Sejak malam itu banyak kejadian yang terjadi, dan rumah sa'Diah suasananya sudah sangat berbeda, namun ada satu hal yang Diah ingat, entah sejak kapan, rumahnya jadi sering di lewatin oleh seseorang yang Diah kenal, Safi.
dukun beranak itu, kadangkala melewati rumahnya seperti mengawasi.
tidak hanya itu, Atun adik bungsunya juga mulai aneh, dia seringkali menjauhkan diri dari ketiga kakaknya, tidak mau makan sampai sering terlihat menyendiri, hal ini, membuat sa'Diah curiga, ada yang di sembunyikan oleh Atun, puncaknya, saat Atun muntah di kamar.
Muntahnya sendiri, bukan muntah sembarangan, melainkan muntah darah kehitaman.
darah yang seperti sudah lama mengendap dalam tubuhnya.
bu Robiah yang paling khawatir, namun pak Wanto tampak tidak perduli, beliau masih sering pergi entah kemana dia berada.
sampai akhirnya, perlahan-lahan, penyakit misterius yang menyerang Atun berujung pada nyawanya. ini terjadi tepat di malam hari, Atun berteriak seperti-
orang yang kerasukan.
Diah dan kedua adiknya hanya bisa melihat Atun yang mencakar-cakar badanya, tidak hanya itu, ia juga menghantamkan kepalanya ke semua benda di sekelilingnya, membuat tetangga berkerumun datang..
mobil Carry tua, milik pak Lurah sampai terparkir di depan rumah bu Robiah, berniat membawa Atun ke rumah sakit terdekat.
sembari orang-orang mencaritahu dimana keberadaan pak Wanto. hingga tepat subuh, di rumah sakit, Atun meninggal dunia.
suasana Rumah bu Robiah ramai orang, dan seseorang yang paling di cari itu muncul. pak Wanto pulang dengan mata marah mengawasi, semua warga tampak geram dengan apa yang pak Wanto lakukan, entah apa itu, Diah hanya menatap nanar wajah Atun terakhir kalinya, sebelum liang lahat-
menutupi wajah adik bungsunya. yang ia tahu, meninggal dengan cara yang tidak wajar.
hanya Diah yang tau, bahwa sebelum Atun meninggal, ia menyerupai wujud seekor kambing.
di tengah duka itu, sa'Diah mencuri dengar pak Wanto dengan seseorang, ia kenal dan tahu siapa itu.
Mbah Safi, tampak bersitegang dengan bapaknya, entah apa yang ia bicarakan, mbah Safi hanya mengatakan "Wes ta lah, marinono timbang kabeh anakmu di jupuk nang ngarep raimu"
(sudah, hentikan saja semuanya, sebelum semua anak-anakmu, di ambil di depan mukamu)
dengan wajah tak berdosa, pak Wanto hanya menjawab pelan.
"Guk urusanmu" (bukan urusanmu)
"Wedus Gibas" (Kambing Gibas= Kambing kotor/berbulu) "itukah jenis perewangan sing nuntun awakmu" (itukah jenis iblis/jin yang menuntunmu)
"Mbok Sartem gak salah, pancen pantes anak iblismu mati"(Mbok Sartem tidak bersalah sepenuhnya, memang anak iblismu pantas mati)
mbah Safi pergi, meninggalkan pak Wanto sendirian, namun di matanya. ia tahu, ia tidak atau lebih tepatnya, belum mau berhenti untuk memulai semua ini.
Iblis masih berbisik di telinganya.
kematian Atun banyak menimbulkan pertanyaan, selain hal itu, banyak warga yang juga melihat gelagat aneh pada pak Wanto, namun tidak ada yang berani menegur apalagi bertanya apa yang sedang pak Wanto lakukan.
lamban namun pasti, rumor keluarga pak Wanto menyebar bagai penyakit.
namun satu hal yang di inget temen gw.
Pak Wanto yang di kenal warga bermata pencaharian sebagai buruh tani, tiba-tiba menjelma menjadi orang yang kaya raya. tidak ada yang tahu darimana dia mendapatkan sumber kekayaan itu.
sebegitu kayanya, sampai mampu membeli tanah luas.
tanah yang ia beli adalah tanah dimana kebun jati itu berdiri.
di bangunlah rumah besar dengan 2 lantai, lengkap dengan semua tetek bengek menyerupai orang kaya baru. sampai sini, masih tidak ada yang berani mempertanyakan darimana sumber kekayaan itu.
mulai banyak orang membicarakan tentang, pesugihan, bersekutu dengan setan, atau melakukan tindakan ilegal. akan tetapi, tidak ada yang bisa membuktikan ucapan itu.
satu hal yang membuat warga semakin curiga, setiap hari, di depan rumahnya, terparkir mobil mewah berbagai merek.
mobil-mobil itu berjejer di depan rumah pak Wanto, sampai-sampai seperti melihat pemandangan hajatan anak presiden, tidak hanya itu, kampung ini jadi ramai oleh wajah-wajah baru yang selalu berseliweran di depan rumah pak Wanto.
disini, warga mulai resah, dan mulai mencari tahu.
selidik demi selidik, rupanya, entah sejak kapan, pak Wanto menjadi tabib yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit dengan cara memindahkan penyakitnya ke tubuh binatang.
binatang itu adalah seekor kambing.
kambing ini, khusus dan harus sesuai oleh arahan pak Wanto.
bisa di bilang, setiap kambing memiliki ciri khas khusus dan hanya pak Wanto yang tau model kambing seperti apa yang harus di bawa oleh mereka yang ingin mencari jalan sembuh lewat jalur yang menurut beberapa orang di percaya, sesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BISIKAN IBLIS (NYAWA YANG TERGADAIKAN)
HorreurMalam ini, gw mau cerita sebuah cerita nyata yang pernah di ceritakan oleh salah satu teman gw waktu SMP. Sebuah cerita yang membuat bulukuduk gw selalu merinding tiap mendengar detail dari sebuah peristiwa yang lebih dari sebuah terror!! Sebuah ce...