Beberapa tahun lalu..
Ketika aku si pecundang belum tahu cara menikmati kehidupan, tak tahu tersenyum. Intinya aku yang masih merasa hidup didunia tersuram disemesta. Aku masih anak yang berharap tak pernah terlahir didunia, bahkan penyesalan itu terus membengkak menjadi masalah serta menjadi fikiran yang makin besar tiap harinya.Ku umpamakan diriku hanya sebagai hujan, datang untuk mengganggu semua orang, ahhh.. bodohnya aku.
Bertambah usia rasanya semakin sepi hidup, ku selalu punya banyak cerita namun entah bagaimana cara mengucap. Bahkan selalu punya harapan untuk pergi kesurga, jika tidak neraka pun tak apa.
Hari ini tepat bertambahnya usiaku, tak berlangsung lama karena tak terlalu nyaman mendengar ocehan orang sekitar yang terus-menerus menjadikan aku sebagai perbandingan, ku coba langkahkan kaki keluar bersama semua khayalan indah tentang dunia luar yang mungkin bisa ku jadikan alasan untuk tidak dirumah.Dan bisa ditebak, semua tak sesuai ekspektasi. Begitulah aku, terlalu mudah menyimpulkan senang itu bisa dari mana saja padalah hanya bualan otakku saja. Ahh.. dasar payah.
Langkahku membawa ku kepada sebuah tempat yang lumayan sepi, mungkin bisa ku jadikan sebagai tempat rehat sejenak, banyak hal yang menarik dari tempat ini salah satunya banyak inspirasi yang bisa membuat semua ceritaku menjadi sebuah karya yang membuat orang sedih sesedih-sedihnya, juga membuat semua orang tertawa layaknya orang yang paling bahagia.
Prasangka serta perasaan kali itu beda, ada sebuah senyum yang melintas berlawanan arus dengan perasaan hambar dijiwaku. Walau tak ku kenal kau, kau sudah menjadi idola ku sejak itu..
Bisakah ku temukan DIA?

KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Break
Novela JuvenilKutipan Cerita Dari Cerita Mereka Yang Tak Dapat Bercerita