14. Kembalinya Naruto

207 27 3
                                    

Setelah sekian lama, Hinata menyortir dan mengemas semua pesanan yang baru masuk, dan dana yang dia terima dari toko onlinenya dia dapatkan, Hinata akan bersiap pergi ke sekolah, sudah 4 hari Hinata belum bertemu dengan Naruto, dan sekarang dia sedikit merindukannya.

'Hah, aku tak percaya bahwa aku akan merindukannya.' Pikir Hinata sambil menghela nafas, dia telah mengepak ratusan paket untuk dikirim keesokan harinya, sekarang dia perlu menyibukkan di pertanian.

Setiap hari Hinata memanen buah-buahan, dan dia berencana membuat makanan enak untuknya. Dia sudah keluar dari takdirnya untuk menjadi pengasuh di keluarga angkatnya. Sekarang dia sedang fokus untuk belajar dan menghasilkan uang untuk dirinya sendiri.

Dalam kehidupan ini, dia tak ingin berurusan dengan keluarga angkatnya, walaupun dia tidak ingin balas dendam, tapi kalau bila mereka datang mengetuk pintu, tentu saja dia pasti akan membereskan mereka.

Karena kulkas dan mesin cuci sudah datang, Hinata jauh lebih mudah untuk menyembunyikan ruangannya, walaupun akan aneh mengirim keluar barang-barangnya. Untungnya dia hanya menjual secara online dan menjual secara langsung hanya kepada Kakek Jiraya, sekarang dia tidak perlu khawatir kepada orang-orang yang ingin menayakkan dimana dia mendapatkan buah-buahan yang enak ini.

Karena produk sedikit, jadi dia hanya menjual produk setiap saat bisa dia keluarkan.

Dia juga telah memindahkan alamat toko ke alamat rumah, besok pagi dia akan ke sekolah untuk belajar, dan saat siang hari dia akan mengirim barang-barang ke kurir.

"Hm, kenapa aku belum melihatnya?" Sudah sekian lama Hinata memandang ruang tamunya yang kosong tanpa ada tanda-tanda pergerakan dari pintu ruang tamu.

"Apa benar dia hanya ingin main-main dengan ku?" Dia menunduk dengan kecewa, sambil menyiapkan salad buah untuk disimpan dalam kulkas untuk didinginkan.

"Apa mungkin dia bermain dengan gadis lainnya?" Dengan wajah yang ingin menangis Hinata tak bisa mengatakan apa kah dia marah atau sedih, moodnya turun, dia pikir di kehidupan ini dia telah bertemu cinta sejatinya, tapi kenyataan menampar wajahnya, dia tidak pernah bisa mendapatkan cinta sejatinya walaupun dia telah terlahir kembali.

Dalam suasana yang sangat turun, bila ada yang mengganggu kemungkinan mereka akan di marahi oleh Hinata sampai tujuh turunan.

Ketika malam berganti, Hinata akhirnya mendengar gerakan kunci diluar, dan dia terkejut dan agak takut karena dia tak pernah berharap Naruto akan kembali ke rumah kecilnya ini.

Saat melihat Naruto, hatinya menjadi tenang, dan rasa takutnya menghilang dalam sekejap, tapi karena 4 hari ditinggalkan tanpa kabar berita membuat Hinata cuek dan kembali ke kamarnya, dan ingin melanjutkan tidurnya, namun sebelum Hinata naik ke atas ranjang, Naruto sudah mendorongnya terlentang dan mencium bibir Hinata dengan lapar.

Butuh waktu yang lama untuk melepaskan Hinata tanpa melakukan apapun selain berciuman. Naruto juga bernafas tersendat - sendat setelah mengakhiri ciuman bergairahnya.

Saat melihat pemuda yang dipikirkannya beberapa hari ini, membuat pikirannya berubah-ubah, dan pemuda ini dengan seenaknya masuk lagi dan lagi dalam kehidupannya. Membuat hatinya yang hancur kembali utuh.

"Aku sangat merindukan mu Hinata," sambil memeluk gadis yang ia cintai, Naruto membenamkan wajahnya diantara ceruk leher Hinata, bernafas dengan tenang, membuat kulit Hinata kemerahan dan dia merasa gatal dan panas diarea lehernya.

"Benarkah?" Hinata menatap kosong ke langit-langit kamarnya. Pakaian tidurnya sudah terangkat dan hanya menutupi sedikit bagian-bagian kulitnya yang putih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang