Bulan Edeline, cewek cantik bertubuh mungil tapi bisa membuat preman langsung babak belur dalam sekejap. Semua orang takut padanya, cowok-cowok langsung kabur hanya dengan melihat tatapannya yang penuh aura mematikan.
Kejuaraan taekwondo dan bela di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesuai pengumuman di instagram aku kemarin malam, sekarang aku update lagi ceritanya. Semoga suka, semoga menikmati, semoga baca terus cerita LUNAR sampe tamat ya😍
Yang belum baca Teluk Alaska gapapa, bisa langsung baca LUNAR kok, cerita bisa dibaca terpisah👌
Kalo ada typo kasih tahu, part ini panjang banget soalnya👌
Selamat membaca
Happy reading...
Sosok wanita cantik itu menatap cermin. Rambutnya tergerai panjang sampai ke punggungnya. Dia tersenyum kecil, pura-pura bahagia dengan penampilannya yang mengerikan.
Kenapa dia harus seperti ini? Berpura-pura menjadi orang lain yang bukan dirinya. Bagaimana mungkin dia tidak tersiksa? Bukan, yang di depan cermin bukan Bulan Edelin.
"Bulan? Kamu lagi ngapain?" tanya Adam membuat Bulan tersentak kaget.
"Bulan nakal ya, Pa? Sampai kita harus pindah ke sini?" pertanyaan Bulan membuat Adam tersenyum.
"Papa emang udah mau pindah ke sini dari delapan bulan lalu, bukan karena kamu nakal. Kamu anak Papa yang paling kuat, Bulan."
Bulan menggebrakkan meja lalu keluar dari kamarnya, memunggungi setiap cermin yang memperlihatkan sosoknya yang feminim. Sungguh, Bulan sangat benci dengan warna pink, dan sekarang dia harus terbiasa dengan warna tersebut.
Dia keluar dari rumahnya, memperhatikan setiap sudut jalanan yang terasa asing baginya. Ini bukan perumahan elit, ataupun pedesaan. Ini hanyalah sebuah rumah biasa yang ada di tengah kota.
Menyedihkan, semuanya terasa palsu sekarang. Rambut palsu, senyum palsu, dan pakaian pun palsu, karena tidak sesuai dengan yang dia harapkan.
Bulan terus berjalan, entah ke mana. Suasana ramai tidak seindah hatinya. Tibalah dia di suatu tempat yang sepi, di saat dia melihat seseorang pria yang sedang di ancam dengan benda tajam.
"Jangan, Pak. Ini motor hadiah ulang tahun dari Mama saya," ucapnya membuat Bulan berdecak kesal. Bodoh, mana mungkin mereka akan melepaskannya dengan alasan seperti itu.
"Saya mohon, ambil aja semua uang di dompet saya!"
Pria itu lumayan tampan bagi Bulan, seperti seumurannya. Dia tengah ketakutan sekarang dan Bulan ada di posisi tengah-tengah.
Datang menyelamatkan cowok itu atau meninggalkannya dan pura-pura tidak tahu. Masalahnya ini baru hari pertama dia tinggal di sini. Bulan tidak mau merusak reputasinya.
Bugh!
Cowok itu di pukul habis-habisan oleh para Begal yang tidak tahu diri. Sudah cukup, Bulan tidak bisa tinggal diam. Dia langsung lari menghampiri cowok itu tanpa pikir panjang.
Para Begal yang tergesa-gesa pun dengan segera mengangkat motor cowok tersebut dan membawanya pergi. Beberapa detik kemudian, Bulan mengangkat helm yang mereka tinggalkan dan melemparkannya langsung ke pembawa motor.