ini percobaan jadi tak perlu membalik tanah, cukup buat lubang dan masukan 1 biji." Gumam Hinata sambil menerapkan apa yang ia ucapkan.
"Setelah menanam membutuh kan air untuk tumbuh." Hinata membawa gayung kekolam kecil bolak balik menyiram bibit yang baru ditanam. Setelah itu ia langsung keluar ruang ajaib tanpa menyadari keajaiban apa yang terjadi didalam ruangannya.
Semua buah melon yang ia tanam tumbuh dengan cepat, seolah mereka bersaing untuk tumbuh, setelah 4 jam mereka berbunga dan mulai berbuah dalam sekejab. Namun, Hinata yang keluar dari ruang ajaib tidak menyadarinya. Dia menaruh kembali gayung yang ia pinjam, setelah itu ia istirahat dikasurnya. Malam ini Hinata tidak bermimpi buruk.
"Hari ini aku akan membersihkan rumput yang belum dicabut dan menyiram tanaman yang baru ditanam semalam." Sambil membuat rencana Hinata melihat waktu, ini masih jam 5 pagi jam 6 pagi perawat akan datang memeriksa, dan makanan akan datang jam 6 : 30,
"Setelah makan aku akan keruang ajaib." Gumam Hinata sambil berjalan dan memasuki kamar mandi, sudah 2 hari ia kembali dari masa depan. Dia tak memiliki sikat gigi dan tidak memiliki pakaian ganti, seperti dimasa lalu, ia hanya anak angkat yang dibesarkan untuk menjadi pelayan bagi keluarga angkatnya. "Bagaimana kalau sudah pulang?" Dia menatap cermin, tatapannya sangat dingin. "Mereka bukan manusia!" Sambil menggigit giginya Hinata menatap cermin dengan benci.
"Kebencian ku takkan pernah bisa hilang sampai mereka hancur." Mengepalkan kedua tangan kecilnya. "Suatu hari mereka akan mendapat balasannya!" Memalingkan wajahnya Hinata segera keluar. Dia melihat makanan yang ditaruh dilaci dekat ranjangnya.
"Lupakan balas dendam, saat ini waktunya untuk makan." Hinata sangat bersemangat dan langsung duduk diatas kasur dan makan-makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Pasien lain akan menolak makanan yang diberi oleh rumah sakit, dan membeli ditempat lain. Tapi, Hinata sangat senang karena ia tak perlu mengeluarkan uang, ini cukup untuk mengisi perut. Walaupun, tidak akan mengenyangkan.
Hinata menaruh tempat makan alumunium dari rumah sakit, dan mencuri sendok alumunium, dia membutuhkan untuk menggali, sendok plastik sudah patah jadi dia membutuhkan sendok yang lebih kokoh untuk menggali.
Setelah itu ia langsung masuk keruang ajaibnya dan menatap tumbuhan hijau yang menyerupai hutan kecil. Melihat melon yang kemarin ia tanam, sekarang tumbuh dengan subur. Hinata terkejut.
"Waw, mereka tumbuh dengan cepat, ku pikir aku harus menunggu beberapa bulan lagi." Seolah tak percaya Hinata menatap melon yang besar dan tumbuh dengan segar. "Sangat besar!" Serunya dengan takjub. "Bagaimana rasanya?" Gumamnya lagi, menatap buah melon yang sangat besar, dan Hinata ingin membukannya segera.
Dengan sendok yang kuat, Hinata membuka melon dengan mudah, menyisihkan biji melon, dan memakan buah melon dengan mata berbinar.
"Ini sangat segar, dan lezat." Sambil berkaca-kaca. "Aku tidak pernah makan buah yang begitu enak seperti ini." Sambil menjilat bibirnya Hinata mulai memakan habis melon yang dibuka dalam sekejab mata.
"Ah, enak, manis dan segar." Menepuk perutnya yang penuh. "Aku akhirnya merasakan perut kenyang." Memakan 2 melon besar sendirian membuat Hinata yang baru makan pagi merasakan kenyang.
"Ah, jadi ingin tidur." Ucapnya sambil tiduran di samping tumbuhan melon. "Haus." Hinata berjalan kearah kolam dan meminum dengan tangannya. "Segarnya." Sambil melihat air yang jatuh. "Apa karena air? Gumam Hinata tanpa sadar.
"Sepertinya ruang ajaibnya membutuhkan pengetahuan perlahan-lahan." Berjalan dengan kosong.
Hinata ingin mencoba biji yang dikeluarkan dari melon yang dimakannya. Namun setelah menunggu beberapa jam dia tak melihat apa pun. "Ah, kenapa tidak tumbuh besar, padahal sudah ditambah air." Desahnya sambil mencabut dan memilih menanam biji semangka yang ia dapat terakhir kali.
"Apa ini!" Hinata terkejut, ternyata biji yang di tanam diruangan ini tidak bisa membuat biji yang lebih baik ditanam lagi. "Jadi kalau menanam lagi tidak bisa yah." Mendesah. "Dimasa depan harus membeli bibit." lanjutnya sambil mendesah kesal.
"Untungnya ini semua bisa dijual." Tertawa bahagia, memikirkan keuntungan dimasa depan membuat Hinata bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth
FantasyCerita ini banyak kesamaan dengan cerita lainnya, tapi untuk karakter milik Masashi Kishimoto, saya hanya meminjam nama karakter dari anime Naruto. Gambar ambil dari Google, bukan punya saya... 😘 Author : Naruhina Sri Alwas Pairing : NaruHina Rated...