Kejadian kemarin terlalu singkat untuk disebut pertemuan, bahkan aku tak begitu ingat wajahmu. Sementara senyuman itu terlalu indah untuk tak ku fikirkan terus-menerus. Bahkan, terlalu sering sudah ku coba lupakan itu, namun itu sebuah usaha yang sia-sia.
Entah aku harus membencimu yang selalu mengganggu fikiranku atau bahkan aku harus berbahagia ada orang yang bisa membuat fikiran buruk hilang walau hanya dengan senyuman? Seseorang tolong aku
Entah mengapa terlalu sering memikirkanmu membuat langkahku selalu beranjak dari rumah. Langkahku lagi dan lagi, membawa ku ketempat itu, Tempat pertama yang membuatku merasa tenang.
Hari demi hari langkahku terus membawaku ketempat yang sama, menghabiskan waktu yang amat suram dengan harapan melihat senyum itu lagi. Namun, lagi dan lagi realita seakan mendorong mundur semua harapan untuk bertemu denganmu. Anehnya aku, Terobsesi dengan seseorang yang bahkan tak ku kenal..
Hari itu, aku berencana mengakhiri pencarian yang selalu berujung sia-sia. Dengan langkah yang agak bimbang serta perasaan yang sangat buruk. Berjalanlah aku dikerumunan cacian yang ada setiap langkah yang bahkan belum pasti itu.
Hari itu aku masih ingat betul pukul 20:30, pertanda tempat itu sudah hampir tertutup. Kerumunan orang mulai berjalan keluar, begitu juga aku. Dari kerumunan seseorang menerobos kerumunan dengan terburu-buru..
"sudahlahh itu hanya orang aneh" Fikirku
Sesampainya diluar toko, earphone yang selalu menemaniku entah kemana. Mungkin terjatuh didalam, Aku menerobos kerumunan untuk kembali masuk. Dengan tergesa-gesa aku memasuki lorong-lorong untuk mencari benda yang hilang itu.
Aneh saat itu fikiranku yang putus asa, seakan membaik. Wanita aneh yang menerobos kerumunan tadi masih sedang mencari sesuatu, sangat canggung waktu itu. Langkahku membawa ragaku mengikuti wanita itu terus-menerus, wanita itu sama sekali tak ku kenal. Sesekali ia berbalik kearah ku, entah karena refleks ataukah karena murni kebodohanku aku berpura-pura saja mencari buku di rak dengan penuh rasa canggung.Bisa ditebak, wanita itu mendekatiku. Wanita berkecamata yang berwajah datar tanpa ekspresi menatapku sinis..
"Mau apa kamu?! Dasar penguntit!" Teriaknya sambil membentak
Karena aku seorang introvert sudah pasti diteriaki seperti itu bukan hal yang biasa bagiku.
"A..anu.. saya hanya sedang mencari buku!" Jawabku dengan sangat terbata-bata.
Entah mengapa makin lama, wajah wanita berkecamata itu semakin geram.. Ia lantas mendekati ku, dari beberapa video yang sudah ku tonton, adegan seperti ini sering terjadi dan pasti sang penguntit akan kena tamparan.. Ahh.. sudahlahh, Pasrah saja..
Detik demi detik berlalu, wanita itu semakin mendekat. Hingga terlalu dekat denganku.
"Hahahaha" tertawanya terbahak-bahak
"Maaf saja, saya hanya bercanda.." katanya sambil tersenyum.Senyuman itu? Ahh..Bukan dia.
"Kelewatan yahh?" Tanyanya sambil memasang ekspresi bersalah
"Tak...." Jawabku terpotong penyampaian toko akan ditutup
"Toko hampir tutup, saya duluan yahh.. sekali lagi maaf" katanya sambil berlari keluar.
Dasar payah.. berbicara dengan wanitapun tak sanggup.
"Banyak sekali orang aneh di semesta ini" Fikirku sambil mengelah nafas.
Sampailah aku Dikamar sepi yang sunyi ini lagi. malam itu, seakan harapanku yang lenyap berganti kembali dengan harapan baru. Hari yang aneh..
"Siapa sebenarnya dirimu? Seseorang tolong jawab aku" Pertanyaan itu seakan terus terulang berdengung ditelingaku..
Bisakah ku temukan DIA?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Break
Teen FictionKutipan Cerita Dari Cerita Mereka Yang Tak Dapat Bercerita