Fikiranku sedang aneh, ahh.. Tak bisa ku biarkan. Ku ambil handphone yang tergeletak diatas meja, sambil berfikir terus menerus
"Hubungi dia atau tidak?" Pertanyaan terputar itu dan itu lagi
Entah beberapa kembali ku ulangi mengambil handphone lalu menaruh kembali karena perasaan yang penuh dengan "BIMBANG"
Terlalu banyak kejadian aneh akhir-akhir ini. Kebetulan? Tak mungkin kebetulan terjadi sampai berkali-kali
"Apakah semesta selalu seaneh ini?"
Terlalu banyak pertanyaan disemesta, sampai pertanyaan tentang semesta yang membuat pertanyaan ini, atau hanya otak kita yang menciptakan pertanyaan itu? Sekali lagi pertanyaan
Bimbang seakan menjadi virus, merusak kerja fikiran hingga tak lagi bisa berfikir jernih, bagaimana tidak? Dirimu membuatku selalu berfikir tentang kehadiranmu itu nyata atau hanya hologram yang kebetulan di uji coba melalui mata dan perasaanku.
Detik berpacu dengan detak, fikiran berpacu dengan perasaan. Membuatku bimbang akan pilihan apa yang harus ku pilih. Berpindah ke sesuatu yang mungkin bisa menjadi jawaban? Atau kembali bertanya tentang senyumnya yang masih belum tentu adalah realita? Ahh fikiranku terlalu plin-plan untuk itu.
Dengan penuh pertimbangan, sepertinya. Akhirnya hatiku mantap untuk memilih kau sebagai jawaban.
"Semoga bukan aku yang terlalu perasa" Fikirku sambil pelahan mengambil kembali handphone diatas meja
"HI" teks itu adalah hasil fikiran yang tak begitu tau cara memulai, wajar saja karena ini pertama kalinya.
.....
Keringat entah karena apa mengucur perlahan padahal hari ini dingin. Mungkin karena gugup, wajarlah manusiawi.
......
Menunggunya membalas mungkin satu-satunya kegiatan yang hari ini akan ku lakukan, lama sekali tak ada jawaban. Sembari menatap hujan yang mulai mengguyur bumi, fikiran ku kembali terfikir.
"Mungkin Cinta seperti hujan dan bumi, sepertinya hujan selalu menimpa bumi mendinginkannya. Dan bumi? Hanya menganggap hujan ada ketika dia kekeringan. Terlalu pahit, namun tak bisa dihalangi. Semua pasti terjadi. Dan akan begitu selamanya"
Dinginnya malam juga bosannya menunggu pesanmu, membawaku terjun kealam mimpi.
....
Sekian lama tertidur, Dingin menusuk badan membuyarkan mimpi. Mungkin karena terlalu lelap, sampai-sampai ku lupa menutup jendela.
Ku lihat beberapa notif terlihat sekilas dihandphone yang tergetak disebelah ku. Spontan ku cek notif itu berharap darimu. Ternyata.. Benar
"Iya? Siapa yah? Dapat nomorku dari mana? BLABLABLA" Jawabanmu bertanya-tanya seakan peristiwa tadi malam itu tak benar.
"Aku yang tadi malam" jawabku dengan gugup
"Ohh.. kamu" jawabnya
BLABLABLA...
Hari itu sangat sangat menyenangkan, kau berhasil menjadi pusat semestaku. Entahlah itu akan berlanjut atau akan berhenti, obrolan yang penuh basa basi itu berlangsung sangat lama, entah pembahasan apa yang kita bicarakan, pokoknya seru.
....
Semua percakapan seru itu, ditutup dengan
"Aku mau tidur, selamat malam ❤️" ucapmu dipenghujung obrolan
Sudah bisa ditebak, senyumku pasti terlihat lagi. Senangnya.. sampai-sampai tak tahu harus menjawab apa. Sudahlah.. yang ku tahu mulai sekarang kau adalah urusanku, inspirasiku, juga pusat detakku
Bisakah Ku temukan DIA?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Break
Teen FictionKutipan Cerita Dari Cerita Mereka Yang Tak Dapat Bercerita