Pada akhirnya ...

11 0 0
                                    

25 tahun sudah Reyna resmi menyandang status sebagai Nyonya Arfan. Anak-anaknya kini sudah tumbuh dewasa.

Naisya si sulung telah menjadi dokter gigi. Sementara Ilyas si bungsu tengah melanjutkan pendidikannya di pesantren Gontor.

Hari ini, mereka akan kedatangan tamu istimewa. Naisya akan dikhitbah!

Reyna memandang anak sulungnya dengan pandangan sayang. Seperempat abad itu... rasanya seperti baru kemarin. Sungguh, rasanya baru kemarin Reyna menggendong Naisya yang mungil. Rasanya baru kemarin Reyna menyuapi Naisya yang manja. Rasanya baru kemarin Reyna menggenggam jemari Naisya untuk mengantarkan ke sekolah.

Ah... Reyna segera menepis semua kenangan yang hampir saja membuatnya banjir air mata. Reyna sadar ia harus tegar, saat ini dan untuk hari-hari berikutnya.

"Assalamu 'alaikum..." Terdengar suara seseorang di luar rumah.

Reyna bergegas berdiri. Naisya tersenyum padanya. Sepertinya keluarga besan yang datang.

"Wa 'alaikum salam..." Reyna menjawab sambil melangkah meninggalkan anak sulungnya di kamar.

Arfan sebagai tuan rumah dan beberapa keluarga Reyna sudah menyambut kedatangan keluarga besan di gerbang depan. Acara lamaran Naisya diselenggarakan secara sederhana. Hanya dihadiri oleh keluarga dan beberapa tamu undangan.

Reyna yang berbalut gaun biru langit dan kerudung yang senada berjalan menuju pintu untuk menyambut calon keluarga barunya. Tangannya terulur menyentuh gagang pintu. Berayun lembut membuka pintu lebih lebar.

Pandangannya yang tertunduk mulai menengadah, dan...

DEG!!!

Reyna tak percaya dengan apa yang dilihat oleh kedua matanya. Jantungnya seakan berhenti berdetak untuk sesaat.

"Yusuf!!!" pekik Reyna. Yang disebut namanya tak kalah kaget.

Masya Allah... Jadi, Yusuf adalah...

"Mah, mamah kenal dengan Pak Yusuf?" bisik Naisya yang kini sudah berada di sampingnya.

"Eh? I... Iya." jawab Reyna pendek.

"Dulu kami satu kampus." Aku membantu menjawab mencoba mencairkan suasana.

"Wah... Gitu ya Pak. Ternyata benar, dunia tak selebar daun kelor." ujar Naisya sambil tersenyum.

"Mari... Silahkan masuk."

* * *

Aku :
Masya Allah, selama ini Rangga -anakku-memang sudah bercerita padaku soal Naisya dan keluarganya. Tapi, tak kusangka ternyata Naisya adalah anak Reyna!

* * *

Reyna :
Masya Allah, selama ini Naisya memang pernah bercerita tentang Rangga dan keluarganya. Tapi... Reyna tidak tahu bahwa ayah Rangga adalah Yusuf, cinta pertamanya. Orang yang pernah membuatnya bimbang untuk bertahan atau melangkah ke pelaminan.

Reyna tak pernah tahu bagaimana perasaan Yusuf padanya. Ditambah tak pernah ada kabar darinya. Itulah yang akhirnya membuat Reyna memutuskan untuk menikah dengan Arfan.

Reyna tak ingin tenggelam dalam penantian yang tak pasti, karena itu hanya akan membuka jerat syaitan. Tapi lihatlah kini... Yusuf ada dihadapannya setelah sekian lama hilang tanpa kabar bagai ditelan bumi.

* * *

Angin malam berhembus lembut membelai setiap insan yang hadir dalam acara itu.

Berjuta-juta bintang di langit dan sang rembulan telah menjadi saksi kisah cinta dua insan yang tak bisa bersatu.

Reyna dan Yusuf pernah saling mencintai. Namun mereka mencintai dalam diam. Sejak detik pertama mereka jatuh cinta, hingga kini dipertemukan kembali, keduanya tak pernah mengetahui isi hati sang pujaan hati mereka.

Mungkin mereka adalah jodoh yang saling melewatkan. Namun, keduanya tak pernah berhenti mendoakan satu sama lain tanpa melupakan posisi masing-masing yang telah berkeluarga. Reyna telah mencintai Arfan. Begitu pula dengan Yusuf yang nampak sangat menyayangi isteri dan anak-anaknya. Keadaan itulah yang membuat Reyna dan Yusuf bernafas lega. Mereka telah berbahagia dengan pasangannya masing-masing.

Hanya Tuhan yang Tahu rahasia di antara mereka. Masa lalu memang tak kan pernah terulang. Apa pun yang terjadi, mereka tetap bergerak ke masa depan. Mungkin karena itu pulalah Tuhan kembali mempertemukan mereka untuk menjawab resah yang pernah ada.

Pada akhirnya, Reyna dan Yusuf dapat saling merelakan. Mengikhlaskan hati atas takdir Ilahi. Yang membuat mereka bahagia kini adalah kenyataan bahwa mereka akan berkumpul dalam ikatan yang disebut...

Keluarga.
.
.
.
"Menikahi orang yang kita cintai adalah suatu kemungkinan, tapi... mencintai orang yang kita nikahi adalah suatu kewajiban. Maka cintailah keluargamu kini, esok, dan nanti..."

~ E.N.D ~

Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang