sa'Diah pernah melihat, suatu malam. ketika ia berniat untuk tidur namun pikiran-pikiranya masih memaksanya untuk terjaga tiba-tiba di bangunkan dengan suar pintu berderit, dengan cepat, sa'Diah berpura-pura untuk tidur.
di dalam kamarnya, sa'Diah tidur bersama ketiga-adiknya
di situlah ia melihat pak Wanto, bapaknya masuk dan berjalan melewatinya, ia membangunkan salah satu adiknya. Uswatun dengan nada suara berbisik seolah-olah, si bapak tidak mau, anak-anaknya yang lain dengar.
"tun, tangi nak" (Tun bangun nak) katanya, "melu bapak yuk diluk ae" (ikut bapak yuk, sebentar saja)
di dalam keremangan kamar, sa'Diah melihat gelagat yang aneh dari si bapak, seumur-umur, ini adalah kali pertama bapak membangunkan anaknya di jam yang sudah selarut ini.
Uswatun bangun, meski ia masih mengantuk. tanpa membuang waktu, dari bayangan di gubuk, Sa;Diah melihat si bapak mengangkat Uswatun dan pergi meninggalkan kamar, tanpa lupa menutup pintu kembali.
sa'Diah terbangun, mengintip dari jendela kamarnya, ia melihat, si bapak pergi
keesokan paginya, sa'Diah bangun dan hal pertama yang ia lakukan adalah, mencari Uswatun yang rupanya sedang ada di pawon (dapur) tampak lahap memakan seiris daging, mereka saling menatap satu sama lain. sebelum sa'Diah mendekatinya
"mambengi awkmu nang ndi Tun" (semalam kemana}
Uswatun tampak bingung, ekspresnya menunjukkan ekspresi ketidaktahuan apapun, "nang ndi to mbak, Atun ndak kemana-mana" (Kemana ta mbak, Atun tidak kemana-mana)
aneh, namun sa'Diah yakin ia melihat dengan mata kepala sendiri, dan bagaimana bisa Atun mengatakan hal sebaliknya
meski penasaran, namun sa'Diah tidak bisa mendapatkan jawaban apapun dari Uswatun sekeras apapun ia memaksanya berbicara, karena Atun hanya mengatakan ia tidak kemana-mana.
si bapak sendiri, masih jarang pulang, sekalipun ia pulang, paling hanya untuk mengganti bajunya saja
di Malam yang entah keberapa dimana sa'Diah kembali memergoki si bapak membawa Uswatun pergi, sa'Diah nekat untuk mengikuti.
meski di liputi perasaan was-was, dan ketakutan yang menjadi-jadi, sa'Diah berjalan jauh di belakang, mereka menuju sebuah jalan yang sa'Diah tau, kebun
itu adalah kebun Jati.
apa yang di lakukan bapak dan Uswatun di tengah malam seperti ini, terlebih di sebuah kebun jati yang sa'Diah tau, adalah salah satu tempat yang jarang di datangi oleh siapapun.
dinginya malam, tak menghentikan rasa penasaran sa'Diah, sampai, ia melihatny
sa'Diah melihat Uswatun di depan sebuah pohon rimbun, pohonya sendiri tidak lebih tinggi dari dirinya, namun, di depan pohon itu, ada luyak, berisi bunga dan sesaji, lengkap dengan jarum dupa di atasnya.
Uswatun, kemudian melahap isi luyah itu dengan tangan kosong
si bapak, hanya duduk menyaksikan anak bungsunya melahap habis apa yang ada di depanya, termasuk bebungaan dan kopi hitam itu.
jantung sa'Diah, berdegup kencang tidak karuan, sebelum, terdengar suara mengembik di belakangnya, sa'Diah terdiam, kaku, lalu jatuh pingsan
KAMU SEDANG MEMBACA
BISIKAN IBLIS (NYAWA YANG TERGADAIKAN)
TerrorMalam ini, gw mau cerita sebuah cerita nyata yang pernah di ceritakan oleh salah satu teman gw waktu SMP. Sebuah cerita yang membuat bulukuduk gw selalu merinding tiap mendengar detail dari sebuah peristiwa yang lebih dari sebuah terror!! Sebuah ce...