Anak Kambing Itu

4.9K 252 2
                                    

"Cublak-cublak suweng
suwenge ting gelenter
Mambu ketudhung gudhel
Pak Gempong lera lere
Sapa ngguyu ndelikake
Sir sir pong dele gosong
Sir sir pong dele gosong" 

sa'Diah memilih mengaji manakala 3 adiknya sedang bermain "cublak-cublak suweng" yang memang permainan kesukaan adik-adiknya. 

ia bisa mendengar suara riang dan tawa mereka dari teras rumah ketika memainkan itu, di tengah ia membaca rentetan huruf arab di depanya, tiba-tiba, perasaan sa'Diah mendadak menjadi tidak enak dan saat itu juga, ia tidak lagi mendengar suara adk-adiknya, pnasaran, Diah mengintip 

kamar sa'Diah tepat berada di samping teras sehingga ia hanya perlu berjinjit untuk bisa melihat apa yang menyebabkan adik-adiknya berhenti bermain.

rupanya. ketiga adiknya masih di sana, berdiri memutar, namun, anehnya, mereka hanya diam, seolah-olah bagai patung tak bergerak 

bingung. sa'Diah keluar. untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"dek lapo kok meneng-menengan?" (dik kalian ngapain diem-dieman disana?)

bukan jawaban yang ia dapat, melainkan kesunyian yang menghantam sa'Diah dimana hari mulai petang. 

sa'Diah hanya ingat, saat itu, tidak ada apapun yang bisa ia rasakan, semuanya seolah-olah sepakat untuk diam, bahkan angin pun tidak berhembus, mendekatlah sa'Diah ke arah adik-adiknya, namun, belum beberapa meter, sa'Diah di buat diam tercengang manakala dia melihat, sosok jauh 

siluet hitam yang rupanya sedari tadi memperhatikan yang luput oleh mata sa'Diah, kini menjadi fokusnya

hanya mengandalkan cahaya rembulan, sa'Diah melihat siluet hitam itu yang tidak lebih tinggi dari sa'Diah, dengan cemas dan takut, sa;Diah memaksakan kakinya mendekati adiknya 

sembari tetap memperhatikan sosok siluet hitam yang hanya memperhatikan, sa'Diah mulai mengetahui apa itu, rupanya, siluet hitam yang sedari memperhatikanya adalah seekor kambing hitam, namun, entahlah. kambing siapa yang belum di kandangkan ketika petang sudah datang. 

sa'Diah menarik adik-adiknya, mengatakan mereka harus masuk karena malam sudah menjelang.

ketiga adiknya menurut, dan mengikuti langkah sa'Diah, tepat ketika mereka sudah masuk ke dalam rumah, sa'Diah berniat menutup pintu dan memperhatikan kembali dimana kambing itu berdiri, 

akan tetapi, tidak ada apapun disana. hanya tanah lapang kosong tanpa kehadiran kambing hitam yang ia lihat tadi. mendadak, perasaan buruk itu kembali muncul, dan seolah-olah, memberitahu malapetaka sedang menyambangi keluarganya. 

bila ada yang berbeda dari hari ini, maka pak Wanto adalah salah satunya, semenjak kematian jabang bayi yang sudah ia damba-dambakan, yang kabarnya berkelamin laki-laki itu meninggal, pak Wanto kini menjadi pribadi yang tertutup bahkan ia sudah lupa cara menyapa tetangganya 

Mbok Sartem dan mbah Safi, sepakat. apa yang ia lihat hari ini tidak akan pernah ia ceritakan kepada siapapun bahkan kepada bu Robiah isteri pak Wanto yang saat itu, pingsan lemas, tanpa tahu apa dan bagaimana ia bisa melahirkan makhluk yang lebih terlihat seperti anakan kambing 

Disaat itu juga pak Wanto hanya bisa murung, sementara mbok Sartem dan mbah Safi mempersiapkan perkuburan itu, disinilah letak keanehan yang kini menjadi buah bibir pembicaraan tetangga. hal itu adalah, ketika jabang bayi itu di gendong mbok Sartem, kain yang di gunakan, hitam 

banyak warga yang kebingungan dan bertanya-tanya dalam hati mereka, kenapa kain yang di gunakan untuk perkuburan bayi ini berwarna hitam legam, bukan putih bersih seperti mayit-yang lain. 

kejadian yang sebenarnya terjadi adalah, ketika bayi itu di kafani oleh mbah Safi, tidak ada yang lebih tersentak dan kaget karena saat kain putih di balut pada tubuh kecil jabang bayi, tiba-tiba kain itu menghitam seolah-olah ada hal-hal di luar nalar sedang bermain disini. 

tak henti-hentinya mbah Safi istighfar, sembari gemetar, ia memberanikan diri menggendongnya dan memberikanya kepada mbah Sartem.

pak Wanto lebih banyak diam, bahkan ketika si bayi sudah di kuburkan, ia masih diam, seakan-akan ia tahu, apakah ada hubunganya dengan cempe itu 

BISIKAN IBLIS (NYAWA YANG TERGADAIKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang