Reyna (2)

8 0 0
                                    

Senin, 11 Sya'ban
⏰ Ba'da Ashar

Pikiran dan hati Reyna sudah seperti benang kusut. Hanya tangis yang mampu ia sampaikan pada sahabatnya, Ayu.

Ayu masih belum mampu bertutur kata. Tangannya hanya mampu merangkul dan membiarkan Reyna tenggelam dalam pelukan menenangkan.

Kamar Ayu telah menjadi saksi bisu. Menelan semua cerita yang disampaikan Reyna pada Ayu. Bahkan langit pun nampaknya ikut bersedih karena ia teteskan rintik hujan yang menemani tangisan Reyna.

Reyna harus menguatkan hatinya, mau tidak mau. Ia sadar bahwa dirinya tak seistimewa Khadijah hingga patut meminta untuk dinikahi oleh pria pilihannya. Reyna pun sadar bahwa ia tak sekuat wanita yang mampu bertahan dengan kata perjodohan.

Sementara Ayu... yang ia tahu, di balik semua kebaikan dan keistimewaan Reyna, Reyna tetap saja menganggap dirinya bak pasir yang banyak dijumpa.

Ayu tahu -paling tidak, mengira dengan kemungkinan terbesar- bahwa sahabatnya itu menangis karena ia harus memilih : tetap menunggu pria yang dicintainya datang meminang atau... menikah dengan lelaki tak dikenal yang datang ke rumahnya kemarin, Arfan.

Angin berhembus membawa harum tanah yang terguyur hujan. Menampar lembut ke wajah Ayu dan Reyna.

Adzan magrib berkumandang, memanggil setiap muslim untuk menegakkan shalat.

Ayu menggenggam erat jemari Reyna yang lemas.

"Rey... Shalat yuk!"

🍁🍁🍁
Next 🔜 Bagian 7

Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang