[1] 5-Berteduh : Revisi

408 28 1
                                    

"KESEL, kesel, kesel!"gumam Aulia.Sejak tadi mulutnya tak berhenti bergerutu. Sampai-sampai Nesya bergidik ngeri melihatnya.

"Lo kenapa sih, yot?"tanya Nesya sembari melihat rintik hujan yang tak kunjung reda. Mereka berdua sedang berada di halte yang tak jauh dari sekolahnya, ditambah masing-masing jemputan mereka belum juga datang, jadi, dengan terpaksa mereka menunggu di halte tersebut.

Tak lama, tiba-tiba saja seorang cowok yang memakai helm full face, seragam yang dibalut dengan jaket denim menghampiri mereka. Aulia dan Nesya sangat tahu betul, kalau cowok itu bernama Aldo, alias teman Erlang, yang tadi sempat beradu mulut dengan Nesya.

Aldo menduduki sebuah baku yang berada tak jauh dari Nesya, hanya melongkap satu bangku saja.

"Eh bangsat! Ngapain lo duduk disini??!"sahut Nesya.

Aldo menoleh. "Sopan amat lo sama kakel! Emangnya ngapa dah gue duduk sini? Ini itu tempat umum, mikir ogeb!!" Aldo membuka jaket Denimnya.

"Terserah gue dong! Mulut-mulut siapa?"balas Nesya tak mau kalah. Aulia tertawa kecil melihat perdebatan mereka. Lucu, fikirnya.

"Oh, pantes aja Erlang sebel sama lo, apalagi yang itu tuh!" Aldo menunjuk ke arah Aulia. Aulia yang ditunjuk, lantas terbelalak. Pasalnya sedari tadi Aulia hanya menggulum bibirnya, tapi ia tak menyangka bahwa Aldo masih mengungkit-ngungkit kejadian saat di kantin.

"KOK GUE??! KOK LO BAWA-BAWA GUE SIH?!"ujar Aulia ketus, seraya berjalan ke arah Aldo, lalu menjabak rambut kakak kelasnya itu tanpa ragu-ragu sedikitpun.

Aldo meringis kesakita. Sedangkan Nesya? Cewek berambut pirang itu hanya terkekeh, tanpa berniat melerai sedikit pun.

"Eh lo! Bantuin gue kenapa?! Malah ketawa! Sakit nih rambut gue!"rengek Aldo.

"Ogah deh,"jawab Nesya. Siapa juga yang berani melerai Macan saat sedang marah?

"BANGSAT–" Aldo menjeda ucapannya, saat tiba-tiba saja seorang cowok bertubuh jangkung, berkulit putih yang mulus, dengan rambut berwarna kecoklatan turun dari dalam mobilnya. Cowok itu Erlangga Alexandra Agatha, atau yang akrab disapa 'Erlang', 'Lang'. Entah tujuannya untuk apa cowok itu turun dari mobil, "eh, Lang! Erlaaangg! Bantuin gue dari jambakan maut macan nih!"teriak Aldo. Aulia semakin mengencangkan jambakannya saat mendengar perkataan Aldo ke Erlang.

Erlang mendekat ke arah cewek yang dimaksud temannya itu. Ternyata cewek yang tadi berdebat dengannya. Dan kini dia tahu, kalau cewek tersebut bernama Aulia.

"Lepasin temen gue!"seru Erlang.

"Ogah! Ka Aldonya duluan sih!!" jawab Aulia dan melanjutkan ketigatannya.

"Kasian, lo mau dipenjara? Gara-gara jambakin orang sampe palanya botak?" Aulia terdiam sejenak. Benar juga kata Erlang. Tak lama ia melepaskan jambakannya dengan kasar, sebagai penutup ia menoyol kepala Aldo hingga Aldo terbentur tiang pembantas, sebelum akhirnya ia menatap intens kakak kelasnya, Erlang, "Ngapain?"tanya Aulia.

"Kepo amat lo,"jawab Erlang, acuh tak acuh.

Erlang duduk di samping Aldo, yang diikuti oleh Aulia yang duduk di sampingnya. Erlang melihat tingkah cewek tersebut dengan ekspresi tak biasa. Pasalnya, saat dia berdiri, cewek itu ikut berdiri, saat dia kembali duduk, cewek itu juga kembali duduk.

"Lo kenapa sih?" tanyanya heran.

"Gabut," jawab Aulia singkat. Erlang mengangguk, lalu mengambil botol minumannya yang berada di dalam tas, dan meminum air mineral tersebut. Aulia ingin mengikuti Erlang, tapi ia sadar bahwa air mineralnya sudah habis sejak istirahat.

Aulia || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang